Dua peserta didik mempratikkan pengambilan video melalui gawainya. (Donny)


JOMBANG – Perkembangan dunia digital sudah sangat luas sekali. Jika tidak ada persiapan yang matang, maka kemajuan dalam memanfaatkan dunia digital akan menjadi jebakan yang menjerumuskan kepada hal negatif. Oleh karena itu, sejak dini harus dikenalkan dengan mahfum tentang segala seluk beluk kemajuan yang terjadi dalam dunia digital. Tak terkeculi sektor pendidikan yang sangat potensial dalam mempersiapkan generasi masa depan bangsa ini.

Itulah yang mendasari badan khusus yang menangani soal pendidikan dan kebudayaan dalam Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB) yakni UNESCO dalam melangsungkan program Learning for Empathy kepada sejumlah satuan pendidikan yang terpilih di Jawa Timur. Bekerjasama dengan Kantor Kementerian Agama Wilayah Jawa Timur dan Perkumpulan Inovasi Tangguh Indonesia (InTI). Salah satu yang terpilih adalah MTs Negeri 6 dan 17 Jombang.

Didalam pengembangan satuan pendidikan ramah anak ditekankan pada pembelajaran berbasis empati yang terintegrasi ke semua mata pelajaran.

Dijelaskan Asisten Program InTI, Moch. Lukman Hakim, M.H. prinsip dasar program Learning for Empathy memiliki tujuan membekali keterampilan peserta didik dalam literasi digital. Tak hanya sebatas teknis saja, melainkan secara keseluruhan substansinya sehingga peserta didik mampu memanfatkan gawai yang dimiliki sebagai penyebar gagasan mengenai perdamaian dunia, toleransi, hak asasi manusia, maupun kesetaraan gender.

Baca Juga: Nusantara: Ibu Kota Negara Baru 2024

Moch. Lukman Hakim menuturkan, “Nantinya peserta didik kelas VII sampai dengan XI dari MTs Negeri 6 dan 17 Jombang wajib menulis esai dengan tema bebas. Lantas dipilih 15 esai terbaik, kemudian berhak mengikuti pelatihan menulis kreatif dan pembuatan video melalui gawai.”

Para peserta didik mendiskusikan tema yang hendak diangkat melalui video pendek di Perpustakaan MTsN 6 Jombang. (Donny)

Barulah diberikan pendalaman mengenai pemahaman Learning for Empathy, kata lelaki yang kerap mengenakan peci hitam ini. Selanjutnya diminta menulis esai terkait tema tersebut dengan diikuti memvisualisasikannya. Tentunya masih ada kaitannya dengan toleransi, hak asasi manusia dan budaya lokal yang berkembang di lingkungannya.


Kepala MTsN 6 Jombang, Umi Mahmudah, M.Ed. (Donny)

Kepala MTs Negeri 6 Jombang, Umi Mahmudah, M.Ed. membeberkan terpilihnya satuan pendidikan yang dipimpinnya ada beberapa alasan sehingga menjadi percontohan. Diantaranya kemampuan berbahasa Inggris kepala satuan pendidikannya, mengembangkan satuan pendidikan ramah anak serta memiliki sertifikat pertukaran guru UNESCO di Jepang.


Asisten Program InTI, Moch. Lukman Hakim, M.H. saat memberikan pengarahan pada para peserta didik. (ist)

“Didalam pengembangan satuan pendidikan ramah anak ditekankan pada pembelajaran berbasis empati yang terintegrasi ke semua mata pelajaran. Sehingga seluruh civitas di MTs Negeri 6 dan 17 Jombang sudah menjadi satu melesap dalam keseharian sebuah gagasan perdamaian, keragaman budaya, hak asasi manusia di satuan pendidikan serta lingkungan masyarakat,” tutup Umi Mahmudah.

Reporter/Foto: Donny Darmawan/Istimewa

Lebih baru Lebih lama