Pada Rabu (5/1) proses revitalisasi Gardu Papak sudah mencapai 60%. (Rabithah)


JOMBANG – Gardu Papak sudah menjadi bagian dari landmark Kota Santri. Meskipun tak semegah Ringin Contong, namun dalam perjalanannya bangunan yang berada di Jalan KH. Hasyim Ashari atau masuk ke wilayah Dusun Parimono, Desa Plandi, Kabupaten Jombang ini menyisakan cerita kolonial masa lampau. Diantaranya menjadi saksi perkembangan transportasi masa itu karena Gardu Papak pernah difungsikan sebagai tempat pemberhentian (baca: halte) penumpang kereta api.

Dikatakan Kepala Dusun Parimono, Abdul Muis Rachman bahwa proyeksi revitalisasi Gardu Papak sendiri sudah direncanakan semenjak 2017. Dimulai dengan pembentukan Kelompok Masyarakat (Pokmas) Peduli Budaya yang terdiri dari perangkat desa serta warga. Selanjutnya koordinasi ke beberapa stakeholder yang ada kaitannya dengan tata ruang serta sejarah keberadaan Gardu Papak itu sendiri.

Diharapkan nantinya akan menjadi salah satu destinasi wisata baru di Jombang dan mampu mendongkrak perekonomian warga.

Abdul Muis Rachman mengutarakan, “Kami tak lupa melakukan koordinasi dengan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Jawa Timur, Dinas Lingkungan Hidup (DLH), Dinas Bina Marga, Dinas Perhubungan, Dinas Pengairan, PLN, dan Telkom Kabupaten Jombang. Hal itu dikarenakan letak Gardu Papak sendiri menyangkut jangkauan kerja Organisasi Perangkat Daerah maupun Badan Usaha Milik Negara tersebut. Selanjutnya perizinan, penelitian, dan menyusun kesiapan anggaran sehingga baru dapat di mulai pembangunannya pada November 2021.”

Baca Juga: KKG PAI Kecamatan Peterongan Praktik Perawatan Jenazah

Bahkan untuk desainnya pun mengalami beberapa kali perubahan, tegas Abdul Muis Rachman. Semula mengangkat tokoh kesenian asli Jombang yakni Besutan dengan dilengkapi Gapura Kerajaan Majapahit. Namun setelah koordinasi dengan BPCB Jawa Timur dan DLH Kabupaten Jombang harus ada perubahan karena lebih tepat menggunakan gapura gaya kolonial sesuai dengan representasi keberadaan Gardu Papak itu sendiri.

Desain Gardu Papak dari perspektif samping. (ist)

Kepala Desa Plandi, Drs. Dwi Prayitno pun menyetujui perubahan tersebut karena memang mengacu dengan berdirinya Gardu Papak pada tahun 1900-an sesuai era kolonian saat itu. Sehingga tak ada perubahan mendasar dari bentuk Gardu Papak itu sendiri, hanya memperkokoh fondasi dan memperindah bagian sekitarnya.

Kepala Desa Plandi, Drs. Dwi Priyanto (Kanan) bersama Kepala Dusun Parimono, Abdul Muis Rachman (Kiri). (Rabithah)

“Diantaranya nanti akan ditambahkan ornamen Besut dan papan informasi mengenai Gardu Papak. Anggaran telah disiapkan sebesar Rp 230.000.000 dari dana hibah Jaringan Aspirasi Masyarakat,” ungkap Dwi Prayitno.

Desain Gardu Papak beserta gapura perspektif atas. (ist)

Hingga Rabu (5/1) pembangunan telah mencapai 60%, diharapkan pada awal Februari 2022 sudah rampung pengerjaannya, imbuh Dwi Prayitno. Diharapkan nantinya akan menjadi salah satu destinasi wisata baru di Jombang dan mampu mendongkrak perekonomian warga. Semua warga pun akan dilibatkan baik dari pengawasan dan perawatan. Misalkan saja terkait pengelolaan parkir, tempat berjualan dan kebersihan.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma/Istimewa

Lebih baru Lebih lama