Kegiatan Sanggar Seni Edelweis, peserta didik membentuk styrofoam untuk menancapkan karangan bunga. (ist)


MOJOAGUNG – Satuan pendidikan menjadi wadah dalam mengembangkan segenap potensi yang dimiliki oleh peserta didik. Terlebih ketika sudah memiliki fasilitas pendukungnya. Pastinya akan lebih mudah dalam mewadahi potensi yang ada. Selaiknya yang terjadi di SMP Negeri 1 Mojoagung, usai mendirikan Sanggar Seni Edelweis berhasil menampung kemampuan peserta didik dalam aktivitas merangkai bunga sebagai stimulus kegiatan awal.

Diakui Kepala SMP Negeri 1 Mojoagung, Muchamad Shokhi, S.Pd., M.Pd. meski terbilang masih seumur jagung, lantaran baru satu tahun terakhir berdiri. Ternyata mendapatkan respon yang baik dari peserta didik yang berbondong-bondong berkeinginan mengikuti pengembangan berkesenian pada khususnya.

Meski terlihat sederhana namun teknik Ikebana membutuhkan sentuhan tangan yang luwes dan rajin.

“Olah karenanya, saya tidak menolak ketika ditawari gagasan ini oleh para guru Bahasa Indonesia. Selain tercetus dari hasil pembelajaran, pengalaman yang sudah dimiliki menjadi modal kuat. Malah meminta langsung mengkonsepnya dengan lebih matang dan membuat proposal untuk kebutuhan anggarannya,” jelas Muchamad Shokhi.

Baca Juga: Oh Emak

Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Mojoagung, Esa Wahyu Setyo Linggar, S.Pd. yang didapuk membina Sanggar Seni Edelweis menjelaskan bahwa kegiatan merangkai bunga menggunakan teknik yang berasal dari Jepang yaitu Ikebana. Hal ini dilandasi selaian pengetahuan yang telah dimiliki pembina, juga tingkat kesulitan tergolong sederhana tetapi hasilnya menakjubkan yaitu terlihat sangat menyerupai bunga sebenarnya.

Kepala SMP Negeri 1 Mojoagung, Muchamad Shokhi, S.Pd., M.Pd. (Rabithah)

Esa Wahyu Setyo Linggar mengurai, “Meski terlihat sederhana namun teknik Ikebana membutuhkan sentuhan tangan yang luwes dan rajin. Diawali dengan menyediakan bahan yang terdiri dari kawat, lem tembak, styrofoam, bunga asli maupun plastik, lalu kegiatan merangkai lebih kurang dua jam guna menghasilkan satu karya. Namun selain menggunakan bunga asli atau plastik yang sudah jadi, peserta didik dapat membuat bunga sendiri dari latex yang juga di impor dari Negeri Sakura.”

Setelah membentuk styrofoam, peserta didik mengelemnya pada vas bunga. (ist)

Setelah peserta didik memiliki pengetahuan terkait jenis dan teknik dasar dalam Ikebana, mereka dapat dibebaskan untuk berimprovisasi dalam merangkai bunga. Agar semakin luwes merangkai bunga, peserta didik setidaknya harus menuntaskan delapan kali pertemuan.

Kepala beserta seluruh guru dan staf SMP Negeri 1 Mojoagung. (Rabithah)

Ditutup oleh Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Mojoagung lain yang juga terlibat, Akrumanik, S.Pd., M.Pd. mengatakan bahwa saat ini terdapat enam peserta didik yang terbilang lulus seleksi teknik dasar Ikebana. Mereka berlatih satu minggu sekali dengan durasi dua jam di setiap sesinya. Kedepannya, selain akan mengikuti pelbagai perlombaan juga akan mengembangkan di sektor kewirausahaan, semisal ikut serta dalam pameran atau bazar.¾ rabitha maha

Profil SMP Negeri 1 Mojoagung

Tahun berdiri : 1964

Jumlah Guru dan Staf : 61

Jumlah Peserta Didik : 859

Ekstrakurikuler : PMR, Paskibra, Sanggar Seni, Karawitan, Silat, Karate, Basket, Voli, Sepak

bola, Teater, Seni Tari, Paduan Suara, Banjari, MTQ, Tahfiz, dan Olimpiade Sains.

Lebih baru Lebih lama