Bis sebelum berangkat dan masih di Terminal Ploso. (Donny)


JOMBANG – Sekarang ini kebutuhan akan moda transportasi umum tidaklah sama seperti dahulu. Hampir sebagian besar masyarakat telah memiliki kendaraan pribadi yang dianggap lebih simpel dan efektif dalam melakukan perjalanan. Sehingga tak mengherankan banyak akutan desa yang berguguran, demikian pula dengan Terminal Kepuhsari Jombang terasa sangat lengang sekali.

Namun berbeda bagi masyarakat yang berada di daerah pinggiran/pedalaman sepertihalnya di wilayah Utara Sungai Brantas. Moda transportasi umum sebagai penghubung aktivitas sangat dibutuhkan, terutama untuk bekerja di daerah sentra ekonomi. Oleh karena itulah, Kementerian Perhubungan Republik Indonesia melalui Dinas Perhubungan (Dishub) Kabupaten Jombang mulai tahun 2022 menetapkan Jaringan Trayek Angkutan Jalan Printis untuk tiga kecamatan yakni Kecamatan Ploso, Plandaan, dan Kabuh. Setelah sebelumnya terlebih dahulu mendeklarasikan program serupa di Kecamatan Mojoagung dan Wonosalam.

Kepala Bidang Angkutan Dishub Kabupaten Jombang, Tony Prasetyo, S.T., M.Si. ketika ditemui di ruang kerjanya pada Kamis (10/2) menjelaskan latarbelakang penyediaan jasa angkutan printis ini memang mengakomodir kebutuhan mobilitas masyarakat pinggiran dari pusat kota. Selain itu diharapkan semakin menggerakan roda perekonomian masyarakat yang sebagian besar bekerja di sektor swasta sebagai pedagang di pasar tradisional.

Sehubungan dengan adanya angkutan perintis ini, masyarakat bisa lebih menghemat ongkos apabila ingin ke luar Desa Marmoyo atau Kecamatan Kabuh. Seraya menikmati fasilitas yang nyaman dan aman, praktis cukup membantu masyarakat kami atas akses transportasi umum.

“Tarifnya sangat terjangkau. Untuk anak-anak cukup membayar Rp 2.000, sedangkan dewasa Rp 5.000 guna ke semua jurusan yang dikehendaki. Rutenya berawal dari Terminal Ploso, RSUD Ploso, Kecamatan Plandaan, Desa Marmoyo, dan Desa Tanjung Wadungd I Kecamatan Kabuh kemudian kembali lagi. Waktu opreasinya dari pukul 07.00 WIB hingga 15.00 WIB,” terang Tony Prasetyo.

Baca Juga: KB Hasyim Ashari Jogoroto Anjangsana Rekatkan Kebersamaan

Besaran tarif tersebut juga telah disubsidi oleh pemerintah pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), dan ditetapkan oleh Balai Pengelola Transportasi Darat (BPTD) Provinsi Jawa Timur selaku Unit Pelaksana Teknis yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur Jenderal Perhubungan Darat, termasuk keuntungan dari Trayek Jalur Perintis ini. Sehingga posisi Dishub Kabupaten Jombang hanya sebagai penyedia fasilitas bagi para tenaga pelaksana angkutan jalur perintis ini, mulai dari akomodasi dan tempat beristirahat para sopir, dan besaran anggarannya ada di BPTD.

Kepala Bidang Angkutan Dishub Kabupaten Jombang, Tony Prasetyo, S.T., M.Si. (Donny)

Tony Prasetyo yang sempat menjabat sebagai Camat Wonosalam ini mengungkapkan, “Jenis bus berpenumpang 28 orang ini telah dilengkapi AC dan kursi duduk yang nyaman. Meski mendapat subsidi, keamanan serta kenyamanan masyarakat tetap kami kedepankan, sebab telah menjadi komitmen bersama dengan BPTD dan Djawatan Angkoetan Motor Republik Indonesia (Damri). Apabila masyarakat antusias maka jam operasional trayek perintis ini bisa ditambah. Sebaliknya jika jam operasional tidak sampai malam maka memungkinkan untuk menambah unit bus.”

Kondisi Bis yang dipotret dari sudut bangku belakang. (Donny)

Dihubungi terpisah via WhatsApp, Camat Kabuh, Anjik Eko Saputro, S.H., M.Si. mengaku turut senang dan mendukung dengan adanya angkutan jalur perintis yang melewatinya beberapa desa di wilayahnya. Khususnya Desa Marmoyo yang memang berada jauh di ujung Kecamatan Kabuh.

Para penumpang yang menunggu dan naik dari Balai Desa Marmoyo. (Donny)

“Sehubungan dengan adanya angkutan perintis ini, masyarakat bisa lebih menghemat ongkos apabila ingin ke luar Desa Marmoyo atau Kecamatan Kabuh. Seraya menikmati fasilitas yang nyaman dan aman, praktis cukup membantu masyarakat kami atas akses transportasi umum,” papar Anjik Eko Saputro.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama