Ilustrasi peserta didik sedang melakukan pembelajaran daring. (ist)


Lilis Nurul Hidjrijawati, S.Pd.*

Menjadi seorang guru banyak sekali tantangan yang harus hadapi dalam melaksanakan tugas sebagai ujung tombak pembelajaran. Terlebih di situasi yang begitu cepat terjadi perubahan, guru harus mampu mengikuti perkembangan teknologi.

Pemanfaatan teknologi mutlak harus dilakukan karena hampir dua tahun ini pembelajaran dilaksanakan secara daring, mau tidak mau guru harus selalu memperbarui kemampuan penguasaan teknologinya. Seperti halnya kegiatan webinar untuk memperbarui kompetensi mengenai model-model pembelajaran di masa pandemi, maupun tentang pemanfaatan teknologi dalam pembelajaran terkini.

Di masa sebelum pandemi pemanfaatan teknologi tidaklah begitu dipakai dalam pembelajaran. Akan tetapi tiba di masa pandemi semuanya berubah, proses pembelajaran harus dilakukan secara digital. Mau tidak mau guru dituntut untuk selalu belajar dan belajar.

Selain perubahan model pembelajaran, perubahan lain yang nampak ialah perubahan karakter peserta didik juga sangat signifikan saat ini. Hampir sebagian besar peserta didik menjadi santai dan mager, malas gerak ketika pembelajaran daring. Bahkan yang lebih ekstrim lagi para guru harus membangunkan mereka terlebih dahulu sebelum pembelajaran berlangsung.

Pembelajaran daring menggunakan medium komik ini menjadi buah pengalaman yang menyenangkan. Ditambah lagi peserta didik cukup antusias sewaktu mendapat tugas untuk mengunggah hasil komiknya dan pembelajaran ke sosial media mereka masing-masing.

Banyak yang beranggapan belajar daring enak karena bisa sambil tidur atau melakukan aktivitas yang lainnya. Atau juga muncul anggapan bahwa belajar daring itu santai serta tidak terbebani tugas semacamnya. Dibalik anggapan tersebut, juga terselip perjuangan guru tatkala menghadapi pelbagai gangguan pembelajaran daring.

Tak bisa ditampik bahwa pembelajaran daring ini membutuhkan biaya yang lebih untuk penggunaan internet. Oleh karena itu guru-guru tidak bisa berlama-lama ketika mengadakan Zoom Meeting, Goggle Meet atau platform digital yang lain, karena tidak semua orangtua mampu membelikan paket data yang berlebih. Belum lagi ketika jaringan internet terganggu, sehingga guru harus sering mengulang-ulang dalam memberikan materi.

Baca Juga: Himpaudi Kabupaten Jombang Torehkan Penghargaan dalam HSC 2022

Belajar dari kondisi tersebut, maka tugas guru saat menghadapi pembelajaran daring ialah menghidupkan suasana belajar yang nyaman sehingga peserta didik dapat memahami materi yang diajarkan dengan mudah. Terdapat pelbagai metode dan media belajar juga yang dapat digunakan oleh para guru. Contohnya, pada mata pelajaran Bahasa Jerman, materi pembelajaran kosakata bias di berikan dengan menggunakan :

· Model Magic Touch : yaitu Model Pembelajaran Kosakata dengan Teknik Permainan Magic Touch. Kosakata yang dibahas dalam penelitian ini adalah nomina. Dalam pembelajaran Bahasa Jerman, peserta didik sering mengalami kesulitan dalam mengingat nomina beserta kata sandangnya di mana setiap nomina memiliki kata sandangnya masing-masing. Di samping itu, peserta didik harus mengetahui bentuk jamak dari setiap nomina peserta didik diminta menggambil satu benda yang ada dalam kotak dan menyebutkan nama benda tersebut.

· Pembelajaran menggunakan lagu pun sangat menarik untuk peserta didik. Kita bisa menggunakan lagu rumpang untuk melatihkan konjugasi kata kerja atau mengurutkan lirik lagu yang diperdengarkan.

· Ketika pembelajaran keterampilan berbicara guru membuat media pembelajaran yaitu Kertas Bicara. Bentuknya, cukup sederhana yakni terbuat dari kertas buffalo, kemudian di dalamnya tertulis data/info singkat tentang nama, asal, tempat tinggal, umur dan pekerjaan. Lantas, setiap anak memegang satu potongan kertas, dan peserta didik harus mencari satu teman untuk diajak dialog.

Hal menarik lainnya, guru dapat menggunakan media komik. Sebab, hampir semua peserta didik familiar dengan komik. Sehingga guru mesti yakin anak-anak akan dapat mengikuti pembelajaran dengan baik.

Adapun tahapannya untuk membuat media pembelajaran berupa komik, guru merencanakan berapa strip komik yang akan buat, selanjutnya menulis kalimat apa saja yang akan muncul dalam komik tersebut dan disesuaikan dengan gambar yang telah terkumpul.

Setelahnya, skenario pembelajaran sudah tersusun. Langkah-langkah apa yang akan dilakukan dalam pembelajaran juga telah tercatat. Lalu tinggal bagian komik dipotong-potong tiap stripnya sesuai langkah pembelajaran yang akan diterapkan.

Pada hasil akhirnya, menuju ke praktik perlu dibuatkan file khusus tentang pembelajaran menggunakan media komik ini. Tentunya tak lupa untuk menyiapkan tautan Google Meet untu dibagikan ke grup WhatsApp peserta didik.

Lima menit sebelum pembelajaran tautan tersebut sudah terbagikan. Pembelajaran daring pun dimulai, dan berlangsung selama 30 menit. Otomatis penyampaian materi yang ringkas, sederhana nan mengena harus memperhitungkan waktu dengan tepat.

Pembelajaran daring menggunakan medium komik ini menjadi buah pengalaman yang menyenangkan. Ditambah lagi peserta didik cukup antusias sewaktu mendapat tugas untuk mengunggah hasil komiknya dan pembelajaran ke sosial media mereka masing-masing.

*) Guru SMA Negeri 1 Jombang

Lebih baru Lebih lama