Ilustrasi peserta didik melaksanakan pembelajaran. (ist)


Achmad Fathoni, S.Pd.SD *

Kementerian Pendidikan, Kubudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) RI telah mencanangkan kurikulum baru di tahun 2022 ini. Kebijakan ini didasarkan pada kondisi pendidikan di Indonesia pada masa pandemi dalam dua tahun terakhir mengharuskan adanya penyesuaian strategi untuk mengatasi kehilangan pembelajaran (learning loss). The Education and Development Forum (2020) mengartikan bahwa learning loss adalah situasi yang menunjukkan peserta didik kehilangan keterampilan baik umum atau khusus atau kemunduran secara akademis yang terjadi karena tidak berlangsungnya proses pendidikan.

Kurikulum Prototipe 2022 juga dapat dikatakan sebagai kurilulum paradigma baru di dunia pendidikan. Kurikulum ini dipersiapkan mengacu pada tujuan Sekolah Penggerak, untuk itu mulai digalakkan sedari dini bertepatan dengan misi pemulihan pembelajaran akibat pandemi.

Oleh karena itu, pihak terkait melakukan evaluasi yang dilakukan oleh Badan Strandar Kurikulum dan Asesmen Pendidikan (BSKAP) menunjukkan bahwa satuan pendidikan yang menerapkan kurikulum darurat lebih maju empat sampai lima bulan belajar daripada yang menerapkan kurikulum 2013 secara penuh. Berdasarkan hal tersebut, pada tahun 2022 Kemendikbudristek akan menambah jangkauan penerapan kurikulum dengan paradigma baru yaitu Kurikulum Prototipe.

Selayang Pandang Kurikulum Prototipe

Konon pada akhir tahun 2021, kurikulum ini sudah diterapkan secara terbatas pada kelas tertenntu pada sekitar 2.500 satuan pendidikan yang terkategori sekolah penggerak. Mulai dari jenjang pendidikan SD, SMP, hingga SMA serta SMK Pusat Keunggualan. Pihak Kemendikbudristek RI tidak mengklaim bahwa kurikulum Prototipe ini sebagai kurikulum baru, namun sebagai penyempurna kurikulum 2013. Kurikulum Prototipe ini ditawarkan sebagai alternatif atau pilihan acuan pembelajaran bagi satuan pendidikan untuk melakukan pemulihan pembelajaran selama tahun 2022 hingga 2024. Kebijakan kurikulum nasional akan dikaji ulang pada tahun 2024 berdasarkan evaluasi selama masa pemulihan pembelajaran pasca pandemi. Sedangkan dalam pelaksanaannya satuan pendidikan diberi ruang untuk memilih menerapkan Kurikulum 2013, Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan), dan kurikulum prototipe.

Baca Juga: TK Tunas Harapan Bareng Pembiasaan Keagamaan Mewujudkan Akhlak Mulia

Berdasarkan dialog merdeka belajar edisi ke-20 yang disampaikan Mendikbudristek RI bahwa, “Target kita tahun ini 2.500 satuan pendidikan, tahun kedua 10.000 satuan pendidikan, tahun ketiga 20.000 satuan pendidikan, tahun keempat 40.000 satuan pendidikan, dan di tahun-tahun berikutnya 100 persen akan menjadi sekolah penggerak (kemendibud.go.id). Hal ini membuat satuan pendidikan akan ditargetkan mengubah kurikulumnya dengan kurikulum Prototipe. Informasi terbaru yang dirilis Kemendikbudristek RI kurikulum tersebut diberi nama baru yaitu “Kurikulum Merdeka”.

Mengutip Majalah Suara Pendidikan Edisi 113/TH. IX-Januari 2022 hal. 13 dijelaskan bahwa Kurikulum Prototipe 2022 juga dapat dikatakan sebagai kurilulum paradigma baru di dunia pendidikan. Kurikulum ini dipersiapkan mengacu pada tujuan Sekolah Penggerak, untuk itu mulai digalakkan sedari dini bertepatan dengan misi pemulihan pembelajaran akibat pandemi. Pada jenjang PAUD menekankan kembali bahwa kegiatan bermain merupakan proses belajar yang utama lantaran merupakan fase pondasi guna meningkatkan kesiapan bersekolah. Penguatan literasi dasar dan penanaman karakter melalui kegiatan bermain dan belajar menggunakan buku bacaan anak. Sedangkan untuk pembelajaran proyek dilakukan pada kegiatan perayaan hari besar dan tradisi lokal.

Pada jenjang SD, pemahaman holistik menjadi dasar karakteristik Kurikulum Prototipe 2022. Hal ini mencakup Mata Pelajaran (Mapel) IPA dan IPS digabungkan sebagai Mapel Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS), integrasi berpikir komputasional dalam Mapel Bahasa Indonesia, Matematika adan IPAS, serta Bahasa Inggris sebagai Mapel pilihan. Pembelajaran proyek dilaksanakan minimal dua kali dalam satu tahun pembelajaran. Pemilihan tema proyek harus disesuaikan dengan profil pelajar pancasila, seperti bangunlah jiwa raga, Bhinneka Tunggal Ika, gaya hidup berkelanjutan, serta kearifan lokal. Tak ketinggalan penguatan dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan dan berakhlak mulia. Sedangkan pada jenjang SMP, Kurikulum Prototipe menekankan pada dua aspek yaitu Mapel Informatika yang sebelumnya hanya berupa bimbingan, kini menjadi pembelajaran wajib. Selanjutnya yaitu pembelajaran berbasis proyek yang dilakukan minimal tiga kali dalam satu tahun pembelajaran.

Pendekatan Paradigmatik


Dalam mengimplementasikan kurikulum yang ada, maka dibutuhkan pendekatan-pendekatan yang tepat agar sejalan dengan tujuan pendidikan nasional. Pertama, pendekatan spiritualitas (spirituality approach). Tentu aspek agama menjadi salah satu faktor pertama dan utama. Apalagi dalam konstitusi negara kita, baik dalam UUD 1945 maupun undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menjelaskan secara eksplisit bahwa agama merupakan unsur integral di dalam pendidikan nasional. Sehingga jika ada upaya menjauhkan faktor agama dalam penyusunan kurikulum, tentu hal itu sangat kontraproduktif dengan tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam konstitusi negara.

Peningkatan peran agama/spiritualitas dalam pembangunan bidang pendidikan di negara kita sangatlah urgen dan mendesak. Hal itu didasarkan problem yang sedang melingkupi dunia pendidikan saat ini. Potret buram pendidikan saat ini bisa dilihat dari beberapa hal, khususnya terkait maraknya dekadensi moral dan rusaknya kepribadian yang menerpa para peserta didik kita.

Kedua, pendekatan komprehensif (Comprehensive approach). Dalam penerapan dan implementasi kurikulum, maka peserta didik akan diberikan ilmu pengetahuan yang berguna untuk kehidupan mereka. Baik ilmu pengetahuan yang bersifat umum, semisal: matematika, biologi, fisika, kimia, geografi, dan lain-lain. Juga ilmu-ilmu terapan semisal: ilmu teknik dan engineering, farmasi, ilmu komputer, dan lain-lain. Selain itu peserta didik juga dibekali ilmu-ilmu yang terkait spiritulaitas atau ilmu agama. Untuk itu perlu penguatan dalam pembelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Muatan Lokal Keagaman, serta Pendidikan Diniyah.

Semua pihak pasti berharap dengan adanya kurikulum baru ini, akan memperbaiki semua komponen yang terkait. Terutama sekali yang menyangkut output (lulusan) dari setiap satuan pendidikan, agar setiap lulusan mempunyai daya intektulitas yang baik, mampu menyelesaikan persoalan hidupnya, mempunyai kepribadian yang baik, dan bisa menggangkat harkat dan martabat sebagai sebuah bangsa yang mempunyai peradaban yang tinggi. Karena Negara kita ini dikenal dengan sebutan religius national state (negara bangsa yang religius).

Ketiga, pendekatan Sumber Daya Manusia (Human Resourses Approach). Hakikat tujuan pendidikan yang berbasis spiritualitas adalah untuk membangun kepribadian yang baik serta penguasaan ilmu kehidupan seperti matematika, sain, teknologi terapan bagi peserta didik yang kokoh keyakinan agamanya dan mendalam dalam pemikirannya. Pengaruhnya (out come) adalah keterikatan peserta didik terhadap aturan-aturan agamanya (bertakwa). Dampaknya (impact) pada peserta didik adalah peserta didik akan memberikan pengaruh yang baik bagi lingkungan.

Dari segi peserta didik yang merupakan objek penerapan kurikulum di satuan pendidikan, maka peserta didik harus dilatih dan dibiasakan berpikir yang benar, bukan sekedar bisa berpikir. Melainkan memahami fakta dengan benar, kemudian mengaitkan dengan informasi sebelumnya (al-ma’lumah as-sabiqah). Sementara informasi sebelumnya juga harus benar yaitu sejalan (inline) dengan kaidah-kaidah atau nilai-nilai kehidupan yang berasal dari agamanya. Misal, Jika peserta didik tersebut beragama Islam, maka kaidah-kaidah dan nilai-nilai Keislaman harus dijadikan parameter dalam proses berpikir yang benar, yang akan melahirkan perilaku dan sikap yang benar pula. Itulah esensi pendidikan yang berbasis spiritulitas. Wallahu a’lam.

*) Peserta Diklat CKS Kabupaten Jombang Tahun 2021

Lebih baru Lebih lama