Anak didik saat memasukkan uang koin kedalam tabungan botol. (Donny)

DIWEK – Pendidikan karakter dewasa ini cukup penting ditanamkan. Selain sebagai pondasi dasar seorang insan, karakter juga akan membantu dalam beradaptasi dalam situasi maupun kondisi yang berbeda-beda. Oleh karenanya, pendidikan karakter harus dituangkan sejak anak usia dini.

Metodenya pun tentu tak sama seperti mengajari mereka yang sudah memiliki pola pemikir dan memahami maksud cukup dengan sekali ujaran. Pada anak usia dini dibutuhkan sentuhan berbeda yang lebih mengena dan seakan membuat mereka serasa hanya melakukan permainan belaka. Padahal sebenarnya mereka sedang belajar dan mendalami pendidikan karakter tersebut.

Semakin menambah semangat anak didik, dibuatlah botol tabungan dari botol bekas. Sehingga secara langsung anak didik dapat menyaksikan sendiri hasil tabungannya. 

Praktik membeli jajan di kelas. (Donny)

KB Ar-Rohim Diwek pun melakukan pengenalan serta penguatan pendidikan karakter dengan cara yang sederhana seperti anak didik lakukan di kesehariannya. Melalui literasi baca tulis dan finansial, mencoba perlahan melesapkan pendidikan karakter kepada anak didik yang masih penuh orientasinya dengan bermain.

Kepala KB Ar-Rohim Diwek, Anik Ulfah, S.Psi. menjelaskan melalui dua bentuk literasi tersebut, bisa ditorehkan dalam aplikasi secara nyata dalam perbuatan sehari-hari. Misalkan saja pada literasi baca tulis, anak didik diminta menirukan ucapan huruf-huruf dengan lantang dan rutin. Praktis dengan sendirinya akan terekam dengan baik diingatannya tanpa harus menghafal sebelumnuya.

Dwi Astutik ketika bermain mencampur warna bersama anak didik. (Donny)

“Tak ketinggalan dilengkapi dengan contoh bentuk hurufnya. Bahkan anak didik bisa diajak menyusun kata melalui huruf dengan benda-benda disekitarnya. Contohnya lewat batu, kelereng, sepatu, dan lain sebagainya,” jelas Anik Ulfah.


Sedangkan literasi finansial mengajak anak didik menabung dengan uang koin Rp 500 hingga Rp 1.000 kemudian dibagi menjadi tiga jenis tabungan. Pertama tabungan sedekah, kedua kebutuhan anak didik, dan ketiga kebutuhan satuan pendidikan.

Anik Ulfah mengenalkan huruf pada anak didik melalui permainan menyusun batu. (Donny)

Guru Kelompok B, KB Ar-Rohim Diwek, Dwi Astutik, S.Psi. menuturkan agar semakin menambah semangat anak didik, dibuatlah botol tabungan dari botol bekas. Sehingga secara langsung anak didik dapat menyaksikan sendiri hasil tabungannya.

Dwi Astutik menceritakan, “Motivasi anak didik akan bertambah, ketika melihat hasil tabungannya. Apalagi ketika mengetahui hasil tabungan temannya yang mungkin jauh lebih banyak. Namun disamping itu, pendidikan akan kepedulian dan berbagi terhadap sesama tertanam dalam benak mereka.”

Reporter/Foto: Donny Darmawan
Lebih baru Lebih lama