Peserta didik melaksanakan belajar kelompok. (ist)


Mahsunah, S.Ag., M.PdI*

Di tengah merebaknya sekolah-sekolah baik umum maupun swasta yang berlabel unggulan dan bahkan internasional di berbagai jenjang, mulai dari tingkat TK/RA, SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA. Semua itu efek dari globalisasi, yang menuntut dunia pendidikan bersinergi dengan berbagai perubahan melalui rekayasa menejemen pendidikan dengan tetap memegang citra diri bangsa, dan menjadi sebuah tantangan yang tidak bisa dianggap ringan.

Dalam menghadapi tantangan tersebut, sekolah harus kompetitif dan produktif, melakukan lompatan inovasi, membuat terobosan-terobosan dan berani berfikir acak dan terbalik di luar kebiasaan (out of the box) , sehingga lahirlah ide-ide baru yang dinamis dan solutif.

Sebagaimana yang disampaikan oleh Ibu Nyai Hj. Afifa Samsun Zulfikar, SS, MSc. pada momentum penutupan Raker di SD Plus Darul Ulum pada tanggal 30 Juni 2021, beliau adalah salah satu penanggung jawab SD Plus Darul Ulum. Selain sebagai penanggung jawab beliau juga seorang Pemangku Pondok Pesantren As-Saidiyah yang berlokasi di Rejoso. Meskipun beliau berkecimpung di dunia pesantren, tapi pemikiran-pemikiran beliau lebih moderen dan ide-ide kreatifnya rasionalis sistematis. Mungkin semua itu karena dilatarbelakangi oleh pendidikan beliau dari S1 di Universitas Indonesia, S2 di Sheffield Hallam University, Inggris dan saat ini beliau sedang on going S3 di Unesa jurusan Manajemen Pendidikan.

Definisi sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki pengelolaan sistematis, mampu memberdayakan setiap komponen penting yang ada dalam sekolah.

Menurut beliau, peningkatan kualitas pendidikan itu sendiri sebuah keniscayaan yang harus dilakukan di dunia pendidikan. Dan untuk menghadapi tantangan pendidikan era globalisasi yang relevan saat ini adalah menerapkan manajemen sekolah efektif. Istilah sekolah efektif (Effective School) di Indonesia diperkirakan mulai familier sekitar tahun 90-an.

Pentingnya pemahaman terhadap keefektifan sekolah tidak saja dalam kaitan dengan meningkatkan mutu pendidikan tetapi juga sejalan dengan kebijakan nasional yaitu sentralisasi dan desentralisasi pendidikan dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah, sehingga diperlukan keseimbangan antara dua polarisasi, yakni kebijakan-kebijakan yang ditetapkan secara sentral dan dukungan dari upaya-upaya peningkatan sekolah yang dikembangkan secara lokal.

Lalu, apa karakteristik sekolah efektif?


Creers (1996) menyatakan, karakter sekolah efektif menurut generasi pertama yaitu sekolah yang menitik beratkan pada kepemimpinan edukasional yang kuat, harapan tinggi pada prestasi peserta didik, penekanan pada kemampuan dasar, iklim yang positif dan evaluasi kemajuan peserta didik yang berkelanjutan.

Baca Juga: Sapu Estetik dari Botol Plastik

Sedangkan menurut generasi kedua, dari hasil penelitian terhadap 2000 peserta didik dari 50 sekolah di london, Mortimore, et.al (1988), mendefinisikan karakteristik sebuah sekolah efektif yaitu kepemimpinan yang kuat, melibatkan wakil kepala sekolah dalam mengambil keputusan, konsistensi guru dalam menerapkan pendekatan pengajaran yang menantang intelektualitas, lingkungan yang kondusif, prosedur rekam jejak yang terperinci dan partisipasi orang tua yang tinggi pada sekolah.

Dari pernyataan kedua generasi tersebut dapat penulis simpulkan, bahwa definisi sekolah efektif adalah sekolah yang memiliki pengelolaan sistematis, mampu memberdayakan setiap komponen penting yang ada dalam sekolah, mengutamakan transparansi dan akuntabel dalam rangka pencapaian visi, misi serta tujuan sekolah secara efektif dan efesien.

Mahsunah, S.Ag., M.PdI

Selanjutnya, Ibu Afifa menekankan tiga kunci utama dalam mendukung manajemen sekolah efektif (the key to effective school management) adalah:

Kepemimpinan Efektif


Kepala sekolah sebagai salah satu figur (key person) dalam mewujudkan visi, misi dan tujuan sekolah, maka yang dibutuhkan adalah sosok pemimpin yang visioner, transformatif, inovatif dan moralis yang bisa memprediksi perubahan masa depan, menyesuaikan kemajuan zaman dan memberikan keteladanan yang baik dalam proses perubahan. Jika kepemimpinan kepala sekolah kuat akan sangat berpengaruh pada terwujudnya sekolah yang efektif.

Budaya Tim Sekolah Efektif

Budaya sekolah adalah seluruh pengalaman psikologis stakeholder (sosial, emosional dan intelektual) yang diserap oleh mereka selama berada dalam lingkungan sekolah.

Budaya tim yang merupakan pergeseran dari budaya kekuasaan adalah fitur yang penting dalam pengembangan sekolah efektif (handy 1988). Budaya kekuasaan adalah konsep masa lalu yang sudah tidak memadai diterapkan di era globalisasi ini, di mana kekuasaan tidak menyebar sesuai mekanisme organisasi, melainkan berada di tangan satu orang. Sentralisme bisa berujung kepada otorisasi seorang pemimpin, dan otoriter akan mematikan potensi, idialisme, dan menyulut ketegangan internal serta guncangan yang kontraproduktif bagi lembaga.

Untuk mendukung terselenggaranya sekolah efektif, maka diperlukan reformasi budaya kekuasaan menjadi budaya tim. Dalam budaya tim, menganut azaz kolaboratif dalam pengembangan struktur kolaboratif membangun visi, misi dan tujuan sekolah dilakukan oleh Tim .

Tim bekerja sama menyelesaikan masalah lintas devisi, dan staf bisa menjadi kontributor dalam mendukung pelaksanaan program-program sekolah dengan baik, sehingga terciptalah kebiasaan-kebiasaan yang positif terhadap sikap dan perilaku warga sekolah dalam rangka meningkatkan keefektifan sekolah.

Manajemen Mutu Sekolah


Manajemen mutu sekolah mencakup 3 hal yaitu :

1. Pengendalian mutu (Quality Control/QC),

Quality control merupakan suatu sistem untuk mendeteksi terjadinya penyimpangan kualitas output yang tidak sesuai dengan standar.

Pengendalian mutu (quality control) berada setelah proses. Dalam dunia pendidikan, ini sering terjadi ketika inspeksi eksternal. QC memungkinkan sekolah untuk memperbaiki kekurangan, namun kelemahannya adalah adanya implikasi model manajemen top-down yang akan mengurangi tanggung jawab orang yang langsung terlibat di sekolah.

2. Penjaminan mutu (Quality Assurance/QA)

Penjaminan mutu (quality assurance) berada sebelum dan selama proses. Ini bertujuan untuk mencegah kesalahan dengan meletakkan standard kinerja yang jelas dalam perencanaan yang mana semua yang bertanggung jawab terlibat di dalamnya. Kekurangannya adalah manajemen menjadi berpuas diri dan menggunakan standar yang sama betahun-tahun karena berhasil di masa lalu.

3. Manajemen mutu total (Total Quality Management/TQM)

Total Quality Management (TQM) merupakan salah satu kunci keberhasilan untuk mencapai tujuan pendidikan yang paling efektif. Karena TQM mengedepankan integrasi dari semua fungsi dan proses serta memberdayakan dan melibatkan semua unsur yang ada di lembaga pendidikan tersebut.

Manajemen mutu total (total quality management) berada sebelum, selama dan sesudah proses. TQM adalah sebuah pendekatan holistik untuk manajemen pendidikan berkaitan dengan adanya penciptaan budaya kualitas dengan menempatkan costumer sebagai fokus utama melalui keterlibatan seluruh karyawan dan staf bidang pendidikan serta melakukan perbaikan secara terus menerus sesuai dari hasil monitoring dan evaluasi, restrukturisasi dapat diapresiasi demi tercapainya organisasi pendidikan yang bermutu, yang mampu bersaing dan tetap bertahan dalam era perkembangan zaman.

Dengan menerapkan tiga kunci sekolah efektif yang telah diuraian di atas, Insyaallah lembaga pendidikan sekolah menjadi akar rumput pendidikan formal bagi generasi muda saat ini tidak akan tertinggal dengan pesatnya kemajuan teknologi pendidikan, juga tidak akan kering motivasi di tingkat lokal.

Mari kita selalu berbena diri agar lembaga sekolah kita dapat nemberikan kontribusi dalam upaya mewujudkan generasi emas di tahun 2045. Aamiin.

*) Guru SD Plus Darul Ulum Jombang

Lebih baru Lebih lama