Pemeriksaan kesehatan mata oleh IKA Unair Surabaya. (rahmat)


NGUSIKAN – Menyaksikan keceriaan peserta didik setelah menerima hadiah rasanya membuat hati ikut berbunga juga. Itulah yang tampak ketika Baznas Kabupaten Jombang bersama dengan Ikatan Keluarga Alumni (IKA) Unair Surabaya dan Lembaga Dakwah Sosial (LDS) Roushon Fikr melakukan giat bakti sosial di Desa Banyuasin, Kecamatan Ngusikan serta Desa Jipurapah, Kecamatan Plandaan pada Minggu (19/5) dan Sabtu (11/6).

Desa Banyuasin yang merupakan wilayah paling ujung Jombang berbatasan dengan sejumlah kabupaten/kota lain seperti Lamongan dan Mojokerto masih cukup landai dan mudah jalan yang dilewati. Hanya saja agak jauh karena harus memutar, tak dapat langsung menuju ke Kecamatan Ngusikan seperti jalan yang biasa dilewati. Kalau pun ada jalan berbatu dan membelah hutan, itu tidaklah seberapa jika dibandingkan ketika menuju ke Desa Jipurapah pada dua pekan setelahnya.

Selain akses kesehatan yang sukar karena medan jalan. Pendidikan pun terbilang sangat minim. Kalaupun ada hanya setingkat SD Sederajat.

Bakti sosial yang kedua tepatnya berada di SDN Jipurapah II Plandaan harus penuh perjuangan. Sebab, jalanan yang tidak bisa dibayangkan bahwa itu ada di Jombang. Selain berlumpur dalam, berbatu serta menanjak sehingga apabila hujan dipastikan sangat licin. Tidak bisa kalau menggunakan kendaraan biasa, harus sudah spesifikasi laik dalam mengarungi jalanan tersebut. Selaiknya kendaraan offroad dengan suspensi tinggi dan roda yang gagah bergerigi.

Baca Juga: SMP Muhammadiyah 1 Jombang Nyalakan Api Literasi

Titik pemberangkatan di Dusun Brangkal, Desa Jipurapah menuju ke Dusun Kedungdendeng, keberadaan SDN Jipurapah II Plandaan jaraknya sekitar lebih kurang 8 kilometer. Itu mesti ditempuh selama dua jam perjalanan dengan kecepatan bisa jadi tak sampai 20 kilometer/jam.

Sambutan hangat pun diberikan warga, menyambut kedatangan tim bakti sosial yang akan membagikan sepatu kepada seluruh peserta didik, pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan kesehatan mata, fun games untuk peserta didik, dan tentunya pembagian paket sembako.

Ketua Baznas Kabupaten Jombang, Didin A. Sholahudin menyampaikan bahwa aksi bakti sosial semacam ini akan rutin digelar oleh Lembaga Amil Zakat milik pemerintah ini. Nantinya setiap bulan akan bergilir ke daerah yang dirasakan membutuhkan bantuan dan sentuhan dari Baznas Kabupaten Jombang. Harapannya tentunya bisa memberikan yang sesuai dengan kebutuhan.

“Setelah Kecamatan Ngusikan dan Plandaan, nanti ketika Idul Adha kami pun akan bersama warga di Kecamatan Kudu dan beberapa wilayah Utara Sungai Brantas,” terang Didin A. Sholahudin.

Menariknya kegiatan ini selalu terbuka untuk bersinergi, imbuh lelaki yang juga gemar bersepeda ini. Artinya, pihak manapun yang berkenan untuk bersama-sama menebar kebaikan akan disambut dengan gembira. Seperti halnya IKA Unair Surabaya yang melakukan pemeriksaan kesehatan umum dan mata, demikian LDS Roushon Fikri. Tentunya dengan kapasitasnya masing-masing.

Kebahagiaan peserta didik menerima sepatu. (rahmat)

Ketua IKA Unair Surabaya, dr. Mochammad Sjarifudhin, Sp.M, M.MR., C.MC yang turut dalam Baksos di SDN Jipurapah II Plandaan mengatakan memang rata-rata warga yang ditempati bakti sosial sangat minim akses mendapat pelayanan kesehatan. Setelah dilakukan pemeriksaan, banyak keluhan yang disampaikan atas kesehatannya. Termasuk dengan kesehatan mata bagi warga yang telah lanjut usia.

Mochammad Sjarifudhin yang juga merupakan dokter spesialis mata menjabarkan, “Warga kebanyakan masih ragu atau takut memeriksakan kesehatan ke rumah sakit atau pelayanan kesehatan lainnya. Seperti tadi ketika ada yang didiagnosa terkena katarak dan harus dilakukan operasi kecil pada indera penglihatannya. Masih bimbang serta lebih memilih meminta obat untuk meringankan saja.”

Tumpuan Harapan Pada Pendidikan

Selain akses kesehatan yang sukar karena medan jalan. Pendidikan pun terbilang sangat minim. Kalaupun ada hanya setingkat SD Sederajat. Peserta didik disana pun tak ada yang mengawali pendidikan formalnya melalui PAUD selaiknya bagi warga Dusun Kedungdendeng, Desa Jipurapah. Kalau mau melanjutkan ke jenjang SMP Sederajat harus ke wilayah tetangga atau memilih ke pondok pesantren. Selain itu sangat jarang yang memilih melanjutkan ke tahapan berikutnya. Mereka lebih memilih putus sekolah kemudian bekerja sebagai petani.

Hal itu disampaikan oleh Kepala SDN Jipurapah II Plandaan, Suprabdi Santoso, S.Pd.SD yang telah menjadi orang nomor satu di satuan pendidikan tersebut dalam kurun beberapa tahun terakhir. Selain memang jauh dari akses kesehatan dan pendidikan, masalah biaya masih juga menjadi pertimbangan utama.

Bersama peserta didik Desa Banyuasin, Kecamatan Ngusikan. (rahmat)

“Kalaupun ada yang melanjutkan biasanya mereka memilih ke pondok pesantren sebab tidak harus bolak-balik karena memakan waktu serta biaya,” terang Suprabdi Santoso saat dialog dengan tokoh Dusun Kedungdendeng di sela bakti sosial.

Menanggapi hal itu, Didin A. Sholahudin pun bisa memahami dan bertekad akan membantu sebisa mungkin. Asalkan ada kemauan dari peserta didik guna melanjutkan pendidikannya, pasti ada jalan keluarnya. Sebab menurut pemilik lembaga Roushon Fikr ini pendidikan merupakan secercah harapan dalam membuka masa depan. Melalui pendidikan ada asa yang mulai benderang guna menjemput hari esok lebih baik.

Didin A. Sholahudin menuturkan, “Sejauh ini cukup banyak pondok pesantren yang menawarkan sinergi kerjasama mengenai pendidikan. Tak hanya itu, bahkan bisa tergabung ke pondok pesantren secara gratis. Bahkan baru-baru ini Universitas KH. A. Wahab Hasbullah Jombang menawarkan gratis berkuliah disana sampai lulus. Jadi ini peluang yang besar untuk menghadirkan generasi dengan SDM mumpuni di Desa Jipurapah.”

Setidaknya ada perbaikan kualitas pendidikan dan pemikiran untuk warga di daerah paling ujung Barat Kota Santri ini, tegas Didin A. Sholahudin. Kembali harus ada kemauan dari peserta didik dengan penuh keseriusan supaya benar-benar terealisasi.

Reporter/Foto: Rahmat Sularso Nh.

Lebih baru Lebih lama