Siti Rokhana memimpin latihan tari panji sandur manduro. (Rabithah)


KABUH – Sudah menjadi rahasia umum bahwa Kecamatan Kabuh memiliki sebuah kesenian yang telah ditetapkan sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia berupa Tari Sandur Manduro. Sebuah tarian tradisional yang lahir di Desa Manduro tepatnya di atas gunung kapur bersebelahan langsung dengan lokasi Satuan Radar 222 Ploso.

Berharap para peserta dapat mengikuti sesi latihan dengan disiplin dan serius sehingga dapat menampilkan suguhan tari yang selaian dapat menghibur juga melestarikan budaya warisan leluhur.

Pelbagai carapun dilakukan oleh masyarakat Kecamatan Kabuh agar kesenian asli daerahnya ini tak sampai punah tergerus zaman. Salah satunya yaitu para tenaga pendidik pada jenjang KB, TK, SD hingga SMP yang berlatih secara rutin tarian sandur manduro. Selain untuk membekali diri juga sebagai bentuk kontribusi untuk mengikuti acara yang berlangsung pada tingkat kabupaten, yaitu gebyar kesenian pada bulan Oktober mendatang.

Baca Juga: K3S Kecamatan Bandar Kedungmulyo Susun Rangkaian Kinerja Untuk Prestasi Peserta Didik

Seniman tari sandur manduro yang didapuk sebagai pelatih, Rifai menyampaikan bahwa terdapat setidaknya delapan jenis tarian sandur manduro. Namun dari delapan tersebut yang umum dipelajari diantaranya adalah tari bapang, kuda sembrani, panji dan kelono. Latihan dimulai pada Senin (19/9) bertempat di beberapa lokasi, diantaranya di Balai Desa Manduro dan SDN Manduro I Kabuh.

Seluruh peserta latihan tari sandur manduro. (Rabithah)

Rifai menjabarkan, “Untuk pembagiannya, tenaga pendidik jenjang KB berlatih tari kelono, jenjang TK dengan tari panji, jenjang SD dengan tari bapang serta jenjang SMP dengan tari kuda sembrani. Masing-masing jenjang akan berlatih secara bergiliran setiap hari selama lebih kurang tiga minggu menuju pementasan.”


Salah satu peserta yang mengikuti latihan. (Rabithah)

Ketua Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI-PGRI) Kecamatan Kabuh yang juga sebagai koordinator, Siti Rokhana, S.Pd. menyampaikan bahwa awalnya hanya menunjuk satu perwakilan dati setiap satuan pendidikan. Namun setelah berkoordinasi dengan pihak Wilayah Kerja Pendidikan Kecamatan Kabuh maka diputuskan tidak ada batasan peserta, hingga apabila memungkinkan juga akan melibatkan beberapa wali anak didik.


Rifai saat mencontohkan gerakan tari panji sandur manduro. (Rabithah)

Siti Rokhana mengharapkan para peserta dapat mengikuti sesi latihan dengan disiplin dan serius sehingga dapat menampilkan suguhan tari yang selaian dapat menghibur juga melestarikan budaya warisan leluhur. Sesi latihan berkisar dua jam dan nantinya akan tampil dengan durasi lima menit. Para peserta latihan juga terbantu dengan rekaman video yang dibuat oleh pelatih, sehingga meski di rumah atau saat senggang bisa berlatih secara mandiri. Terkait kostum yang dikenakan juga pengadaannya dilakukan secara mandiri oleh setiap peserta.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma

Lebih baru Lebih lama