Anak didik menampilkan hafalan doa sehari-hari dan surah pendek. (ist)


NGUSIKAN – Ada yang unik dan menarik ketika berkunjung ke KB Wildan An-Nur Ngusikan, yakni program unggulannya adalah pendidikan Pondok Pesantren (Ponpes). Ini tak lepas dari keberadaannya yang masih dalam lingkungan Ponpes An-Nur di Desa Keboan, Kecamatan Ngusikan.

Tidak secara mentah mengadopsi pola pendidikan Ponpes, melainkan KB Wildan An-Nur Ngusikan memilah dan memilih yang sesuai dengan usia belajar anak didik. Sehingga dapat diterapkan juga dalam kehiduapan kesehariannya baik di satuan pendidikan maupun di rumah.

Anak didik diajak untuk mempraktikan secara langsung baik itu secara gerakan maupun lantunan doanya. Misalkan saja ketika belajar wudhu, adzan, maupun salat.

Kepala KB Wildan An-Nur Ngusikan, Sundari, S.Pd. menyampaikan sejak 2009 telah menerapkan pendidikan ala Ponpes di KB yang dipimpinnya ini. Namun begitu tidak mutlak hanya pendidikan keagamaan secara pragmatis. Melainkan sisi lain dari pendidikan Ponpes yang tentunya sangat baik bila mulai dipelajari oleh anak didik.

Baca Juga: Wilker Plandaan Versus Wilker Perak Menyajikan Duel Persahabatan Bola Voli Mini Menuju POR SD 2022

“Kami memulai dengan hal sederhana tetapi sangat besar manfaatnya yaitu kedisiplinan serta kemandirian. Jadi anak didik terus disuntik dalam melakoni kedisiplinan dalam setiap kegiatan yang mereka ikuti. Demikian kemandiriannya sehingga tidak harus membebani orang-orang disekitarnya. Mulai dari makan, memakai baju, hingga memenuhi kebutuhannya sendiri,” jelas Sundari yang juga menjabat sebagai Ketua Himpunan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Anak Usia Dini Indonesia (Himpaudi) Kecamatan Ngusikan tersebut.

Praktik keagamaan di KB Wildan An-Nur Ngusikan. (ist)

Untuk itu tidak bisa hanya dibebankan ke KB Wildan An-Nur Ngusikan saja, tetapi wali anak didik di rumah pun mampu meneruskan dengan menegaskan perilaku kedisiplinan serta kemandirian tersebut. Niscaya dengan sendirinya anak didik akan terbiasa dengan pemikiran sekaligus perbuatan yang diawali dengan kedisiplinan juga kemandirian.

Jajaran guru KB Wildan An-Nur Ngusikan. (Rabithah)

Sementara itu menganai keagamaan secara langsung, menurut Guru Kelas A, Kb Wildan An-Nur Ngusikan, Siti Maryam, S.Ag. bahwa anak didik diajak untuk mempraktikan secara langsung baik itu secara gerakan maupun lantunan doanya. Misalkan saja ketika belajar wudhu, adzan, maupun salat. Tentunya terlebih dahulu menirukan yang diperagakan oleh gurunya. Lantas diikuti dengan doa yang dipanjatkan bersama beserta suara lantang.

Sundari, saat merapikan kerudung anak didik. (Rabithah)

Siti Maryam mengatakan, “Jikalau sudah dirasa mampu, maka harus diberikan kesempatan anak didik melakukannya sendiri. Guru tinggal mengawasi dan membenarkan apabila ada kekeliruan. Itu pun semakin dipertegas dengan kegiatan Taman Pendidikan Alquran yang diikuti mereka di luar jam satuan pendidikan sehingga kian menguatkan kemampuan keagamaannya hingga matang sepenuhnya.”

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma/Istimewa

Lebih baru Lebih lama