![]() |
Pemaparan kegiatan dan projek yang sudah dilaksanakan oleh masing-masing SP. (Donny) |
JOMBANG – Pelaksanaan Progam Sekolah Penggerak (PSP) di Kota Seribu Pesantren yang diikuti oleh 50 satuan pendidikan dari jenjang PAUD-SMP, terus dikuatkan oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang. Salah satu bentuk penguatan ini dilaksanakan melalui komunikasi dalam rupa audiensi antara Kepala, Sekretaris, Kepala Bidang Pembinaan Ketenaagaan, dan Pembinaan SD Disdikbud dengan seluruh Kepala Sekolah Penggerak (SP) angkatan II se-Kabupaten Jombang SD, pada (5/9) .
Bertempat di Aula I Disdikbud Kabupaten Jombang, audiensi diawali dengan pemaparan progres implementasi PSP berdasarkan lima aspek intervensi. Mulai dari pendampingan, penguatan kompetensi Sumber Daya Manusia (SDM) di satuan pendidikan, pembelajaran berparadigma baru, perencanaan berbasis data hingga digitalisasi satuan pendidikan, baik yang sudah dan hendak diaktualisasikan oleh masing-masing SP jenjang SD.
Tantangan ini memang harus sering dikomunikasikan dan dikaji bersama agar lekas ditentukan bentuk penyelesaiannya.
Salah satu perwakilan Kepala Sekolah Penggerak (SP) dari SDN Jenisgelaran I Bareng, Ismuhadi, S.Pd. memaparkan, capaian PSP di jenjang SD yang sudah teraktualisasi diantaranya pendampingan dan peningkatan kompetensi SDM satuan pendidikan melalui Bimbingan Teknis, Workshop, dan In-House Training seputar PSP, serta pembelajaran terbarukan dengan metode yang kreatif dan adaptif terhadap lingkungan di sekitaran satuan pendidikan. Sedangkan untuk beberapa aspek intervensi lainnya masih ditemukan beberapa kendala teknis pelaksanaannya.
Baca Juga: Lokakarya Profil Pelajar Pancasila Menuju Pembelajaran Kreatif
“Kekurangan ini meliputi berkurangnya jumlah tenaga pendidik dan kependidikan yang dibutuhkan, terbatasanya jumlah piranti keras dan lunak pendukung digitalisasi satuan pendidikan, dan terakhir ialah Penguatan Projek Profil Pelajar Pancasila yang masih berproses dengan perangkat ajarnya. Adapun pangkal dari ketiga halangan tersebut disebabkan oleh kurang detailnya petunjuk teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Kinerja khusus PSP yang dikeluarkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi. Sehingga, dalam mendukung jalannya PSP, kami belum sepenuhnya mengucurkan pendanaan, sebab penjabarannya belum terperinci,” papar Ismuhadi.
![]() |
Senen saat memberikan pengarahan. (Donny) |
Senen mengatakan, “Tantangan ini memang harus sering dikomunikasikan dan dikaji bersama agar lekas ditentukan bentuk penyelesaiannya. Namun juga perlu diingat selain perkara teknis yang segera diatasi, PSP juga mesti dihayati seluruh pihak terkait sebagai salah satu ceruk yang berfungsi mendompleng mutu pendidikan dengan azas pelayanan penuh terhadap kebutuhan peserta didik baik dari segi akademik maupun non-akademik.”
Reporter/Foto: Donny Darmawan