Rupa QR Code yang berisi informasi mengenai struktur dan benda Cagar budaya di Jombang. (Donny)


JOMBANG –
Laju peradaban yang selalu berubah dan berkembang dengan cepat, turut berpengaruh terhadap kebutuhan informasi. Walhasil dari pengaruh tersebut, baik wujud maupun metode dalam mengakses data serta fakta yang ada juga mengalami perubahan. Dari yang semula dapat diakses hanya melalui fisik dalam bentuk cetak, sekarang telah berubah dan lebih ringkas dijangkau hanya melalui sekali sentuhan jari, melalui aneka wadah digital.

Pergeseran rupa informasi itupun, direspon oleh Bidang Kebudayaan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, dengan melakukan pendataan sejumlah cagar budaya yang kemudian diarsipkan secara digital melalui sistem informasi berbasis Quick Response Code atau QR Code. Kepala Bidang Kebudayaan, Disdikbud Kabupaten Jombang, Dian Yunitasari, M.Pd. menerangkan, terdapat dua ide pokok yang melatarbelakangi pendataan cagar budaya lewat QR Code ini. Pertama, menyesuaikan era digitalisasi agar cagar budaya tidak hanya dilihat sebatas benda di masa lalu semata, akan tetapi juga berguna sebagai sumber pengetahuan di masa mendatang. Kedua, menjadi aspek penyelamatan. Sebab di dalamnya turut menghimpun informasi mulai dari periode, jenis, sampai fungsi cagar budaya baik yang sudah maupun yang belum teregistrasi di Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Timur.

Tiap cagar budaya telah kami buatkan masing-masing QR Code Cagar Budaya yang memuat dua informasi. Mulai peta lokasi cagar budaya yang terhubung dengan Google Maps sampai data ihwal periodesasinya sejak abad 10 sampai era Hindia Belanda.

“Mulai dari proses pendataan mulai pertengahan bulan Juli hingga awal Agustus, sudah kami dapati sekitar ± 30 cagar budaya yang tersebar di 21 titik kecamatan. Berdasarkan jumlah tersebut, beberapa memang menjadi temuan baru yang masih memerlukan kajian bersama dengan Tim BPCB Provinsi Jawa Timur. Selebihnya, sudah terdata dan tambahkan keterangan di dalam QR Code Cagar Budaya yang kami kembangkan bersama pihak ketiga,” terang Dian Yunitasari.

Baca Juga: MPLS SLB Se Jombang Meninggalkan Kenangan Manis

Mantan pengampu Mata Pelajaran Bahasa Jawa ini menambahkan, keseluruhan informasi yang termuat dalam QR Code Cagar Budaya, merujuk pada hasil penelitian maupun pengembangan dari kajian lapangan Tim BPCBP Provinsi Jawa Timur. Lebih rinci, dari sekitar 30 temuan awal benda dan struktur cagar budaya yang ada, telah dikelompokkan berdasar periode dimana kedua jenis cagar budaya dibuat dan difungsikan.

Lebih lanjut, Dian Yunitasari menjelaskan, “Tiap cagar budaya telah kami buatkan masing-masing QR Code Cagar Budaya yang memuat dua informasi. Mulai peta lokasi cagar budaya yang terhubung dengan Google Maps sampai data ihwal periodesasinya sejak abad 10 sampai era Hindia Belanda. Kemudian, sebagai permulaan untuk akses QR Code Cagar Budaya sementara akan kita pasang di Galeri Mpu Sindok Disdikbud Kabupaten Jombang, serta akan menggandeng Bidang Pembinaan SD dan SMP supaya QR Code Cagar Budaya ini dapat dipasang di satuan pendidikan untuk menunjang bahan pembelajaran sejarah maupun kebudayaan lokal.”

Dian Yunitasari saat menunjukkan QR Code Cagar budaya. (Donny)

Sementara itu, menurut Kepala Seksi Cagar Budaya dan Permuseuman, Bidang Kebudayaan, Disdikbud Kabupaten Jombang, Iswahyudi Hidayat, S.Sos. meski data pada QR Code Cagar Budaya, dominan memuat informasi struktur candi dan benda cagar budaya sejenisnya, tidak lantas mempengaruhi isi yang hendak disampaikan. Karena tujuannya ialah menyelamatkan nilai kesejarahan yang terkandung, agar terkases secara mudah, cepat, sekaligus efisien.

Iswahyudi Hidayat mengatakan, “Ketiga aspek mengakses tersebut saat ini memang dibutuhkan masyarakat, sehingga kamipun mesti menyesuaikannya. Termasuk pada penyajian informasi kebudayaan di Kota Seribu Pesantren ini.”

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama