Pengecekan perangkat inkubator. (Donny)


PETERONGAN – Menggantungkan cita setinggi-tingginya sudah selaiknya tak berhenti sebatas angan-angan belaka. Melainkan mesti diwujudkan dengan kerja keras serta ketekunan yang membara. Hal inilah yang lantas dijadikan landasan SMP Darul Ulum 1 Peterongan untuk terus berupaya meningkatkan potensi bidang akademik peserta didiknya di lingkup sains, dalam bentuk karya ilmiah.

Terbaru pada ajang World Invention Competition and Exhebition (WICE) yang digelar di Segi University, Kota Damansara, Malaysia pada (27/9) lalu, SMP Darul Ulum 1 Peterongan sukses menyabet medali perak lewat karya ilmiahnya bertajuk Solar Powered Duck Egg Hatcher Based On Internet Of Things (IOT). Sederhananya, rupa karya ilmiah yang digawangi tiga peserta didik dan satu guru pembina ini merupakan inkubator penetas telur bebek berbasis teknologi solar dan dapat langsung terhubung dengan platform digital khusus bernama stemsmpdu1.com/penetas.

Hasil ini juga tak terlepas dari peran para guru yang proaktif dalam menggali informasi dan jejaring yang ada.

Ketua Tim Karya Ilmiah IOT, SMP Darul Ulum 1 Peterongan, Qurrota A’yun menjelaskan, latarbelakang pemilihan bentuk karya ilmiah tersebut lahir karena melihat potensi peternak bebek/unggas yang cukup potensial dikembangkan. Utamanya pembaruan fasilitas dari teknik konvensional ke digital.

“Selain itu dengan penggunaan energi solar untuk inkubator penetas telur yang bersumber dari cahaya matahari ini cukup efisien dalam menghemat energi karena tidak membutuhkan daya listrik. Sehingga pengoperasionalannya secara tidak langsung juga dapat mengurangi emisi karbon pembakaran batubara yang selama ini menjadi sumber energi pengaliran listrik,” jelas peserta didik yang saat ini duduk di Kelas IX 1 SMP Darul Ulum 1 Peterongan ini.

Baca Juga: Emiyati Pendekatan Colla-Coop Mujarab

Guru Pembina Tim Karya Ilmiah IOT SMP Darul Ulum 1 Peterongan, Miftachul Rosadah, M.Pd. menambahkan, selama proses pembuatan hingga tahapan uji coba yang memakan waktu selama ± dua bulan. Pelbagai jurnal ilmiah turut menjadi bahan rujukan dan diskusi untuk mendalami serta menemukan pembaruan dari karya ilmiah serupa sebelumnya. Walhasil tercetuslah ide untuk menghubungkannya dengan sambungan ruang digital berbasis internet.

Miftachul Rosadah menerangkan, “Tepat guna nan efisien ini juga mengacu pada kelima tema utama yang bersangkutan dengan inovasi karya ilmiah terbarukan, lanjut Miftachul Rosadah. Salah satunya tema Applied Physical Enginering atau rekayasa terapan fisik yang dipilih peserta didiknya karena menyesuaikan penggunaan jangka panjang inkubator penetas telur tenaga solar yang dapat dikembangkan secara ramah lingkungan.

Pengaktifan inkubator yang terhubung melalui aplikasi. (Donny)

Tantangan yang dihadapi juga tidak mudah, rasa canggung itu muncul, imbuh Qurrota A’yun. Hal ini lantaran selama kurang lebih 40 menit presentasi dan tanya jawab, harus mendetailkan serangkaian proses pembuatan hingga tata cara penggunannya dan karakteristiknya dalam Bahasa Inggris. Kendati demikian, puji syukur mendapat medali perak dan mampu membawa nama SMP Darul Ulum 1 Peterongan ke kancah internasional.

Sementara itu, Kepala SMP Darul Ulum 1 Peterongan, Mashudi, S.S., S.Pd. mengaku bangga dan mengapresiasi hasil jerih payah peserta didiknya tersebut. Sebab, selain mampu berprestasi hingga ke jenjang internasional, manfaat lain yang didapat ialah SMP Darul Ulum 1 Peterongan mampu membuka jejaring yang lebih luas antar lembaga dan satuan pendidikan di lintas negara.

Bukti daftar peraih medali perak dari pelbagai negara. (ist)

Mashudi menuturkan, “Hasil ini juga tak terlepas dari peran para guru yang proaktif dalam menggali informasi dan jejaring yang ada. Maka lewat modal sosial inilah SMP Darul Ulum 1 Peterongan selalu memiliki motivasi supaya senantiasa berkarya agar mampu berbicara lewat prestasi di level internasional.”

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama