Salah satu anak didik membaca huruf hijaiyah. (Donny)


JOGOROTO – Satuan pendidikan sebagai salah satu pilar pelayanan publik, tentu sudah sewajarnya untuk selalu mengedepankan implementasi program yang sesuai dengan kehendak maupun karakteristik sosial budaya masyarakat setempat. Hal ini cukup penting untuk diterapkan mengingat kinerja satuan pendidikan dalam tiap eranya sangat berpengaruh terhadap cetak biru kualitas sumber daya manusia yang dihasilkan.

TK Insan Mulia Jogoroto contohnya. Sejak awal memasuki tahun pelajaran baru 2022/2023 pembaruan program segera dilaksanakan dengan mengubah metode praktik keagamaan yang lebih intens juga menyenangkan bagi anak didik.

Kepala TK Insan Mulia Jogoroto, Mutmainah, S.Psi. menjabarkan, “Secara umum kegiatan bernapaskan keagamaan memang sengaja kami tonjolkan disini. Faktornya tentu mengacu pada lingkungan satuan pendidikan juga tempat tinggal anak didik yang cukup kental dengan tradisi pesantren. Oleh karenanya rupa penyesuaian dalam belajar dan bermain bersama anak didik kita tambahkan dengan pembiasaan Salat Dhuha dan penghafalan surah pendek Alquran.”

Mulai dari pembiasaan Salat Dhuha sampai dengan hafalan surah pendek Alquran, anak didik sudah mulai terbiasa untuk memulai segala aktivitas dengan doa.

Alasan gubahan menambah kegiatan keagamaan dengan melatih anak didik menghafal surah-surah pendek Alquran tersebut cukup beralasan, imbuh Mutmainah. Mengingat di Dusun Bendungrejo, Desa Jogoroto, Kecamatan Jogoroto terdapat lima pondok pesantren yang berjarak hanya beberapa seperlemparan batu dari TK Insan Mulia Jogoroto.

Baca Juga: Bola Basket Bupati Cup 2022 Ajang Menjaring Bibit Atlet Unggulan

“Pembiasaan Salat Dhuha kami giatkan setiap hari, sebelum memulai bermain dan belajar di kelas. Kemudian untuk hafalan surah pendek Alquran terdapat Metode Tasmi dan Murojaah yang kami terapkan bagi anak didik kelas A dan B. Kedua metode tersebut kami pilih karena memang saling mengikat serta mengisi satu sama lain. Dimana Tasmi yang kita adakan saban satu bulan sekali ialah untuk menyimak hasil hafalan sekaligus pelafalan bacaan surah pendek Alquran anak didik secara serempak. Kemudian jika terdapat kekurangan maka harus disempurnakan lewat Murojaah,” ungkap Mutmainah.

Mutmainah ketika bermain tebak huruf hijaiyah bersama anak didiknya. (Donny)

Program pembiasaan membaca dan menghafal surah pendek Alquran ini sebelumnya juga kita sosialiasikan kepada wali anak didik. Sehingga mereka mafhum akan metode serta tujuannya yang kami sesuaikan dengan misi TK Insan Mulia Jogoroto untuk mencetak generasi Qurani. Untuk itu keterlibatan wali anak didik dalam membersamai belajar membaca sampai menghafal surah pendek Alquran ini cukup penting peranannya agar anak didik juga termotivasi.

Pengenalan bentuk huruf hijaiyah (Donny)

Sementara itu menurut oleh Guru Kelas A, TK Insan Mulia Jogoroto, Nur Azizah, S.Sy. serangkaian proses penanaman nilai dan pekerti keagamaan tersebut memang telah membuahkan hal positif bagi anak didik. Terutama lelaku anak didik yang terbiasa mempraktikkan nilai keagamaan dalam penerapan kehidupan sehari-hari.

Pelafalan Huruf Hijaiyah. (Donny)

“Mulai dari pembiasaan Salat Dhuha sampai dengan hafalan surah pendek Alquran, anak didik sudah mulai terbiasa untuk memulai segala aktivitas dengan doa. Sebagai contoh, berdoa sebelum dan sesudah belajar serta makan. Selain memperlancar bacaan, doa-doa yang dilantunkan tersebut secara tidak langsung turut membentuk karakter anak didik sesuai lingkungannya yang erat dengan nuansa pesantren. Harapannya melalui capaian seperti ini, misi untuk mencetak generasi qurani yang berkompeten di bidang tahfidz akan langgeng kedepannya,” pungkas perempuan yang saat ini masih menempuh strata S1 Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Terbuka Surabaya.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama