Pencantingan Batik Tulis motif Srikandi di salah satu rumah produksi milik warga. (Donny)


MOJOWARNO – Di era kiwari saat ini, sudah cukup banyak wajah desa yang bertransformasi mengikuti perkembangan zaman. Memang hal tersebut sudah selazimnya dilakukan sebab, membincang desa tak hanya berkutat pada masa lalu, melainkan juga masa depan hajat hidup orang banyak. Menyoal hajat hidup masyarakat tersebut, tentunya tak terlepas dari adanya suatu potensi desa yang harus dibangkitan. Selain keuntungannya dapat terkelola secara kolektif untuk meningkatkan pendapatan masyarakat desa, di sisi lain juga mampu memberikan identitas yang melekat.

Secara tidak langsung dari program Desa Berdaya Budaya Mojowangi tak hanya menekankan aspek ekonomi semata, melainkan juga penanaman nilai edukasi mengenai warisan adihulung leluhur bangsa.

Seperti halnya yang tengah digalakkan oleh Pemerintah Desa Mojowangi, Kecamatan Mojowarno. Usai mendapatkan status sebagai Desa Mandiri dalam program Desa Berdaya yang digawangi Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Provinsi (DPMD) Jawa Timur pada tahun 2021 lalu, potensi budaya lantas dihidupkan. Dijelaskan Bendahara Pemerintah Desa Mojowangi, Yuli Kurnia Tri Yulianto, bahwasannya pemilihan label budaya sebagai ikon dan penggugah potensi desa bukan tanpa alasan. Titik berangkatnya disesuaikan dengan latar historis Desa Mojowangi yang dulunya masyhur sebaga sentra perajin Wayang Kulit.

Baca Juga: Pemahaman Zonasi di Kota Santri

“Berangsur-angsur para perajin disini sudah senja usia dan diantaranya berputih tulang. Maka dengan adanya program Desa Berdaya yang mengucurkan dana sebesar Rp 100 juta ini kita optimalkan untuk meregenerasi perajin Wayang Kulit di Desa Mojowangi,” ujar Yuli Kurnia Tri Yulianto.



Lewat kucuran dana tersebut, pemanfaatannya akan dirupakan dalam bentuk pembangunan Galeri Seni seluas dan selebar 5 x 7 meter yang berlokasi di halaman Balai Desa Mojowangi akan berisi Wayang Kulit serta produk unggulan lain baik kuliner sampai kerajinan tangan, imbuh Yuli Kurnia Tri Yulianto. Sehingga pengelolaannya kedepannya akan melibatkan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Desa Mojowangi sebagai pihak pengelola.


Penatahan desain Wayang Kulit yang diproduksi oleh salah satu warga. (Donny)

“Untuk itu karena pendanaan Desa Berdaya masuk dalam tahun anggaran DPMD Provinsi Jawa Timur tahun 2022, maka kami mentargetkan penyelesaian pembangunan Galeri hingga launching Desa Berdaya Budaya Mojowangi ini akan dilaksanakan ada bulan Desember mendatang. Kendati tidak memiliki banyak waktu, namun untuk menarik minat masyarakat lintas elemen atas perintisan Desa Berdaya Budaya Mojowangi sudah kami lakukan. Tepatnya di bulan Agustus lalu kita gelar pentas budaya yang berisikan fashion show batik Hadi Sari Lestari hasil karya Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Desa Mojowangi. Penuh syukur dari gelaran tersebut sambutan masyarakat cukup antusias, termasuk kawula remaja yang menjadi peserta fashion show batik,” ujar Yuli Kurnia Tri Yulianto.

Rupa desain awal Batik Tulis motif Srikandi. (Donny)

Sementara itu Kepala Desa Mojowangi, Pramono Hadi, menjabarkan nantinya akan ada pertemuan rutin bagi warga yang memiliki minat di bidang seni untuk diberikan pelatihan secara berkala dalam membuat Wayang Kulit langsung dari perajinnya. Menurut pria berkumis tebal ini, secara tidak langsung dari program Desa Berdaya Budaya Mojowangi tak hanya menekankan aspek ekonomi semata, melainkan juga penanaman nilai edukasi mengenai warisan adihulung leluhur bangsa.

Proses pembangunan tahap pertama Galeri. (Donny)

Pramono Hadi menegaskan, “Untuk itu hasilnya memang membutuhkan proses panjang. Sebab Wayang Kulit sebagai seni luhur membutuhkan pendalaman dari segi artistik dan estetika visualnya. Lantas jika dua hal tersebut sudah mampu terangkum, maka motto Dimunculkan, Diberdayakan, dan Dipasarkan dalam menggali potensi Desa Mojowangi ini akan selalu tertanam di tiap benak warga. Lantaran mulai dari proses sampai hasil sudah mampu didapatkan.”

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama