Mengenalkan tanda rambu-rambu lalu lintas. (Donny)


JOMBANG – Cahaya mentari mulai tinggi di Pelataran Kepolisian Resor (Polres) Jombang pada Selasa (20/9). Tepat pukul 08.00 WIB, aba-aba apel mulai bergema, dengan sigap seluruh jajaran Kepolisian Polres Jombang bergegas berbaris untuk menyambut pembinaan rutin saban paginya. Usai seremoni tersebut dilakukan, aktivitas di lingkungan Polres Jombang berjalan normal seperti sediakala. Tak terkecuali yang berlangsung di KB Kemala Bhayangkari 88 Jombang.

Pada metode praktik yang terimplementasi di langkah pembiasaan seperti mencuci tangan, mengantre, membuka bekal tepat waktu, hingga melatih keberanian ke toilet sendiri.

Sebelum memulai permainan, seluruh anak didik sejumlah 14 anak dengan rapi berbaris di depan tempat cuci tangan yang terpacak di samping kanan pintu kelas. Satu per satu dari mereka bergiliran memutar kran air lalu menggosok telapak, sela, dan punggung tangan dengan sabun cair yang ada di atas tempat cuci tangan.

Baca Juga: Pemilihan OSIS SMP Negeri Ngusikan Praktik Berdemokrasi Langsung

Kepala KB Kemala Bhayangkari 88 Jombang, Lutfiatun Nihriyah, S.Pd.AUD. menuturkan, “Pembiasaan pun dimulai. Instruksi menyanyi yang diberikan seketika diikuti oleh anak didik. Setelah bernyanyi, anak didik dibariskan kembali untuk kemudian diajak berkeliling di taman lalu lintas yang berada halaman KB Kemala Bhayangkari 88 Jombang. 10 menit berselang selepas berkeliling dan mengenalkan aneka tanda dan petunjuk lalu lintas, dan mengajak balik anak didiknya untuk masuk kelas.”

Melatih motorik halus dan anak didik dengan meramu warna. (Donny)

Sesudahnya tanpa menunggu suruhan, dengan cekatan anak didik mengambil gambar berukuran kertas A4 dengan motif tiga lingkaran polos yang siap dihias warna. Selain itu, terdapat pula pola polos yang menggambarkan sosok polisi cilik memberikan hormat. Meski berbeda, namun dengan naluri bermain warna yang membuncah, kedua motif gambar tersebut di tangan para anak didik tuntas dibubuhkan aneka warna.

Pembiasaan bernyanyi lagu anak sebelum bermain di kelas. (Donny)

Pada metode praktik yang terimplementasi di langkah pembiasaan seperti mencuci tangan, mengantre, membuka bekal tepat waktu, hingga melatih keberanian ke toilet sendiri, menurut Lutfiatun Nihriyah juga mencakup beberapa aspek lain yang cukup signifikan dalam mengasah tumbuh kembang anak secara mandiri. Diantara kebersihan, kerapian, dan keterampilan komunikasi.

Mengenakan dan melepas sepatu secara mandiri. (Donny)

Lebih lanjut dipaparkan oleh Guru KB Kemala Bhayangkari 88 Jombang, Azizah Damayanti, S.Pd., bahwa serangkaian proses tersebut tidak serta merta langsung dipahami oleh anak didik. Setidaknya dibutuhkan waktu 2-3 hari pertama agar anak didik terlatih mandiri saat berada di satuan pendidikan.

Anak didik berbaris dan mencuci tangan bergiliran sebelum memasuki kelas. (Donny)

“Kurun waktu tersebut merupakan tahap awal adaptasi anak didik di lingkunganya yang baru. Oleh karenanya, guna mempercepat adaptasi dan menerampilkan anak didik berani berkomunikasi dan terampil mandiri, wali anak didik juga kita minta untuk memberikan pemahaman sewaktu dirumah. Sehingga ketika di satuan pendidikan, tidak perlu lagi ditunggui. Sebab kalau selalu ditunggui, maka sedikit banyak akan menghambat proses kemandirian anak didik, karena selalu bergantung pada orang tua dan tidak percaya diri pada kemampuan yang dimilikinya untuk mandiri,” tandas Azizah Damayanti.

Reporter/Foto: Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama