Simulasi evakuasi bencana banjir. (ist)


PLANDAAN – Berada di wilayah pedesaan yang rawan terjadi bencana alam tentu membuat seluruh masyarakat waspada dan siap siaga. Pengetahuan perihal tata cara dalam mengetahui tanda-tanda sebelum, saat terjadi dan pasca bencana harus dipahami dengan seksama.

Anak didik melakukan simulasi tanda-tanda banjir seperti lamanya waktu hujan deras dan air sudah mulai menggenang di halaman rumah. Selanjutnya harus berada didekat orang dewasa dan memilih tempat yang lebih tinggi serta selalu sigap mengikuti arahan.

Melihat pentingnya hal tersebut, TK Mutiara Bunda Plandaan menyelenggarakan pelbagai upaya untuk membekali anak didiknya perihal pengetahuan tanggap bencana. Diantaranya secara berkala memberikan pengertian tentang bahaya hujan deras, bermain di sungai hingga hingga menyalakan api di hutan. Selain itu juga menjalin kerjasama dengan relawan, Lembaga Swadaya Masyarakat ataupun dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jombang yang dilaksanakan pada Sabtu (7/1) bertempat di ruang kelas satuan pendidikan.

Baca Juga: SDN Pojok Klitih I Plandaan Mengaji Jadi Penyulut Motivasi

Kepala TK Mutiara Bunda Pojok Klitih, Ahli Mulazamatul Qur’an, S.Pd. tak menampik bahwa di Desa Pojokklitih cukup sering mengalami bencana alam, seperti tanah longsor, banjir, angin puting beliung, pohon tumbang dan kebakaran. Hal ini tak lepas dari kondisi geografis desa yang dikelilingi sungai dan hutan. Oleh karenanya, sejak dini anak didik sudah dikenalkan dengan macam-macam bencana alam tersebut.



Ahli Mulazamatul Qur’an mengatakan, “Perihal teknis memberikan pengertian dilakukan sesederhana mungkin, dengan memperlihatkan gambar maupun video. Bersyukurnya beberapa praktisi di bidang tanggap bencana juga menyasar satuan pendidikan untuk memberikan edukasi dan sosialisasi.”

Anak didik mempraktikkan penggunaan pelampung. (ist)

Guru TK Mutiara Bunda Pojok Klitih, Evi Laili Zulaikah, menjelaskan salah satunya yaitu BPBD Kabupaten Jombang yang berkerjasama dengan komunitas relawan menggelar sosialisasi tanggap bencana khususnya saat terjadi hujan deras dan banjir. Agenda sosialisasi diawali dengan memberikan pengertian situasi banjir dan pengenalan alat-alat yang dapat digunakan untuk melindungi diri, misalnya perahu karet, dayung, pelampung, peluit serta barang-barang yang dapat membantu mengapung.

Guru dan anak didik saat menyimak paparan materi sosialisasi tanggap bencana. (ist)

Setelah itu, anak didik melakukan simulasi tanda-tanda banjir seperti lamanya waktu hujan deras dan air sudah mulai menggenang di halaman rumah, terang Evi Laili Zulaikah. Selanjutnya harus berada didekat orang dewasa dan memilih tempat yang lebih tinggi serta selalu sigap mengikuti arahan. Agenda simulasi dilakukan dengan praktik sehingga anak didik sangat antusias dan dapat mengikuti arahan dengan seksama.

Reporter/Foot: Rabitha Maha/Istimewa

Anak didik belajar meminta pertolongan saat terjadi bencana. (ist)
Lebih baru Lebih lama