Seseorang sedang sibuk bekerja. (Ist)


NASIONAL - Setiap orang akan menghadapi perubahan di setiap fase kehidupannya. Perubahan akan perasaan, pendidikan, pekerjaan, pertemanan, dan seterusnya. Tapi, mengapa orang takut pada perubahan? Pastinya, setiap orang mengalami tingkat ketakutan yang berbeda-beda pada perubahan. Itu sebabnya ada yang disebut zona nyaman.

Dibutuhkan keberanian dan tindakan untuk bergerak menuju jalur positif dan hasil yang bermanfaat. Itulah mengapa sangat penting untuk bekerja menuju pola pikir yang dapat menyambut dan merangkul perubahan.

Terkait ketakutan ini, ilmu saraf telah menunjukkan bahwa ketidakpastian memiliki perasaan yang mirip dengan kegagalan di otak kita. Itulah mengapa begitu banyak orang lebih suka menghindari perubahan karena tidak nyaman dengan perasaan tersebut.

Baca Juga: Bentuk Karakter Peserta Didik Melalui Membatik

Perasaan takut yang berlebih pada perubahan itu biasa disebut metathesiophobia. Tingkat perubahan rasa takut ini menyebabkan kecemasan saat menghadapi situasi atau pengalaman baru. Gejala umum metathesiophobia juga ditandai dengan depresi, kelelahan, nyeri, hingga merasa tertekan.

Mengapa Kita Takut Berubah?

Melansir laman University of the People, Amerika Serikat, biasanya orang takut akan perubahan karena hasilnya tidak diketahui. Hal ini berkaitan dengan otak kita yang dirancang untuk menemukan kedamaian dalam mengetahui sesuatu. Kemudian saat kita tidak tahu apa yang akan terjadi, kita membuat skenario dan pada akhirnya menciptakan kekhawatiran.



Faktanya, manusia merasa sulit untuk melanjutkan hal ketika sesuatu yang diketahui berakhir. Ketakutan akan kegagalan juga berperan untuk menciptakan ketakutan akan perubahan. Jika kita tidak tahu bagaimana sesuatu akan terjadi, kita lebih baik tidak mencobanya karena hasilnya bisa buruk.

Dari Mana Rasa Takut akan Perubahan Berasal?

Ketakutan akan perubahan dapat berasal dari pengalaman masa kanak-kanak, pandangan keluarga, pandangan pribadi, kondisi saat ini dan bahkan cara orang menjalani hidup.

Misalnya, jika seseorang dibesarkan dalam rumah tangga yang memiliki pandangan dunia negatif dan penuh dengan sinisme, hal ini dapat menimbulkan ketakutan dan kecemasan untuk mencoba sesuatu yang baru.

Ini sangat umum terjadi jika orang tua kita pernah mengalami trauma, pelecehan, atau kemiskinan. Pengalaman mereka mungkin telah menciptakan pandangan dunia yang memberi pemikiran bahwa semua jalan itu berbahaya dan penuh dengan hasil yang buruk.

Kemudian dengan cara pandang itu, kita akan menjalani hidup dengan menjadi orang yang letih dan juga sinis. Sebaliknya, kita juga menjadi lebih mudah untuk tetap berpegang pada apa yang diketahui.

Cara Mengatasi Rasa Takut akan Perubahan

Pola pikir menjadi dasar penting agar kita bisa mengatasi rasa takut akan perubahan. Kita harus terus menyadari bahwa pada titik tertentu dalam hidup, semuanya berawal dari hal yang tidak diketahui. Artinya, kita sudah pernah melakukan banyak hal dalam hidup, yang awalnya tidak diketahui, tapi kita berhasil melewatinya.

Fobia Matematika, Asal Usul dan Cara Mengatasinya

Dibutuhkan keberanian dan tindakan untuk bergerak menuju jalur positif dan hasil yang bermanfaat. Itulah mengapa sangat penting untuk bekerja menuju pola pikir yang dapat menyambut dan merangkul perubahan. Setelah pola pikir lebih terkendali, cobalah untuk memiliki alasan keputusan setiap akan bertindak.

Misalnya alasan mengapa harus berubah, mengapa harus tidak, atau mengapa harus berbuat hal ini dan seterusnya. Alasan tersebut akan membuang opsi-opsi yang tidak perlu untuk mencapai sebuah tujuan.

Terakhir, berada di lingkungan-lingkungan positif juga akan membantu kita untuk tidak takut mengambil risiko termasuk dalam hal perubahan.

Sumber/Rewrite: detik.com/Tiyas Aprilia

Lebih baru Lebih lama