Pandu Setya Ramadhon. (Ist)


PETERONGAN – Belakangan ini banyak generasi muda yang telah berdikari memulai memulai sebuah usaha. Salah satu usaha yang sedang naik daun dan pelakunya banyak didominasi oleh para pemuda serta target pasarnya juga kalangan muda adalah bisnis Thrifting.

Dalam bahasa Indonesia Thrift berarti hemat, sehingga jika diartikan dalam dunia bisnis, Thrifting mempunyai arti jual beli barang bekas dengan kualitas yang masih laik bahkan sangat bagus. Salah satu pelaku usaha Thrifting di Kota Santri adalah Pandu Setya Ramadhon yang telah merintis bisnis Thrifting merek KonxsletSecond.

Target pasar di Kota Santri sendiri masih terbilang belum seramai kota lainnya, lantaran masih banyak digandrungi kawula muda saja.

Pandu Setya Ramadhon menyampaikan telah menggeluti bisnis Thrifting sejak 2016. Namun jauh sebelum itu memang diakuinya sangat menggandrungi dan mengoleksi barang bermerek asal luar negeri sehingga langka dan susah didapat.

Maraknya kampanye hidup sederhana dengan mengurangi limbah tekstil ternyata berdampak besar baginya. Hingga mampu menggerakannya untuk memulai bisnis di bidang tersebut. Ternyata tak hanya pakaian yang terdiri dari kemeja, jaket, celana panjang, namun juga ada topi, sepatu, jam tangan hingga aksesoris lainnya.

Baca Juga: Nomor Induk Kesenian Menuju Keprofesionalan Kelompok Kesenian

Pandu Setya Ramadhon mengisahkan awalnya hanya bermodal lima ratus ribu saja dengan belanja satuan di pasar daerah Kota Surabaya. Kemudian tergabung dengan komunitas bisnis bernama Jatim Thriftshop Community. Bergabung dengan komunitas tersebut membukakan jalan untuk lebih berani mengambil barang skala borongan.

“Membeli secara borongan tersebut dalam istilah Thrifting adalah Bongkar Bale yang berarti membeli kemasan besar dengan berat 100 Kilogram berisi puluhan sampai ratusan pakaian yang secara acak dikemas sehingga tak bisa memilih secara detail. Selanjutnya pakaian tersebut disortir untuk membedakan barang bermerek dengan kualitas bagus, cacat dan palsu. Kemudian proses Treatment yaitu perbaikan, sterilisasi dan laundry sebelum siap untuk diperjual belikan, namun apabila ada yang sesuai dengan incaran makan akan menjadi koleksi pribadi,” ujarnya penuh senyum.



Pria berusia 26 tahun itu menambahkan, “Tak jarang pula masih menemukan pakaian baru lantaran masih terdapat label harganya. Untuk pakaian yang paling laris adalah jenis hoodie dan crewneck. Perihal harga yang apabila dalam kondisi baru senilai jutaan rupiah maka dalam sistem Thrifting cukup dengan harga mulai Rp. 80.000 s.d ratusan ribu saja. Menariknya omset perbulan mencapai 10 juta dan bisa berlipat ketika menjelang hari raya.”

Sebuah kepuasan tersendiri semisal menemukan pakaian yang telah lama ingin dikoleksi seperti edisi khusus Official Merchandise dari merek yang sangat terbatas jumlahnya hingga barang dengan kondisi bekasnya pun juga masih melejit harganya, imbuh Pandu Setya Ramadhon. Namun berbisnis ini juga bukan tanpa risiko, seperti kesalahan perawatan, kerusakan dan harus jeli membedakan antaran barang asli dan palsu.


Pandu Setya Ramadhon. (Ist)

Pria yang juga menjabat Tim Even Komunitas Jombang Thrift Style itu memungkasi bahwa target pasar di Kota Santri sendiri masih terbilang belum seramai kota lainnya, lantaran masih banyak digandrungi kawula muda saja. Oleh karenanya banyaknya acara dan pameran yang digelar antar sesama pebisnis ini cukup ampuh untuk mengenalkan kegiatan Thrifting.

Reporter/Foto: Rabitha Maha/Istimewa

PANDU SETYA RAMADHON

Brand : KonxsletSecond

Alamat : Dsn. Gading RT:16 RW:04, Ds. Tugusumberjo, Peterongan, Jombang

No Telepon : 0895-3955-11117

Media sosial : konxslet_second

Lebih baru Lebih lama