Ilustrasi peserta didik sedang melaksanakan pembelajaran. (ist)


Aman Maqsudi, S.Pd.*

Perubahan merupakan suatu hal yang pasti, tidak ada yang tidak berubah di dunia ini kecuali perubahan itu sendiri. Perubahan pada diri kita merupakan bukti nyata dari hal tesebut. Dari mulai lahir yang belum bisa berbuat apa-apa sampai tumbuh dewasa dan sanggup menghasilkan berbagai karya untuk kehidupan.

Walaupun perubahan begitu besar pengaruhnya bagi manusia, tetapi bukan perubahan itu sendiri yang membuat orang menjadi sukses atau tidak sukses dalam menjalani hidup. Kesuksesan ditentukan dari cara seseorang merespon perubahan tersebut dalam kehidupannya. Charles Darwin pada 1809 menyatakan “It is not the strongest of the species that survives, nor the most intelligent, but the one most responsive to change.” Bukanlah spesies yang paling kuat yang akan bertahan hidup, bukan pula spesies yang paling cerdas melainkan spesies yang paling tanggap terhadap perubahan.

Dalam menyikapi perubahan kurikulum, kita harus bisa move on dari kurikulum dan cara kita mengajar yang dahulu. Bisa jadi kita beralasan bahwa cara mengajar kita dahulu telah menghasilkan banyak orang-orang sukses seperti dokter, dosen atau profesi yang lain, mengapa kita harus ganti sekarang.

Dengan kata lain, daya atau kemampuan beradaptasi (adaptability) menjadi salah satu penentu utama keberlanjutan kehidupan. Dalam konteks kehidupan manusia, kemampuan beradaptasi ini bukan hanya sekadar penyesuaian biologis atau lingkungan alam saja, tetapi hal ini menyangkut pula interaksi manusia sebagai makhluk sosial dan ekonomi. Hal ini berarti bahwa kita harus selalu siap menghadapi dan menyambut dengan baik setiap perubahan agar kita bisa tetap bertahan.

Demikian juga dengan perubahan kurikulum dalam dunia pendidikan, sudah banyak terjadi perubahan kurikulum dalam dunia pendidikan Indonesia. Dari mulai zaman kolonial Belanda dimana kita dipaksa untuk mengikuti kurikulum buatan mereka yang notabene untuk kepentingan kaun penjajah itu sendiri. Kemudian dilanjutkan dengan kurikulum pada awal kemerdekaan yang disebut dengan “Rentjana Pembelajaran 1947” yang terus disempurnakan oleh pemerintah. Tibalah sekarang kita pada kurikulum merdeka yang merupakan penyempurnaan dari kurikulum-kurikulum yang ada sebelumnya.

Baca Juga: P-APBD dan Pokir Dewan Solusi Penutup Kekurangan DAK 2023

Agar kita dapat bertahan dengan baik dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, maka setiap perubahan kurikulum yang terjadi kapanpun dan bagaimanapun harus kita tanggapi dengan baik. Respon kita akan menentukan kualitas kita dalam bekerja melakukan sumbangsih untuk kemajuan pendidikan di Indonesia. Selain itu kualitas tanggapan tersebut menentukan kondisi emosional yang akan mempengaruhi pada kesehatan dan kinerja kita. Kita tidak boleh mengeluh apalagi bersikap apatis terhadap perubahan ini. Yakinlah bahwa pemerintah telah melakukan langkah yang terbaik untuk mempersiapkan penerapannya, kita dilapangan tinggal melaksanakan.



Lalu apa yang harus kita lakukan agar respon kita terhadap persubahan kurikulum tersebut dapat berlangsung dengan baik? Langkah-langkah berikut akan memandu kita memberikan respon yang terbaik seperti yang kita harapkan.

Prasangka Baik

Langkah pertama yang harus kita lakukan dalam merespon perubahan kurikulum adalah memiliki prasangkan yang baik. Prasangka baik akan membimbing kita selalu berfikir dan berperilaku positif.

Yakinlah bahwa perubahan kurikulum yang dilakukan pemerintah memang dilakukan demi menyiapkan anak didik kita untuk menyongsong abad 21 ini yang memang jauh dari bayangan kita. Apa yang dihadapi oleh anak-anak kita memang sangat berbeda dengan apa yang kita hadapi dahulu maupun yang kita hadapi saat ini. Sehingga langkah pemerintah untuk mengubah kurikulum K-13 menjadi kurikulum merdeka sudah merupakan langkah yang benar dan pas. Pemerintah pasti sudah memikirkan banyak alasan-alasan filosofis saat melakukan perencanaan, pelaksanaan maupun penetapan kurikulum merdeka.

Jadi kita harus benar-benar yakin bahwa pemerintah memang berniat baik untuk menjadikan siswa manusia seutuhnya yang memiliki keunikan masing-masing. Oleh karena itu, niat baik yang tulus tersebut harus kita sambut dan dukung dengan sebaik-baiknya.

Sambutan yang Positif

Setelah kita memiliki prasangka baik terhadap perubahan kurikulum, sikap kita selanjutnya adalah menyambut dengan positif perubahan tersebut. Meskipun kita mengalami kebingungan dalam memahami dan menjalankan kurikulum baru ini, tetapi kita harus tetap menyambut dengan positif. Karena kebingungan tersebut justru menandakan suatu hal yang baik. Kebingungan yang kita alami menandakan kita menaruh perhatian dan mau belajar terhadap perubahan yang ada.

Sebagaimana lazimnya hal baru pasti menimbulkan kebingungan dan keraguan. Tetapi jika kita mau belajar dan memperhatikan dengan baik segala informasi yang ada tentu segala keraguan pasti akan segera sirna. Keadaan ini tentu berbeda dan jauh lebih baik bila dibandingkan dengan orang yang bersikap acuh tak acuh. Walaupun dia tidak akan mengalami kebingungan, dia tidak pula kan berkembang menjadi lebih baik. Hal ini karena ia tidak peduli, mau kurikulum berubah ataupun tidak, dia tetap memakai cara dan metode yang lama dalam mengajar.

Sikap positif kita sangat diperlukan untuk mengatasi kebingungan tesebut. Karena sikap positif akan mendorong kita untuk tetap semangat belajar sehingga lambat laun pasti berhasil. Sikap positif juga akan memberikan pada kita energi belajar yang tinggi untuk mencari jawaban terhadap kebingungan. Sehingga kita tidak segan untuk terus belajar mencari jawaban atas ketidakpahaman kita.

Sikap positif kita juga dapat ditunjukkan dengan cara proaktif mencari tahu tentang perubahan kurikulum tersebut, jangan hanya menunggu saja. Banyak platform dan sumber informasi lain yang memuat informasi tentang perubahan kurikulum baru tersebut. Pemerintah juga sudah menerbitkan platform merdeka mengajar yang akan mewadahi dan memberi informasi yang selengkap-lengkapnya bagi mereka yang ingin belajar secara mandiri tentang kurikulum ini.

Platform merdeka mengajar berisi semua informasi tentang kurikulum merdeka mulai dari landasan filosofis perubahan kurikulum sampai pada model pembelajaran yang bisa diaplikasikan secara langsung dilapangan. Pokoknya bagi mereka yang mau belajar semua ada di situ

Bergeraklah Walaupun Hanya Satu Langkah

Setelah menyadari niat baik pemerintah dalam melaksanakan perubahan kurikulum serta menyambut secara positif dan optimis setiap perubahan yang ada, tibalah saatnya kita bergerak memulai perubahan tersebut.

Filusuf Tiongkok, Lao Tzu pernah mengatakan bahwa "Perjalanan seribu mil selalu dimulai dengan langkah pertama". Artinya bahwa perubahan sebesar apapun pasti dimulai dari perubahan-perubahan kecil lebih dulu. Tanpa ada perubahan kecil yang kita lakukan, mustahil akan ada perubahan besar seperti yang kita rencanakan.

Sebagai guru yang menjadi ujung tombak dalam pelaksanaan kurikulum merdeka, lakukan apapun yang bisa dilakukan untuk menerapkan perubahan tersebut. Entah dengan sering-sering mengakses platform merdeka mengajar atau dengan cara mengikuti diklat, seminar atau webinar yang ada.

Berbahagialah jika kita dikirim mengikuti suatu diklat atau bimtek tentang perubahan kurikulum ini. Berarti itu adalah kesempatan kita untuk belajar dan bergerak merespon perubahan.

Bersyukurlah Atas Semua Hal

Dalam melakukan diklat atau bimtek tentu kita akan banyak ditemukan dengan hal-hal yang baru. Syukurilah dan nikmatilah, ini adalah kesempatan kita untuk lebih dekat dan lebih siap dengan perubahan tersebut.

Andaikata kita belum bisa merespon dengan baik atau mengalami kesulitan, maka hal itu merupakan suatu langkah awal untuk kita bergerak lebih maju. Ingatlah bahwa orang yang paling sukses hidup adalah orang yang paling responsive terhadap perubahan.

Jika sudah memahami hal-hal yang telah diajarkan dalam bimtek maka sebarkanlan dan bagikanlah ilmu tersebut sebagai wujud rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas ilmu yang diberikannya.

The Power of Now

Kekuatan kita sesungguhnya terletak pada apa yang kita lakukan bukan pada apa yang kita ucapkan. Kita harus bisa lepas dari masa lalu untuk menyongsong masa depan yang lebih baik.

Dalam menyikapi perubahan kurikulum, kita harus bisa move on dari kurikulum dan cara kita mengajar yang dahulu. Bisa jadi kita beralasan bahwa cara mengajar kita dahulu telah menghasilkan banyak orang-orang sukses seperti dokter, dosen atau profesi yang lain, mengapa kita harus ganti sekarang. Coba kita ralat pikiran kita, andaikata kita mengajar dengan cara yang lebih baik tentu anak didik kita yang sukses akan lebih banyak dari pada diajar dengan cara itu. Jangan kita terkungkung dengan cara mengajar kita yang masih tradisional berupa ceramah. Zaman telah berubah, maka kita pun harus berubah.

Ingatlah bahwa masa yang terbaik adalah masa yang sedang kita jalani sekarang ini. Kurikulum yang terbaik adalah kurikulum yang sedang kita lakukan sekarang ini. Masa lalu adalah sejarah dan kenangan untuk kita jadikan bahan pelajaran dan batu pijakan bagi kita untuk melakukan tindakan yang lebih baik.

Masa sekarang adalah “present” atau hadiah kesempatan yang harus kita isi dengan tindakan-tindakan yang terbaik. Masa depan adalah impian yang harus kita songsong dengan hati gembira dan perencanaan yang matang. Dengan memahami dan melaksanakan the power of now kita akan memberikan yang terbaik dari diri kita untuk melakukan segala sesuatu termasuk menghadapi kurikulum yang berubah ini.

Tidak ada kata tidak untuk kurikulum yang baru ini, ayo kita semangat untuk melaksanakan dan memberikan yang terbaik bagi putra-putri bangsa

*) Guru IPS di SMP Negeri Kudu

Lebih baru Lebih lama