Satu porsi Sate Pecel Warung Emak. (Rabitha)


JOMBANG – Olahan sate yang khas dengan aroma asap arangnya memang memiliki cita rasa yang sungguh lezat. Terlebih jika dipadukan bumbu kacang dan petis yang cenderung manis lantaran dibalut kecap manis kian memanjakan lidah para penikmatnya. Namun bagaimana jadinya jika olahan sate tersebut dikombinasikan dengan bumbu pecel atau kacang?

Sate urat sapi tersebut dibakar hingga dua kali, yaitu pertama saat persiapan dini hari dan kedua bertujuan menghangatkan saat ada pembeli.

Semua itu terjawab pada sajian Sate Pecel Warung Emak yang berlokasi di Jalan Seroja Nomor 15A Jombang. Pemilik Sate Pecel Warung Emak, Sumiyati menyampaikan bahwa sudah berjualan olahan sate pecel sejak tahun 1990-an. Dahulunya sempat berpindah-pindah menyesuaikan lokasi yang kerap direlokasi di area seputaran Pasar Citra Niaga atau Legi Jombang, hingga kini menetap di halaman sebuah Rumah Toko.

Baca Juga: TK Al-Iman Jombang Implementasi P5 dengan Terperinci

Menariknya warung yang identik dengan bangunan semi permanen bertudung berwarna hijau ini buka sejak pukul 03.30 WIB, tetapi olahan satenya pasti habis duluan sekitar pukul 08.00 WIB. Kendati demikian terkadang juga dilanjutkan hingga pukul 11.00 WIB untuk menghabiskan aneka jualan lainnya selaiknya gorengan dan minuman.



Beruntungnya saat itu saya masih kebagian porsi terakhir sate pecel yang telah membuat penasaran indra perasa ini. Terlihat cekatan, Sumiyati yang ketika itu hanya seorang diri berjualan melayani para pembeli yang didominasi kaum papa.


Satu porsi Sate Pecel Warung Emak. (Rabitha)

Awalnya sate berbahan urat sapi yang telah matang tersebut diletakan pada tungku arang dan sedikit sentuhan kipas tradisional agar kian membarakan api. Tujuannya tiada lain supaya hangat dan kembali aromanya mampu menggoda selera pengunjung. Sembari menunggu, Sumiyati meracik nasi, sayur, sambal goreng tempe, dan bumbu pecel lengkap dengan rempeyek. Barulah setelah semuanya siap, lima tusuk sate urat sapi tersebut dipadukan.

Emak saat melayani para pembeli. (Rabitha)

Sungguh menggugah selera melihat sate urat sapi yang tampak mengkilat lantaran lelehan lemak yang lebur dengan kesedapan bumbu pecel. Memang dalam satu tusuk sate urat sapi isiannya tidak hanya urat saja, terkadang disela dengan lemak (Jawa: Gajih) serta hati. Menjadikan semakin kaya cita rasa yang ditimbulkannya. Ditambah sensasi kenyal yang mengemuka dari urat sapi, lebih menambah kenikmatan kala menyantapnya.

Sebelum dihidangkan, sate dipanasi terlebih dahulu. (Rabitha)

Perempuan murah senyum tersebut mengatakan, “Sate urat sapi tersebut dibakar hingga dua kali, yaitu pertama saat persiapan dini hari dan kedua bertujuan menghangatkan saat ada pembeli. Hal tersebut dilakukan untuk mempersingkat waktu dalam melayani pembeli yang sangat membeludak saat jam sarapan sekitar pukul 06.00 WIB.

Sate Pecel Warung Emak tampak depan. (Rabitha)

Satu porsi sate pecel hanya dibandrol dengan Rp 12.000 saja. Sungguh terbilang murah dan tak sampai membuat dompet anda tipis bukan. Silahkan dicoba langsung sebelum anda kehabisan.

Reporter/Foto: Rabitha Maha

Lebih baru Lebih lama