Tampak depan bangunan rumah antik gang pahlawan, Desa Sengon Jombang. (Donny)


JOMBANG – Sudah menjadi rahasia umum bahwa Kota Seribu Pesantren memiliki banyak warisan bangunan yang lekat dengan akulturasi budaya asing, laiknya Belanda hingga beberapa negara Eropa lainnya. Bangunan simbol kekuasaan masa lampau tersebut oleh ahli warisnya kini diubah menjadi pelbagai macam fungsi.

Rumah seluas 600 meter persegi tersebut memiliki tiga lapisan ruang khas Rumah Joglo adat Jawa yang mengandung nilai filosofis.

Laiknya rumah yang berlokasi di Gang Pahlawan, Desa Sengon, Kabupaten Jombang. Rumah yang berdiri menghadap arah Selatan tersebut tampak moncer dibandingkan dengan rumah yang ada disekitarnya. Sebab, diketahui bahwa rumah tersebut memiliki gaya yang mengarah pada bangunan kolonial Belanda.

Baca Juga: STEAM Antarkan SMP Darul Ulum 1 Peterongan Raih Prestasi

Rumah yang identik dengan warna putih gading dan biru muda tersebut terlihat sangat terawat. Tampak depan juga bersih dan sejuk dengan rimbunan pohon mangga serta tanaman hias yang sengaja ditata sedemikian rupa hingga menambah kesan estetika rumah tersebut.



Pengelola rumah, Fadel Muhammad, A.Md menyampaikan bahwa saat ini rumah klasik tersebut difungsikannya sebagai kafe dari tahun 2020 lalu. Menurut penuturan ahli warisnya, rumah klasik kolonial ini dibangun sejak era kekuasaan Belanda. Sayangnya perihal tahunnya tidak diketahui secara pasti.


Pintu pemisah antar ruang yang tak terlalu tinggi. (Donny)

Fadel Muhammad yang juga sebagai pemilik kafe tersebut mengisahkan bahwa sengaja memilih rumah bergaya klasik lantaran selain berlokasi di tengah kota juga sangat sejuk dan estetik dari segi gaya bangunan. Rumah yang tak pernah mengalami renovasi sebelumnya itu akhirnya harus dibongkar di beberapa sudut untuk penyesuaian, diantaranya membuat jendela dan pintu baru untuk mobilitas dan sirkulasi udara.

Sebagian bangunan yang tampak sesudah renovasi. (Donny)

“Menariknya saat membongkar tembok, sungguh menguras tenaga dan waktu lantaran setiap tembok memiliki konstruksi yang kokoh dengan ketebalan yang diatas rata-rata, yakni sekitar 25 sentimeter. Selanjutnya untuk pembuatan jendela juga menggunakan kayu jati, untuk menyesuaikan kekokohan dengan jendela dan pitu lainnya. Renovasi juga dilakukan pada bagian tembok depan yang awalnya seperti gapura diubah menjadi tembok minimalis,” ujar pria bertubuh tinggi itu.

Ruang tengah rumah antik gang pahlawan, Desa Sengon. (Donny)

Pintu pemisah antar ruang yang berbentuk khas kolonial setengah lingkaran terbilang cukup rendah yakni tak sampai dua meter saja, sehingga beberapa orang harus menunduk untuk melewatinya, imbuh Fadel Muhammad. Hal ini dimungkinkan sebagai simbol menghormati sang pemilik rumah. Setiap ruang juga masih lengkap memiliki dua daun pintu dengan handle besi kokoh yang mulai berkarat.

Terdapat ruang terbengkalai di halaman belakang rumah. (Donny)

Rumah seluas 600 meter persegi tersebut memiliki tiga lapisan ruang khas Rumah Joglo adat Jawa yang mengandung nilai filosofis. Ruang lapisan pertama yakni area terbuka yang biasa disebut balai untuk menerima tamu, tampak serasi lantaran pada rumah tersebut masih terdapat perabot rumah seperti kursi dan meja peninggalan yang terbuat dari rotan dan kayu jati.

Halaman samping rumah juga difungsikan sebagai sudut kafe. (Donny)

Memasuki ruang kedua yang biasa disebut ndalem terdapat empat ruang kamar yang diantaranya difungsikan sebagai kamar tidur, gudang penyimpanan hingga ruang bersantai keluarga. Selanjutnya pada ruang lapisan ketiga terdapat ruang yang difungskan sebagai dapur. Pada area halaman belakang terdapat ruang terpisah yang dulunya difungskan sebagai kamar mandi.

Reporter/Foto: Rabitha Maha/Donny Darmawan

Lebih baru Lebih lama