JOMBANG -  Mendengar kata Game Online, tentu yang ada dibenak kita sudah terbayang gambaran perilaku negatif akibat dampaknya.


Baik itu rupa kecanduan yang merubah perilaku si pemain, ataupun gangguan kesehatan di indra pengelihatan akibat terlalu lama berhadapan dengan gawai.


Baca Juga : Lima Kegiatan Menarik Untuk MPLS


Pada kenyataannya, hal tersebut telah menjadi suatu fakta. Tetapi di sisi lain, Game Online tidak selalu seburuk yang kita bayangkan. 


Penyerahan Trofi Juara Esport 
(ist)

Dalam perkembangan gelombang teknologi informasi saat ini, khususnya pada industri gaming, beberapa Game Online sudah ditetapkan menjadi cabang olahraga elektronik (Esport). Melansir dari kemenparekraf.go.id. perkembangan Esport di Indonesia telah diakui dunia internasional. 


Di data yang sama, selain raihan prestasi dalam turnamen Esport internasional, industri gaming dengan di dukung pembentukan tim Esport tanah air juga telah membuka lapangan pekerjaan dengan hasil 15 triliun dari perputaran ekonominya. 


Lantas, bagaimana dunia pendidikan mesti bersikap terhadap hal ini ?. Satu hal yang pasti, satuan pendidikan bisa mengadaptasi bidang Esport sebagai media penjaringan prestasi bagi peserta didik.


Sebagaimana yang telah dilakukan oleh SMP Katolik Wijana Jombang. Pada momentum hari jadinya yang ke 66 tahun, acara dimeriahkan dengan lomba Esport. Diikuti oleh 38 tim Esport yang terdiri dari 54 SD se Kabupaten Jombang, lomba Esport mempertandingkan game Mobile Legend dan Free Fire


Baca Juga : Giat Bersih Mahasiswa Hukum UPN Veteran Jatim Bersama SDN Plosogeneng I Jombang


Guru IPS sekaligus Koordinator lomba Esport SMP Katolik Wijana Jombang, Deni Ermanto, S.Pd. menjelaskan, tujuan digelarnya lomba Esport memang mewadahi bakat minat peserta didik pada Esport. 


Sosialisasi Lomba Esport Pada Wali Peserta Didik
(ist)

Tak sekedar bermain dan berlomba, tetapi dalam lomba Esport ini juga turut memberikan nilai edukasi pada wali peserta didik.


"Kalau di SMP Katolik Wijana Jombang sendiri, Esport sudah mulai berkembang peminatnya. Beberapa turnamen sudah sering diikuti oleh anak-anak. Baik di Jombang maupun di luar kota. Nah, dalam kesempatan hari jadi sekolah kami bersepakat untuk menjaring kemampuan Esport jenjang SD dengan melibatkan Esport Indonesia (ESI) Kabupaten Jombang untuk memberikan pemahaman bagi wali peserta didik, bahwa game online bisa dikelola dengan baik. Tujuannya jelas. Prestasi dan kompetensi di bidang olahraga digital,” ujar Deni Ermanto.


Tak hanya itu saja, tujuan besar merancang dan mengenalkan Esport di sekolah, memang untuk menepis anggapan negatif tentang game online yang ada saat ini, imbuh Deni Ermanto. Sebab, informasi dan nilai yang ada dalam Esport di dunia pendidikan, khususnya di Jombang belum tersampaikan secara apik. 


Deni Ermanto menambahkan, “Di dunia internasional saja, atlet Esport Indonesia sudah banyak diakui prestasinya. Dari sinilah kemudian, pentingnya komunikasi antara peserta didik, sekolah, dan wali murid untuk mengenal Esport sebagai medium prestasi baru bagi putra-putrinya. Sebab, nilai dalam Esport juga mengandung kemampuan untuk melatih ketangkasan, berfikir (adu strategi), dan kekompakan dalam tim.”


Kepala SMP Katolik Wijana Jombang, Yohana Tietiek Hariyanti, S.Pd. juga mengapresiasi antusias peserta lomba Esport. Baginya, kegiatan semacam ini juga penting untuk dikembangkan di sekolah, supaya wadah dan kontrol anak terhadap game bisa lebih sistematis dan terarah. ■donny darmawan

Lebih baru Lebih lama