NASIONAL - Menurut data yang dihimpun oleh Seasia Stats tahun 2018, jumlah Perpustakaan umum di Indonesia menempati urutan nomor 6 se-Asia Tenggara. Disebutkan, bahwa Indonesia memiliki 1.602 Perpustakaan umum.

Kendati demikian, jumlah yang ada tersebut masih berada jauh dengan Perpustakaan umum yang ada di Vietnam dengan jumlah 6.691, disusul oleh Thailand yang memiliki 2.116 Perpustakaan, kemudian Malaysia 1.392 Perpustakaan, berlanjut Filipina dengan 1.224 Perpustakaan, lalu Kamboja 1.100 Perpustakaan.


Infografis oleh Balitbang Majalah Suara Pendidikan

Senyampang itu pula, Databoks pada tahun 2021 telah membeberkan bahwa, Indonesia memiliki 10.794 perpustakaan yang sudah terakreditasi. Jumlah perpustakaan umum sendiri hanya berkisar 10,65%, sedangkan yang paling mendominasi adalah perpustakaan sekolah yang berjumlah 8.662 atau sekitar 80,24%.

Lebih lanjut Seasia Stats menjelaskan, Perpustakaan umum merupakan bagian denyut pengetahuan bagi masyarakat di hampir setiap negara di dunia. Selain berfungsi sebagai tempat belajar dan bekerja bagi para pelajar dan akademisi, perpustakaan umum juga rumah bagi berbagai kegiatan berharga seperti pengadaan komunitas buku, diskusi-diskusi, dan acara lainnya yang meningkatkan minat masyarakat terhadap literatur.


Lalu daerah mana yang memiliki banyak Perpustakaan terakreditasi nasional ?


Masih merunut data dari Databoks, Provinsi Jawa Timur menjadi wilayah dengan jumlah Perpustakaan terakreditasi nasional terbanyak. Yaitu dengan jumlah 1.658 perpustakaan. Sementara itu, daerah Maluku dan Maluku Utara tercatat memiliki perpustakaan terakreditasi paling sedikit di Indonesia, yang masing-masing hanya memiliki 13 perpustakaan.


Lantas, apakah jumlah Perpustakaan yang kita miliki sejalan dengan  minat baca yang ada ?


Mengutip dari rri.co.id (23/4/2024), UNESCO mencatat bahwa Indeks minat baca masyarakat Indonesia hanya diangka  0,001% atau dari 1,000 orang Indonesia, cuma 1 orang yang rajin membaca. Selain itu, hasil studi Programme for International Student Assessment, dari OECD menyatakan, 70% siswa Indonesia memiliki kemampuan literasi yang rendah. 


Menyikapi hal ini, Prof. Mochamad Nursalim, Dosen Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Surabaya menyebut, minimnya minat baca masyarakat Indonesia bersifat general tetapi minat baca yang rendah juga terjadi di kalangan mahasiswa yang notabenenya memiliki fasilitas pengetahuan yang lengkap.


Maka dari itu, menurut Nursalim, solusi yang dapat ditawarkan hingga hari ini adalah upaya untuk meningkatkan kesadaran bahwa per hari ini sudah banyak sekali sumber bacaan dan pengetahuan yang dapat dijangkau khalayak. 

Redaksi Majalah Suara Pendidikan
Lebih baru Lebih lama