JOMBANG - Banjir kembali melanda Desa Perak dan sekitarnya pada (24-24/12/2024) lalu. Banjir tahunan ini diakibatkan oleh luapan sungai Dusun Perak yang tidak mampu menampung debit air setelah hujan deras selama beberapa hari terakhir. 


Selain itu, banjir juga diperparah oleh air kiriman dari desa sekitar yang lebih tinggi. Kejadian ini menjadi bencana rutin yang hampir selalu terjadi setiap musim penghujan, termasuk tahun ini.


Yuk Baca : Pendidikan Karakter di Era Digital : Viral atau Bermoral ?


Akibatnya, salah satu sarana prasana pendidikan di Desa Perak, yaitu SDN Perak II turut terdampak banjir, hingga kedalaman di atas lutut orang dewasa. Rinciannya air yang masuk ruang kelas dengan ketinggian 25 cm pada ruang kelas yang masih belum ditinggikan. Secara keseluruhan terdapat 9 ruang kelas, termasuk perpustakaan yang terendam banjir.


Halaman SDN Perak II yang
Tergenang Banjir
(ist)

Ketinggian air yang mulai naik pada malam cuti bersama natal kemarin turut menjadi penghambat upaya penyelamatan fasilitas oleh warga sekolah. Sebelumnya, banjir juga menggenangi sekolah selama hari efektif. Sehingga aktivitas belajar dapat tertunda hingga lima hari karena ruang kelas terendam.


Walhasil buku-buku rusak, dan halaman sekolah yang becek tidak bisa digunakan untuk kegiatan belajar maupun bermain. Beruntung, banjir kali ini terjadi saat liburan akhir tahun sehingga tidak mengganggu proses belajar mengajar. Namun, kerusakan pada fasilitas sekolah tetap tidak dapat dihindari.


Sebelumnya, Pemerintah Desa Perak serta Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang telah memberikan bantuan berupa peninggian lantai di dua ruang kelas. Namun, banjir yang terjadi kali ini menunjukkan bahwa sembilan ruang lainnya masih rawan terdampak. Air setinggi satu meter masuk ke ruangan tersebut, merusak meja, kursi, serta perlengkapan belajar lainnya.


Yuk Baca :  Ini Kisah MI Mujahidin yang Juara Storytelling Tingkat Jawa Timur


“Kami sangat mengapresiasi bantuan sebelumnya untuk peninggian dua ruang kelas, tapi ternyata belum cukup. Kami masih memiliki sembilan ruang yang terdampak saat banjir. Situasi ini sangat mengganggu kegiatan belajar mengajar, terutama saat banjir datang di hari-hari efektif sekolah,” ujar Kepala SDN Perak II, Nurul Khotimah, S.Pd., M.M.Pd.


Selain ruangan kelas, kondisi halaman sekolah juga menjadi perhatian. Lumpur tebal dan genangan air di lapangan membuat anak-anak kesulitan bermain atau melakukan kegiatan di luar ruangan. Mengingat jumlah siswa yang majemuk, dan status SDN Perak II sebagai penyandang sekolah penggerak serta sekolah Adiwiyata penuh prestasi, tentu hal ini merupakan tantangan tersendiri setiap tahunnya.


 Oleh karena itu, pihak sekolah berharap pemerintah melalui Disdikbud Kabupaten Jombang dapat memberikan bantuan tambahan. Seperti peninggian lantai di seluruh ruang kelas serta pengurukan tanah di area lapangan sekolah.


Halaman SDN Perak II 
yang Tergenang Banjir
(ist)

“Banjir ini sudah menjadi bencana tahunan, sehingga penanganan lebih menyeluruh sangat dibutuhkan. Jika semua ruang kelas ditinggikan dan lapangan diuruk, dampak banjir terhadap aktivitas pembelajaran bisa diminimalkan,” tambah Nurul Khotimah.


Yuk Baca : Kreativitas dan Budaya Jadi Brand SDN Kepuhrejo I Kudu


Warga sekitar, pihak sekolah, hingga komite sekolah juga bergotong-royong membersihkan area yang terdampak banjir untuk mempercepat pemulihan. Namun, tanpa adanya upaya tindak lanjut dari pemerintah, tantangan yang sama kemungkinan besar akan terulang, dan SDN Perak II tetap tergenang banjir setiap musim penghujan.


Tentunya, semua pihak berharap agar perhatian terhadap infrastruktur sekolah dapat lebih ditingkatkan untuk memastikan proses pembelajaran tetap berjalan lancar. Sehingga, kondisi dapat segera kembali normal, meskipun ancaman banjir masih mungkin terjadi hingga penghujung musim penghujan.


Penulis : Guru Kelas I SDN Perak II, Richa Aina Nur Rizkya, S.Pd.


*) Tulisan telah disunting untuk penyesuaian sistematika penulisan, dan bahasa dengan standar redaksi oleh Redaksi Majalah Suara Pendidikan

Lebih baru Lebih lama