Kegiatan rutin Poskeswa Seroja Kecamatan Perak. (ist)

PERAK – Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) sering kali dipandang sebelah mata oleh masyarakat. Stigma yang terlanjur membumi tersebut sedikit banyak mulai dihapuskan oleh langkah taktis yang dilakukan Kader Pos Kesehatan Jiwa (Poskeswa) Seroja Kecamatan Perak.

Penuh keikhlasan merawat dan membimbing ODGJ juga dengan ketelatenan. Agar dapat semakin membaik bahkan pulih dan kembali beraktivitas bersama khalayak lainnya. Diterangkan Ketua Kader Poskeswa Seroja Kecamatan Perak, Taufiq Hadi Waluyo, bahwa gerakan ini sudah ada sejak tahun 2018. Mulanya kegiatan berpusat di Desa Kepuhkajang lantaran ditemukan banyak pasien ODGJ. Namun seiringnya waktu keseluruhan desa di Kecamatan Perak turut tergerak dalam membantu penangan ODGJ dilingkungannya.

Tugas para kader ialah mengamati dan mendeteksi dini apabila di masyarakat terdapat indikasi ODGJ. Selanjutnya mendampingi perawatannya seraya memastikan pengobatan medis dijalankan secara teratur.

“Hampir di setiap desa ada yang termasuk kategori ODGJ. Kini dari 13 desa rata-rata menyumbangkan sekitar 3 ODGJ. Jadi jika diakumulasi keseluruhan ada sekitar 39 ODGJ di Kecamatan Perak,” tutur Taufiq Hadi Waluyo.

Baca Juga: Heni Wahyudi Kebiasaan Membaca dan Menulis Jadikan Juara

Kami sering menyebutnya Tersayang. Kepanjangan dari Terabaikan Kasih Sayang Saat Jiwanya Tergoncang, tambah Taufiq Hadi Waluyo. Latarbelakang penyebabnya terbilang bermacam-macam, seperti karena permasalahan keluarga yang tak kunjung tuntas, pendidikan, hingga tekanan dalam pekerjaan. Jadi jarang ada yang diakibatkan dari keturunan, mayoritas dikarenakan permasalahan sosial yang dihadapi.


Taufiq Hadi Waluyo. (Rabithah)

Wakil Ketua Kader Poskeswa Seroja Kecamatan Perak, Imam Mukhlis menuturkan bahwa, Sebelum menjadi Kader Poskeswa Seroja Kecamatan Perak, seluruhnya akan mendapatkan pelatihan oleh Puskesmas Kecamatan Perak. Barulah ketika dianggap lulus dan laik, akan mendapat Surat Keputusan dari Camat Perak. Kini satu desa setidaknya memiliki dua kader.

“Tugas para kader ialah mengamati dan mendeteksi dini apabila di masyarakat terdapat indikasi ODGJ. Selanjutnya mendampingi perawatannya seraya memastikan pengobatan medis dijalankan secara teratur. Selain pelbagai aksi, sosialisasi pun dilakukan agar masyarakat lebih terbuka dan menerima ODGJ selaiknya memanusiakan manusia. Tak lupa juga menjalankan serangkaian program yang telah tersusun sebelumnya,” ujar Imam Mukhlis.

Pasien “Tersayang” Poskeswa Seroja Kecamatan Perak. (ist)

Seksi Acara, Poskeswa Seroja Kecamatan Perak, Yiyin Dyah Lukitasari menyampaikan ketentuan pasien ODGJ yang dirawat adalah telah mendapatkan diagnosa medis dari Puskesmas maupun penyedia layanan kesehatan. Hal ini penting karena kaitannya dengan pengklasifikasian dalam perawatan kesehatan supaya tak sampai salah penanganannya.

“Senyampang masih dapat tertangani di sini, maka pasien cukup dirawat oleh para kader secara bergantian. Namun bila menunjukan gejala kian parah, mau tidak mau harus dirujuk ke rumah sakit jiwa terdekat,” ujar perempuan yang aktif memimpin senam itu.

Jajaran Kader Poskeswa Seroja Kecamatan Perak. (Rabithah)

Bersyukurnya sebagian besar pasien ODGJ yang didampingi memiliki kemajuan yang cukup membanggakan. Terlihat dari hal sederhana seperti mandiri menjaga kebersihan badan, cara berpakaian, tutur kata, mampu melakukan kegiatan sehari-hari hingga mulai mendapatkan pekerjaan dan menikah. Hal itu mampu terwujud oleh tekad para kader meski ditengah keterbatasan anggaran, sarana, dan pengetahuan. Oleh karenanya berharap kian banyak donatur yang dapat membantu perawatan.

Reporter/Foto: Rabithah Maha Sukma/Istimewa
Lebih baru Lebih lama