WONOSALAM –  Karya sastra sebagai salah satu pusparagam budaya Nusantara, memang sarat akan nilai dan makna yang terbukti telah bertahan melintasi pelbagai zaman dengan segala kondisinya. Sejak dari era klasik hingga modern, pelbagai karya sastra terus lahir dan menjadi salah satu identitas kebangsaan. 


Dalam sebuah forum budaya oleh IQRO Semesta, yang dihadiri para penulis, sastrawan, dan pegiat literasi pada (21/10/2023) lalu, salah satu cerpenis terbaik Kompas tahun 1994 silam, Joni Ariadinata membenarkan bahwa kekuatan sastra turut melambari pembentukan peradaban suatu bangsa. Dicontohkannya, pada proses perumusan Sumpah Pemuda, imajinasi persatuan yang diikat dengan suatu ikrar menjadi penanda penting bahwa bagian sastra di dalamnya berperan penting dalam memunculkan simbol secara komunal.


Baca Juga : Desa dan Nilai Tradisi


“Bahkan jauh dari itu, sastra lisan di masa lampau telah dijadikan sumber ilmu dan pengetahuan yang beberapa diantaranya juga masih berlaku sampai hari ini. Artinya, sastra juga berlaku sebagai penerjemahan atas nilai budaya, tradisi, sikap, dan juga kearifan lokal di masyarakat. Oleh karenanya eksistensinya perlu dijaga supaya kandungan nilainya senantiasa relevan di tiap zaman,” tukas Joni Ariadinata.


Para peserta berfoto bersama (ist)

Menyambung perihal upaya merawat eksistensi kandungan dan relevansi nilai sebuah karya sastra, Ketua Lesbumi NU Jawa Timur, Nonot Sukrasmono yang turut hadir, berpendapat, membentuk kebiasaan dengan bercerita yang tertulis maupun audio visual melalui gawai dapat menjadi alternatif untuk mewariskan kaidah sastra kedepannya. Hal ini menjadi penting, sebab kaidah nilai dan sikap masa lampau yang luhur dapat dijadikan pandu di masa kiwari ini supaya identitas yang telah terbentuk tidak lekas memudar.


Sementara itu Ketua Iqro Semesta, Bambang Prakoso menjabarkan, hasil forum bila diibaratkan nampak seperti oase, penjernih pemikiran di ruang publik ihwal identitas bangsa dari sudut pandang karya sastra. 


Poster Acara (ist)


Senyampang itu pula, Ketua Dewan Pembina IQRO Semesta, Yusron Aminulloh, menegaskan, menjaga bentuk identitas bangsa lewat karya sastra bersama ini juga membutuhkan keterlibatan kaum muda. Melalui ketekunan belajar, membaca, menyerap pengetahuan dari pelbagai forum dan lantas di aplikasikan kedalam laku sehari-hari. ■ donny darmawan 

Lebih baru Lebih lama