JOMBANG -  Film dokumenter sebagai salah satu produk jurnalistik di era saat ini telah merupa sebagai media alternatif, dalam memotret serta merekam suatu isu yang jauh dari hingar bingar media mainstream.


Baca Juga : Lingkungan Adalah Sumber Moderasi Beragama


Sebagaimana dalam kontestasi Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 yang telah usai, munculnya film dokumenter Dirty Vote 2024 yang membeberkan fakta kecacatan Pemilu 2024, besutan jurnalis kawakan Dandy Laksono, telah memantik diskursus yang luas di pelbagai kalangan.



Sesi Nobar. 
(Donny)


Pada (13/2/2024) lalu, bertempat di Kedai Rumah Merdeka Jombang beberapa komunitas yang terdiri dari Front Nahdliyin Untuk Kedaulatan Sumber Daya Alam, Aliansi Perpustakaan Jalanan Jombang, serta Islam Bergerak, menggelar Nonton Bareng dan Diskusi Dirty Vote 2024. 


Penulis yang di dapuk menjadi pemantik diskusi bersama aktivis dan akademisi dari Islam Bergerak, Azka Fahriza, berpendapat bahwa Dirty Vote 2024 menjadi pengetahuan demokrasi serta literasi politik alternatif yang penting saat ini.


Baca Juga : Memaknai Literasi Lewat Drama Kolosal Islami


Mengapa ? karena lewat dokumenter ini pelbagai data kecurangan Pemilu 2024, yang menyangkut pertalian elite politik, analisisnya memang berbicara. Sehingga hal ini memudahkan publik untuk mencernanya secara gamblang. 


Juga dalam arti yang sesungguhnya, meminjam istilah Muhidin M Dahlan, bahwa Dirty Vote 2024 ini adalah bentuk visualisasi dari pengklipingan. Kliping yang merekam catatan hitam proses demokratisasi pasca reformasi. 


Sesi Diskusi.
(Donny)


Selain itu pula dalam pandangan penulis dari sudut pandang media, isu dalam Dirty Vote 2024 bukan sesuatu yang baru. Tetapi, dalam bentuk terkini, perluasan dokumenter bisa menjadi penguatan jurnalisme berkualitas yang sejalan dengan aktivisme di akar rumput. 


Sementara itu, Azka Fahriza memaparkan, narasi Dirty Vote 2024 yang dibawakan selama 2 jam lebih dan membuat jenuh, merupakan fakta yang tak dapat ditampik. 


Namun, terlepas dari sisi membosankan dan monoton karena narasi yang dibawakan oleh tiga ahli hukum tata negara di dalamnya berbentuk presentasi, isu dalam Dirty Vote 2024 tetap penting. 


Jejak Pendapat dengan Para Sineas. 
(Donny)

Pentingnya ini karena menyangkut pemahaman apakah kualitas demokrasi kita hanya bergantung dan diukur dari hasil Pemilu ?. Saya rasa tidak demikian, sebab jika kita pelajari dari Dirty Vote 2024 ini yang memang sebuah dokumenter ajakan untuk menggagalkan kecurangan Pemilu baik yang sudah maupun yang akan datang. Maka gerakan sosial politik alternatif dan aktivisme dapat dibangun kembali saat ini. Fungsinya jelas, dijadikan sebagai konter terhadap orkestrasi elite politik yang besar dan berpengaruh negatif sampai ke tingkat lokal, ” ujar Azka Fahriza. donny darmawan

Lebih baru Lebih lama