KESAMBEN - Sekolah saat ini memang telah mengalami banyak perkembangan. Tak hanya menjadi tempat belajar, sekolah juga dituntut untuk ambil bagian dalam pelestarian budaya dan seni tradisi daerah.


Dalam hal ini, SMP Harapan Kesamben telah merilis program bertajuk Javanese Style yang sudah berjalan satu tahun ini. Menariknya meskipun memakai istilah dalam Bahasa Inggris, implementasi Javanese Style tetap mengacu pada pembiasaan dan pelestarian Bahasa Jawa, makanan serta permainan tradisional.


Yuk Baca :  Ini Dia Robela : Robot Edukatif Ramah Lingkungan


Kepala SMP Harapan Kesamben, Kartika Widiarti,S.Pd. menjabarkan, Javanese Style dilaksanakan setiap hari kamis. Pada pelaksanaannya, seluruh guru dan siswa-siswi memakai busana khas Jawa, berbahasa Jawa kromo alus, memainkan permainan tradisional, sekaligus jajan dari jajanan tradisional.


Siswa-siswi memainkan permainan tradisional.
(ist)

“Program Javanese Style ini kami tujukan agar anak-anak tak sampai kehilangan identitasnya di tengah masyarakat. Sebab, semakin kesini, banyak dari anak-anak yang tak mengenal dan mengetahui apa saja kearifan lokal yang ada di sekitarnya. Oleh karenanya, Javanese Style kami hadirkan, supaya anak-anak belajar tentang pentingnya berkearifan lokal di rumah maupun di sekolah,” ujar Kartika Widiarti.


Guna memantabkan praktik berkebudayaan para siswa-siswi di Javanese Style, pada (2/1/2025) lalu, SMP Harapan Kesamben sukses menghelat Gelar Karya dengan tema Kearifan Lokal dan Kewirausahaan. Pada tema Kearifan Lokal, para siswa Kelas IX mendapat tugas membuat video budaya lokal. Lalu hasil video ini dipertontonkan saat gelar karya.


Yuk Baca : Pendidikan Adalah Pengabian Kepada Tuhan


“Dari empat kelompok yang ada di tema Kearifan Lokal, seluruhnya mampu membuat satu video. Jadi ada empat video hasil karya anak-anak. Kemudian di Kewirausahaan, juga ada fashion show dengan baju daur ulang. Dari pembuatannya, anak-anak berhasil membuat  7 produk baju daur ulang. Kemudian, praktik membuat jajanan tradisional berbahan singkong, juga kita terapkan sebagai bagian dari keterampilan Kewirausahaan yang berbasis Kearifan Lokal. Lewat metode ini, anak-anak cukup antusias dan bersemangat. Sebab, dari tampilan dan praktik gelar karya ini lebih variatif dan berbeda dari sebelumnya,” imbuh Kartika Widiarti.


Gelar Karya dengan Kreasi Baju Daur Ulang.
(ist)

Sementara itu, Wakil Kepala Bidang Kurikulum SMP Harapan Kesamben, Rizka Apriliana, S.Pd. menambahkan, lewat metode yang di Javanese Style pengenalan budaya menjadi lebih efisien, mudah, dan menarik bagi siswa-siswi.


Yuk Baca : Bagaimana Tanggungjawab Pendidikan Untuk Kelestarian Lingkungan Hari Ini ?


“Ketika pengenalan tradisi dan kearifan lokal ini dilakukan dengan banyak praktik dan membuat karya, anak-anak menjadi tidak bosan. Jadi pemahaman, nilai dan tujuannya, juga lebih mudah dipahami oleh anak-anak,” tandas Rizka Apriliana. •donny darmawan


Lebih baru Lebih lama