JOMBANG - Berbicara budaya, sejarah, di Kota Santri ini memang menarik. Jika ditarik mundur ke belakang, masih banyak cerita maupun fakta yang belum tersingkap. Seperti halnya perjalanan sosok Raden Badrun.
Baca Juga : Juara Filmnya Terbentuk Karakternya !
Berdasarkan riset Dosen Prodi Bahasa Inggris Universitas PGRI Jombang sekaligus Ketua Lingkar Studi Santri yang juga pegiat Sejarah, Aang Fatihul Islam, M.Pd. dijelaskan, bahwasannya Raden Badrun merupakan bupati pertama Jombang.
Penjelasan ini diungkapkan Aang Fatihul Islam kala menjadi pemantik diskusi Komunitas Pelestari Sejarah Jombang pada (10/7/2024) yang mengangkat tema Menelisik Jejak Kepemimpinan Kanjeng Sepuh Jombang, di Taman Dinas Komunikasi Informatika Kabupaten Jombang.
Pengambilan Dokumentasi Diskusi
(Donny)
Aang
Fatihul Islam lebih lanjut menjelaskan, “Jadi Raden Badrun ini adalah nama asli
dari Raden Adipati Aria Soeradiningrat V, yang lebih dikenal dengan Kanjeng
Sepuh. Nah, Kanjeng Sepuh sendiri berasal dari Sidayu Gresik. Perlu diingat,
Kanjeng Sepuh bukanlah sebuah nama, melainkan gelar turunan dari keluarganya.
Mengapa diberikan gelar ini ? karena sosok Kanjeng Sepuh dikenal memiliki
kedalaman dan keluasan ilmu baik itu spiritual maupun kanuragan.”
Baca Juga : Menjaga Moderasi dan Tradisi Lewat Larung Takir
Aang Fatihul Islam melanjutkan, proses penemuannya atas jejak Kanjeng Sepuh dipicu dari penulisan bukunya yang berjudul Jejak Ulama Mastur.
Dalam
prosesnya, penemuan sosok Kanjeng Sepuh bermula ketika disebutkan pada salah
manuskrip lama tentang pemberian ijin perubahan Musala di Kedung Macan menjadi
Masjid kepada Kiai Muntaha yang ditandatangani oleh Kanjeng Sepuh.
“Tapi
bukan berarti proses ini mulus. Minimnya sumber dan informasi tentang Kanjeng
Sepuh membuat saya sempat putus asa. Akhirnya, informasinya saya runut dari
beberapa peninggalan dan kisah anak turun Kanjeng Sepuh yang ada di Surabaya
dan Jakarta,” imbuh Aang Fatihul Islam.
Aang
Fatihul Islam menjawab, “Karena di jaman itu, konteks masyarakatnya membutuhkan
sosok pemimpin yang memiliki kelebihan ilmu. Jadi, ada semacam kategori ilmu
tertentu untuk orang dulu bisa menjadi adipati atau pemimpin. Selain itu juga,
dari tutur yang berkembang, kepemimpinan Kanjeng Sepuh begitu dicintai rakyat.
Karena beliau ini punya kebiasaan suka berkeliling, dan memantau kondisi
rakyatnya.”
Aang Fatihul Islam Menjabarkan
Pengalamannya Mencari Sumber Kanjeng Sepuh
(Donny)
Aang
juga mengakui, dorongan untuk menulis buku Menelisik Jejak Kepemimpinan Kanjeng
Sepuh Jombang, dilandasi atas tanggung jawab moral.
Baca Juga : Indahnya Berbagi Saat Maulid Nabi di SDN Kudubanjar II Kudu
“Karena saya lahir di Jombang, asli Jombang, jadi memang ingin menuliskan jejak para pendahulu agar bisa memperkaya khazanah literasi lokal. Disamping itu pula, ini juga menjadi catatan bagi pemerintah, bahwa manuskrip dan arsip itu penting. Tidak bisa anggap remeh. Karena nilainya bermanfaat bagi masa mendatang,” tegas Aang Fatihul Islam. ■donny darmawan