KESAMBEN - Kamis (26/9) saat hari masih pagi, suasana SMP Negeri 1 Kesamben sudah terlihat ramai. Di lapangan tengah, seluruh siswa-siswi Kelas VII-IX sudah bersiap di masing-masing pos/stand yang telah dihias dengan kain batik dan berbagai ornamen.
"Pertama, antusias dan seluruh kreativitas anak-anak kita apresiasi dengan mendampingi dan melibatkan karyanya sebagai pemeriah acara. Kedua, sekolah kami ingin selalu menumbuhkan kerjasama guru dan anak-anak secara apik, lewat kolaborasi berbagai macam karya ini. Seperti pembuatan Wayang Topeng Jatiduwur, dan ornamen Kuda Lumping dari kardus. Ketiga, nilai demokrasi dalam pemilihan ketua dan wakil OSIS periode 2024-2025 diharapkan menjadi bekal ilmu dan pengetahuan bagi anak-anak di masa mendatang," ujar Irawan Budi Santoso.
"Karena, sesuai dengan tujuan penggabungan tiga topik P5 ini, nilai seni dan permainan tradisional juga mengandung pesan agar kita selalu guyub dan bekerja sama. Jadi di sekolahpun, kolaborasi dalam guyub dan bekerja sama saat berkarya ini juga menjadi bagian dari proses pembelajaran," ungkap Fafan Hidayat Amin.
Baca Juga : Juara Filmnya Terbentuk Karakternya
Dihari inilah, untuk pertama kalinya, SMP Negeri I Kesamben menggelar agenda Gelar Karya yang menggabungkan beberapa topik dalam rupa Festival Budaya TaTo Manan dan Pesta Demokrasi
Mulai dari Pesta Demokrasi dengan pemilihan tiga ketua dan wakil ketua OSIS Periode 2024-2025 yang seluruh penyelenggaranya adalah kelas VII. Kemudian Kearifan Lokal yang menyajikan Tari Kolosal Wayang Topeng Jatiduwur yang diikuti 75 siswi Kelas IX, serta Drama Permainan Tradisional dengan melibatkan 60 siswa-siswi dari Kelas XII.
Kepala SMP Negeri 1 Kesamben, Irawan Budi Santoso, S.Pd. menjabarkan, konsep penggabungan tiga topik yang ada di dalam praktik Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) ini, memang memiliki beberapa tujuan.
Sambutan Pembukaan oleh Irawan Budi Santoso (Donny) |
Baca Juga : Anggaran Pendidikan Berkurang 15,7 Triliun
Lebih lanjut, Irawan Budi Santoso menambahkan, yang terpenting dari Gelar Karya SMP Negeri 1 Kesamben kali ini ialah upaya pengenalan dan pelestarian kesenian Wayang Topeng Jatiduwur di sekolah sebagai kesenian asli Kesamben.
Para Penari Wayang Topeng Jatiduwur dari Kelas IX (Donny) |
"Jadi, ini juga langkah kami untuk menjadi bagian dalam melestarikan kesenian daerah, khususnya Wayang Topeng Jatiduwur. Tentunya pendidikan, dalam hal ini sekolah wajib berperan untuk mengajarkannya ke siswa-siswi, agar mereka punya kebanggaan dan pengetahuan terhadap kesenian yang ada di daerahnya," tegas Irawan Budi Santoso.
Baca Juga : Menelisik Sosok dan Jejak Kanjeng Sepuh Jombang
Dibenarkan oleh Ketua Gelar Karya SMP Negeri 1 Kesamben, Fafan Hidayat Amin, S.Pd. bahwa pesan dan nilai moral yang ada dalam kesenian maupun permainan tradisional hari ini masih penting untuk dibawa dan diajarkan di sekolah.
Tari Kolosal Wayang Topeng Jatiduwur oleh Kelas IX SMP Negeri 1 Kesamben (Donny) |
"Karena, sesuai dengan tujuan penggabungan tiga topik P5 ini, nilai seni dan permainan tradisional juga mengandung pesan agar kita selalu guyub dan bekerja sama. Jadi di sekolahpun, kolaborasi dalam guyub dan bekerja sama saat berkarya ini juga menjadi bagian dari proses pembelajaran," ungkap Fafan Hidayat Amin.
Visi dan Misi Para Calon Ketua dan Wakil OSIS SMP Negeri 1 Kesamben (Donny) |
Sementara itu, Pembina OSIS SMP Negeri 1 Kesamben, Supaat, S.Pd. menambahkan, dalam proses pemilihan ketua dan wakil OSIS SMP Negeri 1 Kesamben, siswa-siswi juga diajarkan untuk belajar bekerja secara tim.
"Dari panitia memang harus kompak membangun kerjasama tim. Karena, seluruh rangkaian kegiatan pemilihan ketua dan wakil OSIS SMP Negeri 1 Kesamben ini, juga kami persiskan dengan Pemilu dimana penyelenggaranya adalah siswa-siswi Kelas VII. Jadi praktik berdemokrasi secara langsung, selain jadi pengtahuan, juga menambah kreativitas dan kerjasama antar teman," tandas Supaat. ■donny darmawan