MOJOWARNO – Tiga tahun berlalu, semenjak bulan Juli tahun 2020 silam, perjalanan karier seorang Eka Rahmadiana, S.Pd. mengalami banyak perubahan di SMP Pancasila Mojowarno.
Baca Juga : SMP Harapan Kesamben Wadahi Kreativitas Peserta Didik dengan Membatik
Bermula dari guru IPA, perempuan yang identik dengan hijab panjangnya ini akhirnya terpilih untuk menduduki kekosongan kursi kepala sekolah. Menggantikan kepala sebelumnya.
Tak serta merta mendudukinya dengan menjalankan tugas hanya formalitas semata, Eka Rahmadiana berangsur menyusun taktik guna mendongkrak peningkatan mutu bagi pendidikan di SMP Pancasila Mojowarno.
Baca Juga : ChatGPT : Cepat Namun Tak Selalu Tepat
Kala itu, senyampang dengan dibukanya seleksi program Sekolah Penggerak angkatan II, Bu Eka sapaan akrabnya, bertekad mendaftarkan diri dan berkompetisi untuk lolos.
Eka Rahmadiana berkisah, “Awal seleksi, jujur saya merasa tidak percaya diri. Sebab, terdapat persyaratan teknis yang memang belum terpenuhi. Namun, tekad sudah bulat. Sekali layar terkembang surut kita berpantang. Bekal yang saya miliki saat seleksi, bertambah. Selain menyusun bahan ajar seraya mempraktikkannya di hadapan penyeleksi secara virtual, sangu lain yang saya kedepankan ialah doa dan dukungan dari peserta didik.”
![]() |
Eka Rahmadiana. (Donny) |
Selanjutnya Eka Rahmadiana juga mengakui, pasca praktik simulasi mengajar, tak lama SMP Pancasila Mojowarno ditetapkan sebagai Sekolah Penggerak. Keberhasilan ini diyakininya tak lepas dari doa yang dilangitkan seluruh peserta didik.
Baca Juga : Kolaborasi AI Dalam Pembelajaran
“Mulai proses karya tulis ilmiah yang mengulas kegiatan rutin peserta didik melakukan bakti sosial dan amal jariyah tiap hari Jumat, lalu dilanjut dengan praktik simulasi mengajar dengan pembelajaran berbasis bahan lingkungan, kelolosan saya di Sekolah Penggerak memang diluar dugaan semua pihak. Akan tetapi, saya tetap percaya bahwa apa yang saya lakukan semua tertuju untuk kepentingan guru dan peserta didik, akan berbuah manis hasilnya. Pun sampai hari ini, ketika biaya sekolah, fasilitas, seragam gratis, semuanya dapat tercukupi dari BOS Kinerja Sekolah Penggerak. Selain itu motivasi terbesar saya mengikuti Sekolah Penggerak juga ingin menciptakan para pendidik yang berjiwa besar untuk mengabdi dan melayani peserta didik,” imbuh Eka Rahmadiana.
![]() |
Eka Rahmadiana Saat Membersamai Peserta Didiknya. (Donny) |
Wakil Kepala Bidang Kesiswaan SMP Pancasila Mojowarno, Yusuf Irwansyah, S.Pd. membenarkan, bahwa dari prinsip dan motivasi pengabdian dan pelayanan yang ditegaskan oleh Eka Rahmadiana, saat ini para guru sudah memiliki ragam metode pembelajaran. Keberagaman metode ini menjadi salah satu wujud pelayanan yang berdiferensiasi serta berpusat pada kemampuan peserta didik dalam proses pembelajaran. ■ donny darmawan