BARENG - Suatu hari di tahun 2020, Harun Al Rasyid seorang anak yang berasal dari Kota Yogyakarta, memecahkan kaca masjid di sekitar rumahnya. Harun, panggilannya memang terkenal anak yang nakal. Saking nakalnya, kedua orang tuanya ingin memondokkannya di Solo, di Pondok Pesantren As-Salam.
Ayah
Harun lah yang memotivasinya untuk masuk ke Pondok Pesantren. Awalnya Harun
merasa bimbang dan ragu. Tetapi dari kepercayaan ayahnya, tekad Harun pun sudah
kuat. Maka, setelah lulus dari SD yaitu MIM 1 Yogyakarta, Harun akhirnya masuk
ke Pondok Pesantren As-Salam.
Tepat
pada tanggal 17 Juli 2022, Harun berangkat mondok. Sesampainya di Pondok
Pesantren As-Salam, Harun berpamitan pada kedua orangtuanya.
Baca Juga : Meriahnya Festival Budaya dan Pesta Demokrasi SMP Negeri 1 Kesamben
Kehidupan
awal Harun di Pondok Pesantren As-Salam berjalan seperti santri pada umumnya. Minggu
pertama ia merasa rindu yang amat sangat kepada keluarganya. Setelahnya, satu
bulan mondok, Harun sudah bisa beradaptasi. Tahajud, hafalan, sekolah dan
kegiatan lainnya, diikuti dengan lancar.
Awalnya
Harun merasa berat. Tetapi Harun sadar, ia adalah satu-satunya harapan di
keluaraganya. Dia berjuang sekuat jiwa dan raganya. Dan di tahun 2023, Harun
naik ke kelas 8. Di tahun ini, Harun sudah berhasil menghafal 5 juz Alquran.
Ini berkat kerja kerasnya dan doa dan dukungan orang tuanya.
Harun
yang awalnya dikenal sebagai anak nakal, berubah menjadi anak baik, salih, dan cerdas. Di sekolahnya,
Harun juga aktif mengikuti Olimpiade IPS, Tahfidz, Futsal, dan lomba lainnya.
Khotmul Quran dan Imtihan
SMP MBS Bareng
(ist)
Dan
karenanya, Harun mendapat gelar Santri Teladan di Pondok Pesantren As-Salam
pada tahun 2025. Ditambah lagi, Harun
juga lulus dari Pondok Pesantren As-Salam dengan predikat 12 juz mumtaz dan
gelar lulusan terbaik.
Kemudian,
Harun melanjutkan SMA di Pondok Pesantren Al-A’raf Semarang. Selama dua
setengah tahun di Al-A’raf, Harun berhasil menghafal mutqin 30 juz di akhir 2027 dan ia tasmi 30 juz. Setelah lulus dari
Al-A’raf, Harun mendapat beasiswa di salah satu universitas terbaik di Turki.
Baca Juga : Rumah Simbol Sejarah Desa Jombok Bergaya Indische Empire
Berada di Turki empat tahun untuk kuliah dan mengambil jurusan Agama, Harun lalu pulang ke Indonesia dengan mendapat nilai A. Sepulangnya di Indonesia, Harun banyak di undang ke seminar motivasi dan kajian.
Orang
Tua Harun pun bangga. Anak yang dulunya nakal, ini menjadi pendakwah muda dan
diidolakan banyak orang. Kisah Harun ini menunjukkan harapan orang tua dan
doanya menjadi penentu kesuksesan Harun.
Baca Juga : SMP Negeri 1 Megaluh Tak Henti Berkarya dan Berinovasi
Ditambah
lagi, kerja keras dan perjuangan Harun dalam menimba ilmu. Semoga kisah ini
menginspirasi pembaca untuk selalu berjuang dan berdoa dalam menggapai impian.
Sekian cerita yang saya tuliskan.
Penulis : Safaraz Akma Fadhil Kelas IX SMP Muhammadiyah Boarding School Bareng
*Cerita ini disadur dari Antologi Cerpen Seuntai Harapan Menjadi Santri Karya Santri SMP Muhammadiyah Boarding School Bareng.