JOMBANG - Guru, sosok panutan yang digugu dan ditiru. Dalam genggaman tanganya, kaum muda dititipkan untuk dijadikan insan yang menjunjung tinggi moralitas dan martabat kemanusiaan. Jangan ditanya berapa banyak gaji seorang guru, karena gaji yang mereka dapatkan masih banyak yang tidak sesuai dengan jasa dan semua yang mereka lakukan.



Diskusi oleh Penulis Bersama Siswa-Siswi.
(ist)


Mulai merelakan diri menahan tidur demi mengajar muridnya yang acuh tak acuhhingga menghadapi berbagai kritikan dari atasan maupun wali murid. Belum lagi, tugas guru juga dituntut mengatasi murid-murid bermasalah di sekolah, bertanggung jawab atas segala perilaku murid-muridnya, dan manusiawi jika terkadang merasa kecewa atas nilai yang didapatkan murid tidak sesuai dengan harapannya.


Baca Juga : Kenapa Kurikulum Kita Bergonta-Ganti ?


Sungguh menjadi guru itu bukanlah hal yang mudah bukan ?. Namun mengapa dengan santainya kita sebagai murid menyepelekan seorang guru ? Dengan mudahnya menghiraukan nasehat guru, tidak memperhatikan apa yang disampaikan guru. Asyik ngobrol sendiri, dan lain sebagainya. Mengapa ?
Dulu guru adalah teladan bagi murid dan masyarakat. Namun sekarang zaman telah berubah. Dimana guru memarahi murid sebagai bentuk perhatian kini hanya dianggap sebagai angin lalu saja. Bahkan lebih parahnya lagi guru bisa saja di tuduh melakukan pelanggaran HAM hanya karena mendisplinkan muridnya. Menyikapi tentang berbagai kasus kekerasan siswa terhadap guru, pendidikan karakter idealnya tidak tertuju pada materi saja. Namun juga pada pengembangan etika dan sopan santun, sebagaimana siswa bersikap dan menghormati guru. 


Penulis Berdikusi dengan Siswa-Siswi.
(ist)

Hal tersebut bisa dimulai dari lingkungan rumah yang menanamkan nilai keagamaan serta media massa yang harus berhati-hati dalam memberikan informasi. Karena, secara tidak langung semua itu berperan dalam membangun jati diri siswa. Disamping itu pula, kita harus belajar memuliakan guru dari Negeri Jepang. Pada saat Bom Atom mengguncang Jepang dan melumpuhkan Kota Nagasaki serta Hiroshima pada 6-9 Agustus 1945Kaisar Hirohito mengumpulkan seluruh jenderal dan bertanya berapa jumlah guru yang masih hidup ?.


Sikap Kaisar Hirohito tersebut, diambil karena ingin membangun kembali negaranya dengan bertumpu pada kekuatan guru, dan bukan kekuatan pada pasukan. Guru dianggap sebagai salah satu profesi yang dapat mencerdaskan bangsa. Guru dianggap sebagai  profesi yang mulia. Orang yang menyandang profesi guru harus mendapatkan gelar kehormatan.



Jika kita mencari ilmu maka kita harus menghormati ilmu, maka dari itu hormatilah dan hargailah seorang guru. Hormat kepada guru merupakan kunci keberhasilan dalam menuntut ilmu karena guru adalah perantara ilmu kita sebagai kunci kesuksesan dan kemanfaatan ilmu yang kita miliki.

Berikut adalah contoh sikap menghormati guru dalam kehidupan sehari-hari :


·         Memberi salam ketika bertemu guru.

Kebanyakan siswa ketika bertemu guru enggan menyapa entah karena malu atau disengaja. Sikap ini sangat tidak sopan dan tidak menghargai guru, hendaklah memberi salam ketika bertemu atau berpapasan di jalan. Juga ketika guru memberi salam untuk memulai pelajaran ataupun mengakhiri pelajaran.


·         Mendengarkan dengan baik apa yang disampaikan guru.

Saat guru mengajar biasakanlah untuk memperhatikan guru, kebanyakan siswa mengobrol sendiri, tertidur, ada pula yang makan. Hal ini secara tidak langsung menyakiti hati guru. Oleh karena itu untuk menghargai guru, hindarilah mengobrol sendiri ataupun tertidur, jangan sibuk sendiri dan tetap fokus.


·         Tidak memotong pembicaraan guru.

Saat guru sedang menjelaskan materi pelajaran di kelas, jangan sekali-kali menyela pembicaraan. Apabila ingin bertanya atau mengatakan sesuatu sebaiknya tunggu sampai guru selesai menjelaskannya. Dengan begini, guru akan merasa dihargai sehingga lebih semangat mengajar lagi.

 

·         Mencium tangan guru ketika bertemu.

Mencium tangan guru sangat berpengaruh untuk membangun komunikasi antar siswa dan guru, tanpa sadar mencium tangan guru dalah kunci keberhasilan.


·         Berbicara yang sopan

Murid diharapkan berbicara sopan dan lembut sebagai wujud cinta dan hormat mereka terhadap guru. Rasulullah mengajarkan pentingnya berkata-kata lemah lembut kepada semua orang, baik yang lebih tua maupun yang lebih muda.


Penulis Saat Menjadi Pemateri.
(ist)

Terakhir, ada pesan dari Seorang Penyair Syauqi, yang bersyair :Berdiri dan hormatilah guru dan berilah penghargaan, seorang guru itu hampir saja merupakan seorang rasul.”Maka dari itu hormatilah gurumu niscaya akan mendapat hikmahnya, janganlah menyepelekan ataupun acuh tak acuh terhadap seorang guru karena jasa dan dedikasi guru dalam upaya pencerdasan bangsa akan selalu terukir sekalipun napas sudah terpisah dari raga.


Penulis : Agus Dwi Amar Fithra, S.Pd. (Guru Bahasa Indonesia SMP Negeri 1 Wonosalam dan Guru Penggerak Rekognisi Angkatan 10)


*) Esai telah disunting untuk menyesuaikan sistematika penulisan, ejaan, bahasa, yang sesuai dengan ketentuan Redaksi Majalah Suara Pendidikan. 

Lebih baru Lebih lama