DIWEK – Kepala SDN Grogol I Diwek, Hulwin Nushiyah, S.Pd. begitu sumringah saat ditemui Majalah Suara Pendidikan pada (9/7/2024) lalu. Keceriaan yang ditampakkan memang bukan tanpa alasan. Sebabnya, kisah perjuangan dan motivasinya bersama para guru untuk “menghidupkan” SDN Grogol I Diwek memang patut diapresiasi.
Baca Juga : Aliansi Inklusi Jombang Berikan 6 Rekomendasi Layanan Perlindungan Perempuan dan Anak
Hulwin
Nushiyah, berkisah, “Waktu awal mendapat tugas guru disini pada tahun 2014,
gebyar kegiatan anak-anak memang belum nampak. Lambat laun waktu berjalan, pada
saat saya mulai plt tahun 2019, dan mulai definitif tahun 2020, kegiatan
anak-anak perlahan kami hidupkan melalui penambahan kegiatan ekstrakurikuler.”
![]() |
Penampilan Tari oleh Siswa-Siswi SDN Grogol I Diwek (ist) |
Tambahan
ini meliputi ekstrakurikuler Banjari, Tari, dan Pantomim, imbuh Hulwi Nushiyah.
Ketiga ekstrakurikuler ini ditambahkan memang mengacu beberapa hal. Pertama, untuk
ekstra Banjari memang menyesuaikan karakteristik masyarakat setempat yang
religius. Sehingga, ketika sudah ada pembiasaan Mulok Diniyah, Keagamaan, juga
Tahfidz, munculnya ekstrakurikuler Banjari semakin menegaskan dukungan sekolah
terhadap budaya religi di masyarakat.
“Kemudian
untuk Tari dan Pantomim, kami tujukan supaya anak-anak aktif berpartisipasi
dalam kompetisi FLS2N, lomba Seni dan Bahasa maupun lomba sejenisnya. Karena
memang, periode sebelum-sebelumnya anak-anak disini belum pernah mengikuti
lomba tersebut. Kalau ini tidak segera disikapi dengan penyediaan wadah dalam
ekstrakurikuler, maka anak-anak engga segera punya pengalaman. Ya semua ini semata
demi perubahan bagi anak-anak yang lebih baik,” ujar Hulwin Nushiyah.
Baca Juga : Bermain Peran Jadi Senjata Penangkis Perundungan
Demi
mengejar perubahan tersebut, ekstrakurikuler diselenggarakan setiap hari. Mulai
hari Senin-Jumat setelah jam pembelajaran selesai, selama satu sampai dua jam,
peserta didik mengikuti dua ekstrakurikuler yang diikuti sesuai pilihannya.
![]() |
Penampilan Pantomim. (ist) |
“Hasilnya
cukup memuaskan. Selain perolehan beberapa trofi harapan di tingkat kecamatan
dari lomba keagamaan dan seni, masyarakat dan pemerintah desa cukup antusias
menyambut perubahan ini. Dari yang awalnya tidak ada Tari, Pantomim, Banjari, dan
sekarang ada, anak-anak jadi sering diikutkan untuk mengisi acara di desa,”
imbuh Hulwin Nushyiah.
Baca Juga : Guru : Figur Mulia yang Mulai Luntur ?
Guru Kelas IV SDN Grogol I Diwek, Vifin Sholfiatun Nur Hidayah, S.Pd. juga menambahkan, arah perubahan yang telah diwujudkan SDN Grogol I Diwek ini, tak terlepas dari program Sekolah Penggerak. Lewat Sekolah Penggerak, kreativitas, pemahaman, motivasi, sampai suntikan dana untuk mewadahi bakat minat peserta didik bisa berjalan optimal.
Ekstrakurikuler Banjari yang Tampil di Acara Desa Grogol.
(ist)
“Yang masih jadi tantangan itu menumbuhkan kepedean anak-anak ketika berlomba. Beberapa mereka ragu dan takut. Tetapi pelan-pelan, setelah kami motivasi, mereka mulai percaya diri. Seleksi macam FLS2N dan lomba Bahasa dan Seni di tingkat kecamatan sudah mereka rasakan dan telah terbiasa pada situasinya. Jadi, perubahan ini bagi kami dan masyarakat memang cukup berarti,” tandas Vifin Sholfiatun Nur Hidayah. ■ donny darmawan