BANDAR KEDUNGMULYO - Apa yang terlintas dalam pikiran kita, ketika mendengar kata ekstrakurikuler di sekolah ?. Sudah pasti, gambaran yang ada adalah kegiatan berupa seni, olahraga, keagamaan, atau kegiatan sejenisnya. Dimana semuanya ditujukan untuk unjuk kompetensi atau penjaringan prestasi dari segi akademik maupun non-akademik.


Baca Juga : Arah Perubahan SDN Grogol I Diwek


Tetapi, pernahkah terbayang dan terfikirkan bahwa kegiatan ekstrakurikuler juga bisa memuat aktivitas keseharian anak saat di rumah ?. Seperti melipat, menyeterika baju, menyulam kancing, sampai memasak. Jika belum, SDN Kayen Bandar Kedungmulyo sudah mulai melakukannya.


Siswa Sedang Melipat Baju.
(ist)

Dijelaskan oleh Kepala SDN Kayen Bandar Kedungmulyo, Samiadi, S.Pd. saat ditemui Majalah Suara Pendidikan pada (8/7/2024) lalu, bahwa, alasan diadakannya ekstrakurikuler yang dinamai Kemandirian dan Kewirausahaan ini, memang gayung bersambut dengan kondisi zaman. Artinya, di sekolah anak-anak tidak hanya belajar mata pelajaran. Tetapi juga diajari keterampilan keseharian yang sederhana nan memiliki nilai guna.


Baca Juga : Menumbuhkan Minat Literasi Siswa Siswi Lewat Canva


“Awalnya itu ya, kami survei ke anak-anak. Dari guru dan saya sendiri tanya ke mereka. Siapa yang sudah bisa mencuci, menyeterika ? ternyata memang sedikit. Nah, dari sini kami berembuk dengan paguyuban wali murid, untuk memberikan bekal keterampilan dalam ekstrakurikuler. Syukur, disambut positif dan sudah tahun ini berjalan,” ujar Samiadi.


Siswa Berlatih Keterampilan Melipat Baju.
(ist)

Ditambahkan oleh Samiadi, ekstrakurikuler Kemandirian dan Kewirausahaan ini sengaja dikhususkan untuk peserta didik kelas VI. Sengaja demikian, karena Samiadi dan para guru ingin, peserta didiknya yang menginjak fase remaja, mampu mandiri dalam kesehariannya.


Baca Juga : Menciptakan Pembelajaran Bermakna Adalah Tugas Guru


“Disamping itu, kami juga ajarkan kewirausahaan. Pada praktiknya, kegiatan memasak disini menjadi kuncinya. Jadi, anak-anak juga kami motivasi agar tak hanya menjadi konsumen. Tetapi juga harus memiliki jiwa wirausaha. Supaya, kedepannya punya bekal sesuatu yang bisa dihasilkan dari keterampilannya memasak atau mengkaryakan sesuatu,” imbuh Samiadi.

Siswi Berlatih Menyetrika Baju.
(ist)

Selanjutnya, Guru Kelas VI A SDN Kayen Bandar Kedungmulyo, Dwi Nurhayati, S.Pd yang menjadi pembina ekstrakurikuler Kemandirian dan Kewirausahaan ini, juga turut bercerita. Dipaparkannya, peserta didik memang begitu antusias. Dalam pertemuan satu minggu sekali, materi yang beragam mulai dari memasak, membuat kerajinan, menjahit, diikuti dengan seksama.


“Karena bagi anak-anak ini hal yang baru. Dimana mereka harus mampu berlatih, memecahkan masalah keseharian. Sederhana memang. Misalnya saja, menjahit kancing baju. Jika anak sudah terbiasa, maka karakter kemandiriannya akan terbentuk lewat praktik dan contoh nyata. Bahkan, dari materi memasak, beberapa anak sudah menitipkan hasil keterampilannya membuat minuman, untuk dititipkan di koperasi. Dalam prosesnya ini, kami juga melibatkan paguyuban. Sehingga anak diawasi proses pembuatannya, sampai dengan cara menghitung biaya produksi, dan keuntungannya,” jelas Dwi Nurhayati.


Baca Juga : Menumbuhkan Karakter Religius Peserta Didik Melalui Linmas Indah


Sementara itu, Guru Kelas VI B SDN Kayen Bandar Kedungmulyo, Achamad Sudarsono, S.Pd. juga melihat perkembangan yang positif dari hasil ekstrakurikuler Kemandirian dan Kewirausahaan ini. Selain percaya diri, dan mandiri, peserta didik juga lebih giat dan aktif berkegiatan. Salah satunya, ketika pembuatan Eco-Brick.


Kegiatan Wirausaha oleh Siswa-Siswi.
(ist)

“Kalau waktu Eco-Brick, anak-anak sudah mampu memilah sampah. Cepat memahami tujuan dan fungsi Eco-Brick. Jadi ini juga hasil dari karakter yang tumbuh atas penanaman kemandirian dan kewirausahaan bersama para guru juga dukungan dari orang tua,” tandas Achamad Sudarsono. ■ donny darmawan

Lebih baru Lebih lama