PERAK - Kondisi kemampuan menulis siswa di SD masih rendah, hal ini disebakan oleh beberapa faktor. Faktor yang pertama adalah rendahnya peran guru dalam membina siswa agar terampil menulis. Dalam pembelajaran menulis seharusnya dapat melatih siswa untuk mengemukakan ide – idenya, namun hal ini masih belum dapat dilaksanakan dengan baik dalam kegiatan pembelajaran.
Baca Juga : Bagaimana Kemerdekaan Pendidikan Inklusif yang Sebenarnya ?
Di sisi lain, guru juga tidak melakukan penilaian dengan tepat terhadap kemampuan menulis siswa. Hal ini dikarenakan guru hanya melakukan penilaian berdasarkan banyak sedikitnya tulisan yang dihasilkan, kerapian tulisan, dan faktor lain yang tidak esensial. Penilaian tersebut bukan merupakan yang ideal, karena tidak dapat membangun kemampuan menulis siswa.
Faktor selanjutnya yang menyebabkan rendahnya kemampuan menulis siswa adalah pendekatan yang digunakan dalam kegiatan menulis kurang tepat. Secara umum guru masih banyak yang menggunakan pendekatan gramatis sebagai pendekatan utamanya. Dalam pendekatan ini, siswa lebih cenderung mempelajarai tata bahasa dibandingkan menuangkan ide – idenya dalam menulis.
Sehingga siswa akan cenderung malas untuk menulis karena dia harus mempelajari mengenai tata bahasa terlebih dahulu. Atas kondisi inilah, kegiatan menulis di sekolah harus diperbaiki. Guru harus bisa menerapkan metode pembelajaran menulis yang tepat kepada siswa, selain itu juga dapat didukung dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik agar siswa dapat belajar dengan baik. Dengan memunculkan inovasi-inovasi baru dalam kegiatan belajar mengajar, siswa akan tidak mudah bosan ketika menerima materi-materi yang dijelaskan oleh guru.
Baca Juga : Perang Yarmuk : Manifestasi Santri Peduli Gambus Misri
Seperti upaya yang dilakukan pada siswa Kelas 6 SD Negeri
Cangkringrandu untuk mengasah kemampuan menulis siswanya
yaitu dengan menggunakan media pembelajaran. Hal ini dilakukan untuk mengembangkan kreativitas
yang ada pada diri siswa.
Komik adalah salah satu cara yang menyenangkan untuk mengungkapkan ide, cerita, dan emosi. Bagi siswa kelas 6, menggambar komik dapat menjadi alat yang efektif untuk mengembangkan keterampilan seni, berpikir kreatif, dan mengekspresikan diri. Dalam era digital saat ini, salah satu platform Canva menjadi mudah digunakan untuk memfasilitasi pembelajaran secara kreatif.
Dalam praktiknya, penerapan Canva kami wujudkan dalam pembelajaran kreatif dengan membuat Komik. Menggambar komik memiliki banyak manfaat pendidikan. Terutama untuk siswa kelas 6 yang berada pada masa perkembangan yang penting dalam kehidupan mereka.
Baca Juga : Guru Harus Menciptakan Pembelajaran Bermakna
Diantaranya : berfikir kreatif, terampil berliterasi, dan mengekspresikan diri.
Canva menyediakan berbagai
templat komik yang dapat digunakan sebagai dasar untuk karya
siswa. Templat ini mencakup planel-planel kosong, balon dialog, dan berbagai
elemen desain yang dapat disesuaikan.
Penggunaaan alat desain yang mudah. Canva dirancang agar mudah
digunakan bahkan oleh para pemula. Siswa dapat dengan cepat mengganti warna,
menambah gambar, membuat teks dalam komik mereka dengan alat-alat yang
intituitif.
Contoh Komik Siswa (ist) |
Berkolaborasi secara online. Siswa dapat bekerja sama dalam
proyek komik mereka, bahkan jika
mereka berjauhan. Canva memungkinkan pengguna untuk berkolaborasi secara online, dan membuat proses belajar lebih
interaktif.
Baca Juga : SMP Darul Ulum 1 Peterongan Goes To Bangkok
Refleksi siswa dalam mengikuti pembelajaran menggambar komik menggunakan Canva adalah siswa mengikuti pembelajaran yang menyenangkan untuk mengembangkan keterampilan seni, berpikir kreatif, dan ekspresi diri. Melalui Platform ini memberikan aksesibilitas, alat desain yang mudah digunakan, dan berbagai fitur kolaborasi yang mendukung proses pembelajaran yang interaktif.
Penulis : Guru Kelas VI, SDN Cangkringrandu Perak, Lilis Nur Farida, M.Pd.
*) Tulisan telah disunting oleh Redaksi Majalah Suara Pendidikan untuk penyesuaian sistematika penulisan, ejaan, dan bahasa.