DIWEK - Ibarat sebuah fondasi, kurikulum dan metode pembelajaran di dalamnya menjadi begitu penting untuk membangun dan menuntun arah kompetensi siswa-siswi. Untuk itulah, SMP Tarbiyatunnasyiin Paculgowang Diwek dalam hal ini tidak setengah-setengah dalam meramu kurikulum yang ada. Baik kurikulum lingkup pesantren, maupun kurikulum merdeka yang telah dicetuskan oleh Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi.
Ditemui
pada (10/10/2024) di ruang kerjanya, Kepala SMP Tarbiyatunnasyiin Paculgowang
Diwek, Sholihul Mu’minin, S.Pd. menjabarkan bahwasannya, dari ramuan kedua
kurikulum tersebut, hasilnya cukup signifikan bagi perubahan di sekolahnya.
Baik fisik maupun non-fisik.
Yuk Baca : Masihkah Relevan Belajar Menggunakan Buku Cetak ?
“Kalau
segi fisik, pembenahan dan upgrade sarana
prasarana sudah berjalan dua tahun lalu sejak 2018. Ini juga buah dari hasil
kerjasama dari komite sampai dukungan wali santri. Kemudian, aspek perubahan
dari kurikulumnya, pemantaban Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5)
yang sudah berjalan sesuai koridornya,” ujar Sholihul Mu’minin.
Kegiatan Pratik Belajar SMP Tarbiyatunnasyiin
Paculgowang Diwek.
(ist)
Ditanyai
lebih lanjut, perihal koridor implementasi P5 di SMP Tarbiyatunnasyiin
Paculgowang Diwek, Sholihul Mu’minin mengakui, ada perbedaan P5 di sekolahnya
dengan sekolah lainnya. Pun perbedaan ini terletak cukup mendasar.
“Yang terpenting anak-anak di sini harus belajar dengan menyenangkan.” – Kepala SMP Tarbiyatunnasyiin Paculgowang Diwek, Sholihul Mu’minin, S.Pd.
“Sejak
awal sekolah kami di program Sekolah Penggerak, perjalanan penerapan P5 tidak
kami tekankan pada produk. Tetapi mengutamakan penilaian proses dan tumbuh
kembang karakter siswa-siswi dalam tiap tema yang projeknya. Adapun metodenya,
dalam pelaksanaan projek setiap harinya ada dua guru yang menjadi fasilitator
untuk meninjau perkembangan karakter siswa-siswi di tiap kelompok. Sehingga,
sedari awal projek kita sudah rencanakan secara detail dan matang,” tutur
Sholihul Mu’minin.
Yuk Baca : Sudah Tahu Makna Megengan ?
Menariknya
lagi, saat tema P5 Suara Demokrasi, para guru dan siswa-siswi memilih untuk
membedah peraturan sekolah yang dilaksanakan di seluruh kelas.
Kegiatan Belajar di SMP Tarbiyatunnasyiin
Paculgowang Diwek.
(ist)
Lebih
lanjut, Guru Pendidikan Agama Islam SMP Tarbiyatunnasyiin Paculgowang Diwek,
Barorotul Bariroh, M.Pd. menambahkan, “Sebelumnya adanya P5 sebenarnya kita
sudah punya buku pribadi siswa-siswi yang isinya adalah tentang poin prestasi
dan pelanggaran saat di sekolah. Berhubung ada P5, akhirnya kami ubah dengan
mengajak siswa-siswi ini mendiskusikan, mengusulkan, dan menyepakati tentang
poin prestasi dan pelanggaran beserta konsekuensinya jika melanggar. Dampaknya
pun cukup baik. Disiplin positif siswa-siswi terbentuk, sejalan pula dengan
literasinya. Sebab di awal ada argumentasi, penalaran, kekritisan, dan
demokrasi yang menjadi kesepakatan bersama.” ■donny darmawan