KUDU - Nuansa bulan Ramadan telah begitu terasa. Dan banyak cara yang dilakukan masyarakat muslim untuk menyambut datangnya buln suci ini. Diantara cara yang sudah lazim dilakukan oleh masyarakat muslim, khususnya di Jawa, adalah dengan tradisi Megengan. Kata megengan ini berasal dari kata ‘megeng’ yang dalam bahasa Jawa maknanya ialah menahan.


Makna yang sama, juga ada dalam kata Shiyam, dalam bahasa Arab ini artinya juga menahan. Sesuai artinya, pada bulan Ramadan, umat islam diperintahkan untuk berpuasa dengan jalan menahan diri. Dan, juga mengekang perbuatan dan tingkah laku yang dapat menggugurkan pahala dari puasa.  

 

Yuk Baca : Bagaimana Nasib Pendidikan Kita Setelah Terkena Efisiensi ?


Maka tidak asing lagi bagi umat Islam yang ada di Jawa, khususnya yang berada dusun, setiap menjelang datang Ramadan mereka akan disibukkan dengan tradisi Megengan ini. 


Pembukaan Megengan di SDN Kepuhrejo I Kudu.
(ist)

Menariknya, Megengan ini juga meliputi tradisi lain di dalamnya. Sebagaimana yang penulis uraikan berikut ini : 


Pertama, Megengan selalu ditandai dengan prosesi ziarah / nyadran / atau nyekar ke makam leluhur dan ahli kubur. Prosesi ini dilakukan guna mendoakan para ahli kubur mereka. Manfaat dari ziarah kubur selain mendoakan ahli kubur yang telah wafat, juga menjadi pengingat bagi diri. Bahwa kita juga akan mengalami kematian, dan jasad kita yang diciptakan dari tanah akan kembali ke tanah. Nilai hikmah seperti apa yang bisa kita ambil dari sini ?. Tentu kita tak boleh congkak sombong. Toh, akhirnya jasad kita akan terkubur tanah. 


Kedua, Megengan juga selalu identik dengan kenduri Apem. 


Yuk Baca : Ini Kisah Bu Meisa yang Melawan Bully Lewat Budaya Literasi


Uniknya, Apem ini sendiri tidak setiap hari bisa didapatkan. Bagi masyarakat Jawa, Apem telah identik sebagai jajanan yang syarat makna. 


Susana Khidmat Saat Megengan.
(ist)

Sebab, sedari penamaannya, kue Apem konon berasal dari serapan kata Afwan, yang berarti permohonan maaf. Mengapa Afwan bisa berubah menjadi Apem ? bisa jadi, karena lidah orang jawa melisankannya dari makna Afwan itu sendiri.


Berdasarkan makna dari sebuah Apem, hendaknya kita menyiapkan diri kita guna menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan secara khidmat dengan meminta maaf dan memaafkan. Dengan meminta maaf, tentu tidak membuat  harga diri kita jatuh.


Yuka Baca : Mengapa Anakku Begini ?


Justru ini menunjukkan kerendahan hati dan sikap jujur kepada diri sendiri serta mengakui kesalahan dan kekhilafan kita pada sesama. 


Penyerahan Apem Secara Simbolis.
(ist)

Akhir kata, Megengan ini selalu mengandung pesan untuk diilhami bagi pribadi guna bermuhasabah dan instropeksi dalam menjalani ibadah Ramadan. Sekaligus, ini juga sebagai hasanah perekat kerukunan antar sesama guna mewujudkan masyarakat yang tentram dan hidup dalam suasana gotong royong yang penuh berkah dan kedamaian.


Penulis : Guru Pendidikan Agama Islam, SDN Kepuhrejo I Kudu, Hartono, S.Pd.


*) Esai telah disunting untuk penyesuaian sistematika, ejaan, dan bahasa yang sesuai dengan standar Redaksi Majalah Suara Pendidikan

Lebih baru Lebih lama