JOMBANG - Semenjak Asesmen Nasional (AN) diberlakukan empat tahun lalu, berliterasi menjadi salah satu program maupun kegiatan yang dimunculkan kembali oleh banyak sekolah. Sebabnya, dalam AN, capaian literasi menjadi tolok ukur utama yang digunakan untuk mengukur kompetensi siswa-siswi selama pembelajaran. Sekaligus, menilai mutu pembelajarannya.
Selang
empat tahun pasca AN diberlakukan, perolehan mutu literasi di banyak sekolah
juga beragam. Ada yang mendapat nilai dengan indikator hijau di rapor
pendidikan sekolahnya, ada juga yang merah nilainya.
Yuk Baca : Bagaimana Dampak Seringnya Banjir di SDN Perak II ?
Pada perolehan kedua, SDN Dapurkejambon III Jombang mendapati penurunan kompetensi literasi siswa-siswinya sebesar 63% sewaktu pelaksanaan AN di tahun pelajaran 2023-2024. Atas hasil ini, evaluasi pun dilakukan.
Kepala SDN Dapurkejambon III Jombang, Arifatul Munafiyah, S.Pd. menjabarkan, evaluasi yang ada dirupakan dalam bentuk pembaruan program pembiasaan berliterasi bagi 48 siswa-siswinya. Mulai dari Kelas I-VI.
Suasana Membaca Terbimbing di SDN
Dapurkejambon III Jombang
(ist)
“Ketika mendapati adanya penurunan nilai literasi di AN tahun pelajaran 2023-2024, saya dan satu guru di sini diikutkan Bimtek penguatan literasi bagi sekolah, di Surabaya selama tiga hari, pada akhir tahun 2023 lalu. Melalui Bimtek ini, saya dan seluruh guru akhirnya merubah kegiatan berliterasi menjadi pembiasaan yang berbeda,” ujar Arifatul Munafiyah.
Disinggung
seperti apa perbedannya, perempuan berkacamata ini menjelaskan, pembiasan
berliterasi di sekolahnya tidak menggunakan buku-buku yang berisi metode
pembelajaran. Melainkan buku cerita dan dongeng yang terbagi dalam fase 1-3.
Yuk Baca : SDN Kepuhrejo I Kudu Luncurkan Brand Baru ? Apa Itu ?
“Jadi,
sesudah mengikuti Bimtek, kami mendapat bantuan 200 buku dari pemerintah pusat.
Sudut baca di tiap kelas pun kami buat. Kemudian pembiasannya, anak-anak kami
ajak membaca setiap pagi sebelum pembelajaran. Di sini, buku yang dibaca
anak-anak kami sesuaikan dengan kemampuannya dalam membaca dan memahami isinya.
Pembagian fase 1-3 inilah yang menentukan kemampuan anak ketika membaca,” imbuh
Arifatul Munafiyah.
Dewan Guru SDN Dapurkejambon III Jombang
(Donny)
Ditambahkan oleh Guru Kelas II SDN Dapurkejambon III Jombang, Retna Refi Sri Saraswati, S.Pd. upaya peningkatan capaian literasi bagi siswa-siswinya turut dilandasi dengan metode membaca terbimbing.
Yuk Baca : Sekolah Primadona ? Yang Bagaimana ?
“Konsep membaca terbimbing ini untuk kelas I dan II. Guru yang mendongeng, anak-anak dilatih mengetahui ceritanya. Sekalipun terlihat mudah, tapi kenyatannya ini menjadi tantangan besar bagi kami. Untuk membudayakan literasi, memahamkan pentingnya peran orangtua dalam mendukung pendidikan anaknya, dan membangun mutu pendidikan serta pembelajaran yang berkualitas, walau SD kami tidak besar,” tandas perempuan yang akrab disapa Bu Refi ini. ❏ donny darmawan