JOMBANG - Usai Kurikulum Merdeka dicetuskan oleh Nadiem Makarim, kini Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti, telah meluncurkan pembaruan kurikulum dengan tajuk Deep Learning.


Di tengah pembaruan ini, Forum Musyawarah Guru dan Bimbingan Konseling (MGBK) SMP Negeri dan Swasta se Kabupaten Jombang, pada (28/5/2025) menghelat seminar Deep Learning Dalam Layanan BK Untuk Mencegah dan Menanggulangi Kekerasan di Satuan Pendidikan, sekaligus pelantikan kepengurusan MGBK SMP Negeri dan Swasta se Kabupaten Jombang Periode 2025-2028.


Yuk Baca : Apa Itu Voice In Action Dari SMP Muhammadiyah Boarding School Bareng ?


Bertempat di Aula I Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Jombang, kegiatan ini dihadiri seluruh 127 MGBK SMP Negeri dan Swasta se Kabupaten Jombang.


Tak lupa, dalam seminarnya pula, Pembina MGBK SMP Negeri dan Swasta se Kabupaten Jombang, Winarko, M.Pd. di dapuk menjadi pemateri pencegahan kekerasan di sekolah. Kemudian, Pengawas SMP Disdikbud Kabupaten Jombang, Syaiful Amin, M.Pd. menjadi pemateri untuk pembedahan Kurikulum Deep Learning.


Pembukaan Acara
(ist)

Lalu apa kaitan Kurikulum Deep Learning dengan layanan Bimbingan Konseling ?


Menjawab pertanyaan ini, Ketua Forum MGBK SMP Negeri dan Swasta se Kabupaten Jombang Periode 2022-2025, Makhshushotin, S.Pd. menjelaskan, kasus kekerasan dan perundungan di Indonesia telah berada di persentase 48%. Terbesar, kejadiannya terjadi di sekolah.


Yuk Baca : Karakter Yang Kuat Antarkan SMP Budi Utomo Juara Pencak Silat


"Sejalan dengan Kurikulum Deep Learning yang menekankan suasana belajar yang nyaman, maka layanan konseling juga mesti menyenangkan. Serta mengajak siswa-siswi untuk di bimbing mengetahui sumber masalahnya dan pemahaman terhadap masalahnya. Dan ini penting untuk MGBK, karena Deep Learning tidak hanya berlaku bagi Mata Pelajaran (Mapel) saja,” ujar Makhshushotin.


Lebih lanjut, perempuan yang juga menjabat sebagai Wakil Kepala Bidang Kesiswaan, SMP Negeri 1 Kesamben ini menjabarkan, melalui Kurikulum Deep Learning, kedepannya layanan konseling akan bisa bersinergi dengan Mapel lainnya.


Penandatanganan Berita Acara
Serah Terima Pengurus MGBK
(ist)

“Karena, pada sebelum-sebelumnya layanan konseling masih terbatas waktunya. Nah dengan Kurikulum Deep Learning ini siswa-siswi akan leluasa waktunya untuk berkonsultasi, Tentu dengan seizin dan koordinasi dengan guru mapel. Setidaknya dengan waktu konseling yang agak panjang, siswa-siswi bisa memahami akar permasalahannya dan solusinya. Supaya kekerasan ataupun perundungan tidak terjadi berulang di sekolah,” imbuh Makhshushotin.


Yuk Baca : Pendidikan Karakter di Era Digital : Viral atau Bermoral ?


Sementara itu, Kepala Bidang Pembinaan Ketenagaan Disdikbud Kabupaten Jombang, Abdul Majid, S.Psi. dalam sambutannya menyampaikan, harapannya Guru BK mampu melaksanakan layanan yang mendalam, bermakna dan menyenangkan. Sehingga Guru BK mampu mendampingi, memecahkan permasalahan siswa-siswi, mengurangi kasus kekerasan dan perundungan di sekolah.


Terakhir, Pembina Forum MGBK SMP Negeri dan Swasta se Kabupaten Jombang, Winarko, M.Pd. mengungkapkan, dalam rangka pengoptimalan layanan BK di sekolah untuk penanganan kekerasan dan perundungan, maka Disdikbud Kabupaten Jombang wajib meningkatkan rasio jumlah Guru BK baik di SMP Negeri maupun Swasta.


Pemaparan Materi
(ist)

Ini menjadi penting, sebab dengan rasio yang ideal, maka layanan dan bimbingan konseling yang optimal bisa tercapai di sekolah. ❏ donny darmawan

Lebih baru Lebih lama