SUMOBITO - Hingga liputan ini ditulis, kasus Bullying/Perundungan di sekolah masih menjadi benang kusut yang sulit terurai. Komisi Perlindungan Anak Indonesia sepanjang tahun 2023 telah mencatat, terdapat 3.800 kasus Bullying di Indonesia, dimana separuhnya terjadi di lingkup sekolah maupun pesantren.
Di
tahun yang sama, Kepala SDN Brudu Sumobito, Siti Maisaroh, S.Ag., M.Pd. telah
menghasilkan satu buku berjudul Cerita
Anak Berkarakter Anti Bullying. Ditemui di ruang kerjanya pada (14/8/2024)
lalu, perempuan berhijab ini berkisah, proses pengkaryaan buku yang berisi 11
kisah karakter anti Bullying ini dikerjakan selama satu tahun. Sepanjang tahun
2022 lalu.
Baca Juga : Sudah Tepatkah Pendidikan Kita Menggunakan AI ?
“Meski tergolong dalam kumpulan cerpen, tetapi saya menuliskannya harus berdasarkan analisa permasalahan yang muncul dari kelas I-VI. Nah dari hasil analisa bersama guru kelas inilah, akhirnya saya angkat tiga isu utama Bullying. Diantaranya Bullying Verbal (Bully Lewat Ucapan), Cyber Bullying (Bully Lewat Sosial Media, serta Relasional (Pertemanan),” tutur Siti Maisaroh.
![]() |
Karya Siti Maisaroh. (Donny) |
Siti Maisaroh menambahkan, motivasi menangkal Bullying melalui literasi ini juga didasari karena minimnya akses dan model implementasi anti Bullying yang konkret baik dari Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi maupun Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Jombang.
“Sehingga yang terjadi di lapangan, guru maupun anak tidak mendapat gambaran kepastian seperti apa bentuk, jenis, dan penanganan Bullying. Akhirnya, bentuk konkret yang sudah kami terapkan di SDN Brudu Sumobito untuk membendung Bullying ini adalah dengan menambahkan capaian pembelajaran di setiap mata pelajaran tentang Anti Bullying. Pedomannya tentu dari buku ini. Jadi, tujuan pembentukan karakter Anti Bullying juga mencakup dunia literasi sebagai pedoman model atau contohnya,” imbuh Siti Maisaroh.
“Lingkungan sekolah yang baik harus menciptakan kenyamanan belajar sekaligus membentuk karakter anak anti bullying.” – Siti Maisaroh
Ditanyai
perihal hasilnya, Siti Maisaroh yang sudah memimpin SDN Brudu Sumobito sejak
2018 ini, menjawab, harmonisasi lingkungan dengan sekolah sudah terbangun
dengan baik. Sebab, buku Cerita Anak
Berkarakter Anti Bullying yang dijadikan pedoman pembentukan karakter dan
tradisi berliterasi juga diberikan ke orang tua untuk mengontrol capaian
pembelajaran anaknya saat di rumah.
Baca Juga : 100 Tahun Pramoedya Ananta Toer : Karyanya Abadi
Siti
Maisaroh melanjutkan, “Saat ini kecenderungan anak-anak melakukan tiga jenis
Bullying tadi sudah berkurang. Contohnya, dari relasi pertemanan terkadang anak
membentuk kelompok sendiri. Ini memang terjadi sebelum adanya buku dan masuknya
capaian pembelajaran karakter Anti Bullying. Sesudahnya, ketika orang tua juga
terlibat dalam kontrol Anti Bullying, ada testimoni yang mengatakan bahwa
pertemanan kelompok ini sudah melebur dan mencair. Jadi dampak baiknya, sudah
bisa langsung dilihat dan dirasakan oleh orang tua, serta menguatkan motivasi
belajar anak-anak bersama guru agar sekolah menjadi tempat yang nyaman.”
![]() |
Siti Maisaroh Ketika Menerima Piagam Penghargaan. (ist) |
Atas dedikasi melawan Bullying tersebut, Siti Maisaroh akhirnya mendapat ganjaran Jawara I Kepala Sekolah Berprestasi jenjang SD 2024 Kabupaten Jombang.
Baca Juga : Hebat ! SMP Darul Ulum 1 Peterongan Kembali Berprestasi di Kancah ASEAN
“Ini menjadi penanda penting, bahwa penanaman Budi Pekerti di era saat ini menjadi satu hal yang relevan. Bermakna dan bernilai luas, ketika dapat dikembangkan ke dunia literasi,” tutup Siti Maisaroh. ❏ donny darmawan