Aku bisa belajar, dari ilmumu,
kamu bisa belajar dari yang ku tahu,
belajar, bergerak, bermakna
(Andien & Friends – Semua Murid Semua Guru)
MOJOAGUNG - Penggalan lirik lagu tersebut menjadi bahan perbincangan seorang teman yang merupakan salah satu pemilik Taman Baca Masyarakat yang ada di salah satu desa di Kecamatan Diwek.
Dia mengatakan, “Berarti kedudukan murid sudah sama dengan guru ?”. Dari sini, memang tidak mudah memahamkan semua orang apa pengertian tentang semua murid semua guru.
Kalimat tersebut seolah dipahami menyamaratakan kedudukan seorang murid dengan guru. Tidak ada batasan lagi antara murid dan guru. Apa gunanya sekolah jika sudah tidak ada pembeda antara murid dan guru ?.
Baca Juga : Belajar Pendidikan Lingkungan dari Jepang
Padahal, semua murid semua guru memiliki makna bahwa semua orang, benda, peristiwa, dan segala hal di sekitar kita dapat menjadi sumber belajar kita. Belajar tidak lagi terbatas pada ruang kelas, belajar tidak lagi harus ada murid dan guru, dan guru bukan lagi menjadi sumber satu-satunya untuk kita dapat belajar.
Karena guru juga manusia yang dapat melakukan kesalahan, dan kesalahan tersebut dapat diperbaiki melalui refleksi guru bersama murid begitu juga sebaliknya.
Seperti halnya beberapa pengalaman penulis selama mengajar kelas VI, terdapat murid dengan percaya diri meminta izin untuk menyelesaikan soal matematika dengan caranya sendiri yang gurunya tidak pernah memikirkan cara itu sebelumnya.
Baca Juga : Anggaran Pendidikan Nasional Berkurang 15,7 Triliun
Dia memiliki cara yang lebih sederhana untuk menyelesaikan soal tersebut daripada gurunya. Dari murid tersebut, saya memiliki pengetahuan baru menyelesaikan soal matematika dengan cara lain yang lebih sederhana dari sebelumnya.
Semenjak saat itu, saya tersebut terbiasa memberikan kebebasan kepada murid untuk menemukan cara belajar yang lebih mereka pahami dan membagikannya di depan kelas sebagai tambahan pengetahuan bagi saya dan teman- teman meraka di dalam kelas.
Lailatul Fitriyah, S.Pd.
Kepala SDN Kademangan Mojoagung
(Donny)
Saya juga terbiasa berdiskusi bersama untuk menemukan cara terbaik untuk belajar sesuai kemampuan dan gaya mereka. Hal tersebut juga dilakukan bersama guru lain baik yang lebih senior maupun yang seumuran untuk menanyakan seputar dunia pengajaran atau mata pelajaran yang kurang dipahami sebelum mengajar di kelas.
Baca Juga : JCC 2024 : Ajang Promosi Seni dan Budaya Kota Santri
Selang waktu, metode tersebut digunakan untuk mencoba menjadikan wali murid menjadi sumber belajar. Bentuknya beragam. Mulai dari membangun tempat wirausaha di sekitar sekolah, tenaga medis serta aset lain yang ada di sekitar sekolah, untuk dikelola menjadi sumber belajar murid.
Hal tersebut menjadikan respon wali murid sangat baik terhadap kegiatan belajar di sekolah. Walhasil, paguyuban wali murid terbentuk atas dasar inisiatif wali murid sendiri. Guna membantu menyediakan kebutuhan belajar anak-anak.
Jajaran Guru SDN Kademangan Mojoagung
(Donny)
Akhirnya, Semua Murid Semua Guru memberikan kesempatan guru untuk menjadikan dirinya sebagai sumber belajar untuk muridnya, dan memberikan kesempatan murid serta lingkungannya sebagai sumber belajar untuk dirinya. Hal ini tentu tidak mengurangi peran seorang guru.
Baca Juga : Dongeng Jadi Senjata Penangkis Bully
Namun justru menambah nilai baik bagi seorang guru yaitu, kemauan seorang guru untuk meningkatkan kompetensinya melalui murid dan lingkungan sekitarnya. Serta membuka wawasan bagi lingkungan sekitarnya, bahwa seorang guru juga mau belajar untuk meningkatkan kualitas dirinya dalam mengajar dari siapa saja, kapan saja dan dimana saja. Belajarlah, karena semua murid semua guru.
Penulis : Lailatul Fitriyah, S.Pd. Kepala SDN Kademangan Mojoagung dan Fasilitator CGP Recognisi 09 Kabupaten Jombang.
*)Tulisan telah disunting oleh Redaksi Majalah Suara Pendidikan untuk Penyesuaian Sistematika Penulisan