JOMBANG - Di tengah tantangan yang dihadapi PSID Jombang dalam melanjutkan kompetisi di Liga 4, Jomber Curva Nord (JCN) tak lantas kehilangan semangat. Salah satu firm dalam JCN, Dissident Boys, mengambil inisiatif dengan menggelar Street Football pada (28/02/2025) di Alon Alon Jombang. Ini sebuah sikap, sekaligus perayaan kecil bagi kecintaan kami terhadap Sepak Bola yang tak pernah kehilangan gairahnya.
Sepak Bola jalanan ini bukan sekadar ajang permainan biasa. Ini adalah upaya dan simbol akuisisi ruang-ruang publik yang kosong atau tak terpakai. Lantas kami sebisa mungkin mengubahnya menjadi medium menumpahkan segala cinta, tempat di mana gairah sepak bola tetap menyala.
Yuk Baca : Apa Masih Relevan Belajar Pakai Buku Cetak ?
Meski
hanya beralaskan aspal dengan gawang dari sandal. Sepak Bola bagi kami bukan
sekadar hiburan. Ia adalah identitas, kebersamaan, dan mungkin sedikit pelarian
dari realitas kehidupan yang kian menekan.
![]() |
Laga Sepakbola Jalanan Dissident Boys. (ist) |
Seiring berkembangnya kota dan semakin terbatasnya ruang terbuka untuk bermain Sepak Bola, hadirnya Dissident Boys justru menjadi pengingat bahwa, Sepak Bola juga lahir dari jalanan. Sebelum ada stadion besar, sebelum ada sorotan lampu dan nyanyian suporter yang bergema, Sepak Bola secara historis telah lahir di sudut-sudut kota, dimainkan dengan penuh gairah tanpa aturan baku.
Dan,
Street Football membawa kembali
esensi ini. Dimana Sepak Bola adalah permainan, kebebasan, memupuk semangat
egaliter, menghapus sekat batasan sosial ataupun ekonomi.
Yuk Baca : Mutu Pendidikan Terancam Akibat Efisiensi Anggaran
Lebih dari sekadar ajang berkumpul, Street Football memang menjadi ruang bagi anak-anak muda untuk terus menyalakan api semangat hidup dalam kebersamaan. Bagi sebagian orang, ini mungkin hanya permainan sederhana.
![]() |
Bergawang Sandal. (ist) |
Tapi bagi kami yang bermain, ini adalah bagian dari pemaknaan hidup kami. Dimana setiap sentuhan bola, setiap umpan, dan setiap gol yang tercipta adalah perwujudan dari mimpi yang tak boleh padam.
Selain itu, Street Football bukan sekadar olahraga. Melainkan simbol dari perjuangan dan kebebasan. Di sini, Dissident Boys dan komunitas Sepak Bola jalanan lainnya terus membuktikan bahwa Sepak Bola bukan milik segelintir golongan, bukan hanya untuk mereka yang mampu menyewa lapangan mahal.
Yuk Baca : Kebenaran dan Keberanian Adalah Warisan Pramoedya Ananta Toer
Tetapi
sekali lagi, Sepak Bola adalah milik semua. Dan selama masih ada jalanan, dan
masih ada semangat yang tak mati, maka sepak bola akan terus hidup.
![]() |
Duel Perebutan Bola. (ist) |
Juga tak perlu stadion megah, tak perlu tribun berkarpet. Selama masih ada aspal dan sepasang sandal untuk dijadikan gawang, disitulah Sepak Bola akan selalu bergelora.
Karena pada akhirnya, Sepak Bola bukan tentang di mana ia dimainkan. Namun, Sepak Bola adalah soal bagaimana ia dirayakan.
Yuk Baca : Mbah Jen yang Setia Pada Keroncong
Dengan demikian, kegiatan ini lebih dari sekadar permainan. Ini adalah bentuk perlawanan terhadap semakin sempitnya ruang bagi masyarakat untuk menikmati Sepak Bola. Dissident Boys dan komunitas serupa membuktikan bahwa selama masih ada hasrat dan tekad, Street Football akan menjadi wadah kebebasan dan ekspresi. Sebagaimana marwah Sepak Bola yang berkobar di hati penggemarnya.
Penulis : Ariska Dwi Pramudya, (Penyuka Sepakbola)
*) Esai telah disunting untuk penyesuaian sistematika penulisan, ejaan, dan bahasa sesuai standar Redaksi Majalah Suara Pendidikan